Kompleks makam Sunan Pandanaran atau Sunan Bayat di Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah memiliki 8 gapura atau gerbang masuk. Namun tak semua gapura bercorak Hindu dan Islam itu bisa dilalui peziarah. Kenapa?
"Secara total gapura ada 8. Yang sudah tidak dilewati ada dua gapura, Gapura Duda dan Pangrantunan," kata petugas perawatan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah X, Ebro Saptono kepada detikJateng, Jumat (24/3/2023) siang.
Menurut Saptono, dua gapura itu tidak dilewati karena kondisinya sudah rapuh termakan usia. Di sisi lain, jumlah peziarah kini semakin banyak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang jamaah peziarah banyak sekali. Dulu ziarah hanya saat tertentu, tapi sekarang setiap hari datang dari berbagai kota," ujar Saptono.
Dijelaskan Saptono, dari 8 gapura yang ada, 5 diantaranya masih mengadopsi budaya Hindu. Bentuk gapura itu menyerupai gapura-gapura di masa Hindu terutama masa Kerajaan Majapahit.
"Kalau di Jawa Timur seperti di Majapahit, hanya di Jawa Timur batu bata saja, kalau di sini dengan batu putih. Penempelan tidak dengan semen tapi tetes tebu," ungkap Saptono.
Meskipun tidak bisa dilewati lagi, sambung Saptono, Gapura Duda dan Pangrantunan tetap bisa diakses masyarakat. Untuk berfoto, peziarah biasanya masih diizinkan asal berhati-hati.
"Kalau untuk foto-foto masih sering di sini, tidak masalah. Tapi sudah tidak dilewati peziarah karena sudah dibuatkan jalan baru," papar Saptono.
Salah seorang juru kunci makam, Hermawan mengatakan Gapura Duda tidak boleh dilewati karena sudah dialihkan ke jalan baru.
"Gapura Duda tidak dilewati karena dialihkan ke jalan baru. Untuk Pangrantunan dulu untuk lewat tapi karena semakin ramai juga dialihkan," kata Hermawan kepada detikJateng di lokasi.
Hermawan mengatakan, 5 gapura yang masih mengadopsi budaya Hindu yaitu Gapura Segara Muncar, Duda, Pangrantunan, Panemut, dan Pamuncar.
"Gapura Segara Muncar, Duda, Pangrantunan, Panemut dan Pamuncar itu masih mengadopsi budaya Hindu. Kanjeng Sunan Bayat menghargai masyarakat yang beragama Hindu, menjunjung toleransi dan menjaga keharmonisan beragama saat itu,'' terang Hernawan.
Pantauan detikJateng, kondisi Gapura Duda terlihat mulai rusak. Lubang korosi banyak ditemukan di blok batu putih maupun batu batanya.
Demikian juga Gapura Pangrantunan yang terbuat dari batu putih. Permukaan batu tidak rata lagi dan ditemukan warna hitam bekas lumut mengering.
Tentang sosok Sunan Bayat ada di halaman selanjutnya.
Simak Video "Video: Ini Tampang 3 Pelaku Perampokan Taksi Online di Klaten"