Ketua Pengelola Sekolah Sungai Siluk, Kuwat (46) bersama Srikandi Movement PT PLN menggagas program bertajuk "Become Food Independent Through Homestead Farming Towards Zero Stunting". Program tersebut membantu pengentasan stunting di Selopamioro, Bantul.
Program tersebut memberdayakan lahan di Sekolah Sungai Siluk sebagai budidaya hewan ternak seperti lele dan ayam petelur. Di lahan tersebut juga ditanam sayuran seperti kangkung dan sawi.
Melalui program tersebut, Kuwat dan Srikandi Movement PT PLN menyasar kasus stunting di Kalurahan Selopamioro. Mereka juga membudidaya maggot untuk mendekomposisi sampah organik dapur (SOD). Maggot tersebut kemudian dimanfaatkan untuk pakan tambahan hewan ternak mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kuwat menuturkan, maggot mengandung gizi tinggi dan dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kandungan protein maggot yang mencapai 35-45% dan lemak 24-35% dinilai dapat meningkatkan produksi dan pertumbuhan ternak seperti ayam dan lele.
Produksi maggot sangat mudah dilakukan dan hanya membutuhkan biaya yang murah. Selain itu, maggot dapat dipanen setiap hari.
![]() |
Kuwat menjual hasil produksi ternak dan hortikultura di bawah harga pasar. Hasil penjualan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi warga Kalurahan Selopamioro.
Kuwait berharap, program yang sudah berjalan selama dua bulan terakhir itu bisa menginspirasi warga sekitar untuk berbudidaya tanaman dan ternak guna mencukupi kebutuhan pangan di lingkungan sekitar.
Keberhasilan Sekolah Sungai Siluk Berkat Bantuan PLN
Sekolah Sungai Siluk tersebut merupakan keberhasilan masyarakat desa. Adapun bantuan peralatan ternak dan hortikultura itu diberikan oleh Srikandi Movement PT PLN melalui program PLN Peduli. Bantuan lainnya yakni berupa peralatan budidaya sayuran, ternak ikan lele dan ayam petelur, juga maggot.
Selain itu, program PLN Peduli melatih para pembudidaya tanaman, hewan ternak dan maggot, yang bekerja sama dengan Yoso Farm. Sekolah Sungai Siluk diharapkan bisa menjadi inspirasi penggerak warga untuk mencegah stunting.
Selanjutnya, Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati (GKBRAA) Paku Alam hadir dalam acara seremonial penyerahan bantuan pencegahan stunting tersebut. Dia berharap, program tersebut bisa berjalan dan PLN dapat mengawal secara rutin.
Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Sugeng Widodo menuturkan, PLN hadir untuk mencegah stunting yang sejalan dengan program pemerintah.
"PLN hadir melalui Srikandi Movement yaitu pergerakan karyawan wanita dengan empat pilar program utama pencegahan stunting yaitu Homestead Farming seperti yang telah dilaksanakan di Sekolah Sungai Siluk ini, Pemeriksaan Kesehatan, Program Community Feeding Center (CFC), serangkaian sosialisasi untuk menunjang perilaku hidup sehat," kata Sugeng dalam keterangan tertulis yang diterima detikJateng, Selasa (3/12/2024).
(rih/apl)