Rusa timor, Satwa asli daerah Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku terancam keberadaannya karena perburuan liar. Namun di Semarang ada penangkaran yang berhasil melakukan konservasi di luar habitat aslinya.
Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor P.20/MENLHK/ SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang tumbuhan dan satwa yang dilindungi, rusa timor berada di urutan 32 sebagai satwa dilindungi.
Di Kota Semarang ada penangkaran rusa timor yang bisa dilihat masyarakat. Penangkaran tersebut kini berada di Waduk Pendidikan Undip, sebelumnya berada di dekat patung sapi Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (Undip).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari laman resmi Undip, hewan dengan nama latin Cervus Timorensis itu awalnya hanya dua pasang atau empat ekor rusa saat dimulai penangkaran pada tahun 2014. Jika ditotal, jumlah rusa timor di penangkaran Undip sudah mencapai 70 ekor, namun akibat perilaku alami rusa dalam persaingan mendapatkan pasangan, beberapa mati.
"Dengan pemantauan ketat dan perawatan yang sesuai, jumlahnya sempat mencapai 70 ekor. Namun dinamika alami dalam kelompok satwa liar tetap terjadi. Beberapa pejantan terlibat dalam perkelahian sengit untuk memperebutkan betina, yang akhirnya mengakibatkan kematian beberapa ekor rusa. Fenomena ini merupakan bagian dari perilaku alami rusa di alam liar maupun di penangkaran," tulis Undip dikutip dari undip.ac.id dan sudah diizinkan pihak kampus, Sabtu (19/4/2025).
![]() |
Hingga bulan Maret 2025 tercatat masih ada 60 ekor rusa termasuk rusa generasi awal. Rusa timor merupakan salah satu hewan yang terancam keberadaannya karena perburuan liar, oleh sebab itu Undip melakukan konservasi ex- situ atau di luar habitat alami.
"Keberadaannya semakin terancam akibat perburuan liar dan hilangnya habitat alami. Sebagai upaya pelestarian, berbagai upaya konservasi dilakukan. Salah satunya melalui penangkaran rusa timor di Undip, termasuk konservasi ex-situ," tulis pihak Undip.
Rusa timor memiliki ciri khas tubuh yang ramping, tanduk bercabang pada rusa jantan. Hewan ini memiliki kemampuannya beradaptasi di berbagai lingkungan.
Bagi masyarakat yang mau melihat rusa timor di waduk Undip, bisa datang dan berjalan dari gerbang Waduk menuju lokasi penangkaran yang tidak terlalu jauh. Saat detikJateng mengunjungi penangkaran tersebut, para rusa merespons seperti menghampiri dinding kandang penangkaran. Dalam penangkaran itu terlihat juga beberapa rusa masih berusia muda.
Pengamat rusa, sekaligus dosen Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) UNDIP, Daud Samsudewa, mengatakan pengunjung harus tetap memperhatikan proses konservasi, contohnya tidak sembarangan memberikan makanan kepada mereka.
"Bukan hanya masyarakat Tembalang yang boleh mengunjungi namun juga masyarakat daerah lain. Namun, menjadi sangat penting untuk pengunjung memperhatikan proses konservasi seperti menjaga ekosistem alami agar tetap berfungsi dengan baik, melindungi dan memperhatikan kesehatan satwa dengan memberi makanan yang diizinkan yaitu sayuran dan rumput," kata Daud dalam keterangannya.
![]() |
Apa yang dimakan oleh para rusa itu sangat diperhatikan. Jangan sekali-kali memberi plastik atau buah yang berbiji keras karena hal itu bisa mengakibatkan gangguan pencernaan bahkan menyebabkan kematian karena bahan tersebut tidak dapat dicerna.
"Jangan beraktivitas yang dapat menimbulkan suara keras dan menyebabkan stres pada rusa timor seperti menyalakan petasan, knalpot brong, dan sebagainya. Pengunjung di larang masuk ke dalam kandang, cukup melakukan aktivitas dari luar kandang," ujarnya.
Penangkaran tersebut juga menjadi ajang ekowisata edukatif. Dengan hal itu Undip juga mendapat peringkat dua dalam sistem pemeringkatan universitas dunia berdasarkan komitmen dan aksi nyata dalam bidang keberlanjutan lingkungan yaitu UI Greenmetric.
(apl/apl)