·ÉËÙÖ±²¥

Waduh! Peternak Sapi Boyolali Buang Puluhan Ton Susu Tiap Hari gegara Tak Laku

Waduh! Peternak Sapi Boyolali Buang Puluhan Ton Susu Tiap Hari gegara Tak Laku

Jarmaji - detikJateng
Jumat, 08 Nov 2024 17:01 WIB
Pengepul susu bagi=bagi susu segar gratis ke masyarakat di Simpang Lima Boyolali, Jumat (8/11/2024).
Pengepul susu bagi-bagi susu segar gratis ke masyarakat di Simpang Lima Boyolali, Jumat (8/11/2024). Foto: Jarmaji/detikJateng
Boyolali -

Dunia peternakan sapi perah di Boyolali bergejolak. Para peternak dan pengepul mengeluhkan produksi susunya tidak dapat terserap seluruhnya ke Industri Pengolahan Susu (IPS). Akibatnya puluhan ton susu sapi terbuang setiap hari.

Ungkapan kekecewaaan itu juga diekspresikan dengan membagi-bagikan susu segar itu secara gratis ke masyarakat umum. Pembagian susu gratis itu dilakukan di pinggir jalan, kawasan Simpang Lima Boyolali Kota. Ada sekitar 500 liter susu yang dibagikan ke masyarakat.

Selain itu, peternak dan pengepul susu sapi turut mendatangi Kantor Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali. Mereka menyampaikan keluhan terkait tidak terserapnya susu dari petani ini di IPS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka diterima langsung oleh Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati. Sekda Boyolali yang menyusul datang ke kantor Disnakan.

"Saat ini memang terjadi permasalahan di penjualan susu. Produksi dari peternak saat ini tidak bisa terserap semua ke industri, karena ada pembatasan jumlah kuota masuk ke Industri susu," ungkap Sriyono, salah seorang pengurus KUD Mojosongo, Boyolali, ditemui di kantor Disnakan Boyolali, Jumat (8/11/2024).

ADVERTISEMENT

Dia mencontohkan, di KUD Mojosongo setiap hari susu yang masuk dari peternak sebanyak 23 ton atau 23 ribu liter. Namun yang terserap oleh IPS, hanya sekitar 16 ton.

"Kondisi (tidak semua produksi susu peternak terserap industri) ini terjadi di semua koperasi yang ada di Boyolali dan juga usaha-usaha dagang yang bergelut di bidang persusuan. Ini juga terjadi wilayah luar Boyolali. Di Salatiga, Jawa Timur juga mengalami hal seperti ini. jadi permasalahan ini memang permasalahan secara nasional, terjadi pengurangan jumlah produksi dari industri," kata dia.

Menurut Sriyono, produksi susu di Kabupaten Boyolali per hari sekitar 140 ton. Ini dari catatan koperasi-koperasi dan pengepul yang ada di Boyolali. Dari 140 ribu liter itu, saat ini yang terserap ke industri hanya 110 ton. Ada 30 ton susu yang tidak terserap ke pabrik.

"Saat ini (susu yang tidak terserap) ya dibuang. Tidak bisa dipasarkan, langkah paling cepat ya kita buang, karena susu kan nggak mampu bertahan lama," imbuh dia.

Disebutkan dia, kondisi pengurangan kuota ini mulai dirasakan terjadi sejak September 2024 lalu. Namun, pengurangan paling signifikan terjadi mulai akhir Oktober 2024 atau dalam dua minggu terakhir. Semua IPS membatasi kuota susu yang masuk.

Tidak terserapnya susu dari petani lokal ini, lanjut dia, juga bukan karena faktor kualitas susu. Namun karena ada pembatasan produksi dari pihak IPS.

"Ini mulainya bulai September. Alasannya diawal itu (pihak IPS) perbaikan mesin. Terus setelah perbaikan mesih ada alasan baru lagi bahwa pasar memang lesu, artinya produk dari industri tidak mampu terpasarkan semua, akhirnya mengurangi jumlah produksi. Kemungkinan ada juga kita berasumsi bahwa karena produk (susu) impor banyak yang masuk," terangnya.

