Pemutaran perdana film dokumenter berjudul Unearthing Muarajambi Temples berlangsung di kompleks Candi Borobudur, Magelang. Film dokumenter garapan Nia Dinata ini diputar dalam rangka Waisak 2023.
Film ini merekam cerita sejarah lintas zaman tentang situs Candi Muarajambi di Desa Muaro Jambi. Pemutaran perdana khusus undangan ini dalam rangkaian Hari Waisak Nasional 2023 di Manohara kompleks Candi Borobudur.
Situs Muarajambi adalah kompleks percandian Buddha terluas di Indonesia yang berlokasi di tepi Sungai Batanghari, Provinsi Jambi. Kompleks Candi Muarajambi dulunya difungsikan sebagai mahawihara atau universitas atau semacam pusat pengajaran pengetahuan Buddha pada abad 7-13 M. Kompleks ini lengkap dengan ruang kelas, ruang tinggal, ruang peribadatan, hingga kanal buatan untuk kebutuhan transportasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Film Unearthing Muarajambi Temples terinspirasi dari buku Mimpi-Mimpi dari Pulau Emas (Dreams from The Golden Island) yang ditulis Elizabeth Inandiak bersama masyarakat Desa Muaro Jambi. Mengusung semangat serupa, selama pengerjaan dokumenter ini, tim Kalyana Shira Foundation mengajak beberapa anak muda dari beberapa komunitas desa untuk berkolaborasi.
Nia Dinata menceritakan, proses pembuatan film ini seperti mulai dari titik nol. Di mana datang menuju Jambi dan berkenalan dengan para pemain. Adapun para pemain dalam film ini kebanyakan dari warga setempat.
![]() |
"Melepaskan semua yang dari Jakarta, pemikiran-pemikiran orang Jakarta tuh saya belajar melepas. Karena kalau berpikir 'orang Jakarta pasti perspektifnya jadi orang Jakarta, saya nggak mau, tapi itu sangat sulit'. Jadi, di awal pas riset saya sudah 'pokoknya nggak boleh perspektif orang Jakarta', saya harus ketemu karakter yang pas," katanya pada sesi diskusi pemutaran film di Manohara Kompleks Candi Borobudur, Sabtu (3/6/2023) malam.
"Karena cerita ini sebenarnya hanya meminjam kok, itu semuanya suara-suara mereka. Jadi saya nggak mau bawa perspektif saya sebagai orang Jakarta, itu yang tantangannya. Lalu, tantangan yang lain adalah yang tentu saja orang-orang di Jambi ini, kita syuting itu luar biasa banyak. Syuting di atas kapal, kapal yang harusnya muat enam, udah ada mereka, terus saya mumpet. Terus dari kapal satu mau kebalik, lihat airnya kotor banget," tuturnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak Video "Video: Perdana, Film Dokumenter Beatles '64 Tayang di New York"