"Segi kualitas saat ini mampu dipertanggungjawabkan. Alasan pabrik juga bukan karena kualitas. Karena ada pembatasan produksi," sambungnya.

Atas permasalahan ini, mereka pun mendatangi Kantor Disnakan Boyolali untuk menyampaikan aspirasinya. Pihaknya meminta Pemkab Boyolali menyampaikan keluhan peternak sapi di Boyolali yang juga dikenal sebagai Kota Susu itu ke Pemerintah Pusat.

Dia berharap pemerintah membatasi impor dan industri pengolahan susu mengutamakan produksi susu lokal.

Petani ngaku rugi ratusan juta hingga tanggapan Pemkab bisa dibaca di halaman berikutnya...

Rugi Ratusan Juta

Senada, Sugianto, dari Koperasi Peternakan dan Susu Merapi (KPSM) Sruni, Musuk, mengatakan, terjadi pembatasan kuota susu yang masuk ke IPS dengan sejumlah alasan. Namun pihaknya juga menduga pembatasan kuota penerimaan susu dari peternak lokal ini karena keran impor susu yang dibuka.

"Kami berharap impornya ditutup, kebutuhan susu nasional pun kami sudah siap suplai walaupun kurang. Jadi kasihan peternak, kalau hari ini kita setop untuk masuk cooling, otomatis susu dari peternak kita setop, peternak mau jual susu kemana," kata dia.

Dalam dua minggu ini, Sugianto mengaku telah membuang susu sebanyak 33 ton. Nilai kerugiannya pun mencapai Rp 500 juta. Di Boyolali terdapat 8 pengepul susu, termasuk beberapa KUD.

Peternak dan pengepul susu, Wartono, warga Tamansari, Boyolali mengemukakan, setiap hari dia menampung susu dari petani 2.200 liter. Kemudian dari ternak sapinya sendiri 120 liter. Susu itu dia kirim ke pengepul di Getasan, Kabupaten Semarang dan ke KPSM Sruni.

"Ke Getasan biasanya sekitar 1.000 liter per hari, sekarang cuma dikasih kuota 250 liter per hari. Suplai ke KPSM kemarin 1.400 liter, sekarang dikasih 900 liter per hari. Kelebihannya dibuang. Saya buang susu sudah 5 hari ini, kerugiannya Rp 100 jua ada," katanya.

Untuk menutup kerugian dia pun terpaksa menjual pedet atau anak sapi. Namun jika ini terus berlarut-larut maka, dia menilai petani akan gulung tikar juga.

"Nggak sanggup, karena kita beli pakan juga, sedangkan susunya nggak laku," ucapnya.

Sementara itu Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, mengatakan pihaknya telah menerima keluhan dari peternak dan pengepul susu di Boyolali. Mereka mengeluhkan penurunan kuota dari IPS masing-masing yang telah ada kerja sama.

Pihaknya akan memfasilitasi untuk bertemu dengan pihak IPS. Selain itu pihaknya juga memfasilitasi pengepul bertemu dengan BUMN yang bergerak di bidang makanan berbahan susu.

"Siang ini saya mau ke sana bersama dengan perwakilan mereka (pengepul). Ini upaya, kami kewenangan pemerintah hanya mediasi, nanti keputusan ada di tangan BUMN sama pengepul," kata Lusia.

Pihaknya berharap, langkah ini setidaknya bisa mengurangi apa yang terjadi pada peternak dan pengepul susu di Boyolali saat ini.

Menurut Lusia, produksi susu di Boyolali saat ini tinggal sekitar 38 juta liter per tahun pasca merebaknya penyakit PMK yang menyerang pada sapi. Sebelum PMK, produksi susu di Boyolali mencapai 51 juta liter per tahun.


Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
Wolipop
detikSport
Sepakbola
detikTravel
detikNews
detikFood
detikOto
detikHot

Hide Ads