·ÉËÙÖ±²¥

Kisah Guru Jepara Tekuni Usaha Tenun Troso, Laku ke Australia hingga Thailand

Kisah Guru Jepara Tekuni Usaha Tenun Troso, Laku ke Australia hingga Thailand

Dian Utoro Aji - detikJateng
Minggu, 09 Mar 2025 11:29 WIB
Produksi  kain tenun Troso di Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, Sabtu (8/3/2025).
Produksi kain tenun Troso di Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, Sabtu (8/3/2025). (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)
Jepara -

Seorang guru sekolah dasar negeri di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah mencoba menambah ladang rezeki dengan membuka usaha tenun Troso. Tak main-main, usaha tenun Troso buatannya sudah laku sampai Australia dan Thailand.

Saat detikJateng berkunjung di rumahnya yakni RT 4 RW 3 Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, Bagus Maimun (38) usai mengajar dari sekolah. Dia tampak masih mengenakan pakaian guru. Dia sedang fokus melihat proses produksi tenun.

Ada beberapa pekerja yang sedang sibuk menenun dengan alat tenun bukan mesin. Mereka tampak terampil dan cekatan menenun kain Troso.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagus menjelaskan usaha tenun Troso miliknya diberi merek tenun Kamenz Troso. Dia mengaku memulai usaha tenun Troso sejak tahun 2018 silam. Terutama saat mengenal pujaan hatinya yang kini menjadi istrinya. Bagus kini mengaku telah memiliki 20 pekerja yang membantu usahanya itu.

"Sebenarnya awal mulanya ini saya tidak menekuni dengan tenun ya, karena begitu mengenal istri saya dia juga jualan online awalnya, terus saya mencoba menekuni dan kebetulan itu buat sampingan karena dulu saya guru honorer, jadi untuk kebutuhan bulanan jadi saya menekuni tenun ini," jelas Bagus saat berbincang dengan detikJateng ditemui di rumahnya Desa Troso Kecamatan Pecangaan, Jepara, Sabtu (8/3/2025).

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan tenun Troso yang dibuat memiliki beberapa motif. Motif itu seperti Toraja, NTT, Sumba dan lainnya. Tak jarang juga dia menerima pesanan motif tertentu.

"Untuk tenun troso etnik yang saya buat ini kebanyakan motif dari wilayah timur tapi tidak kita sama persis tapi kita modifikasi sedikit, rata-rata seperti motif seperti Toraja, NTT, Sumba juga ada," jelasnya.



Lalu kain tenun Troso yang dia buat itu dijahit menjadi pakaian jadi. Seperti gamis, baju pria, sajadah, hingga sarung.

"Biasanya itu digunakan untuk gamis, baju, untuk kombinasi juga ada," jelasnya.

Lebih lanjut, proses tenun Troso melalui berbagai proses. Mulai dari pemintalan benang, lalu pembuatan pola dan motif, kemudian pembuatan pola motif pada benang yang sudah disusun pada sebuah alat.

Selanjutnya proses pewarnaan benang setengah jadi. Hingga akhirnya melakukan penenunan dengan alat tenun bukan mesin.

"Untuk kain tenun ini diproduksi hampir satu bulan. Jadi proses memang lama, hampir satu bulan," terang dia.

Kain tenun Troso dibuat memiliki panjang 250 sentimeter dengan lebar 120 sentimeter. Dalam sebulan dia mengaku bisa memproduksi 500 sampai 1.000 potong. Adapun harganya bervariasi tergantung ukuran dan motif yang dibeli.

"Untuk harganya Rp 80 ribu sampai Rp 120 ribu lebih per kain potong," jelasnya.

Bagus mengatakan penjualan kain Troso sudah merata di Indonesia. Bahkan kainnya sudah terjual sampai Australia dan Thailand.

"Untuk ekspor itu tahun 2023 itu lewat online. Yang ke Thailand itu 5 potong dan yang ke Australia itu 7 potong," ungkap Bagus.

Bagus mengaku setiap bulan bisa mendapatkan omzet rata-rata Rp 30 juta sampai Rp 50 juta. Terutama saat momen Ramadan, kain tenun Troso laku keras.

"Untuk sebulan 500 sampai 1.000 itu online. Yang offline sekitar 500 potong se-bulan," ungkapnya.

Lebih lanjut perkembangan usahanya ini tidak bisa berjalan mulus tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Di antaranya menjadi UMKM binaan LinkUMKM. Menurutnya berkat menjadi UMKM binaan bisa belajar untuk meningkatkan bisnisnya ini.

Selanjutnya, Bagus juga sempat mengajukan kredit usaha rakyat dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Bagus pernah meminjam modal senilai Rp 100 juta. Modal itu ia gunakan untuk memajukan bisnis tenun Troso. Sehingga bisnisnya bisa berkembang sampai sekarang.

"Untuk kredit melalui usaha itu ada. Saya ambilnya dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), untuk estimasinya modal awal Rp 100 juta, itu dari KUR," ungkapnya.

Salah satu pembeli kain tenun Troso, Nugroho sengaja datang ke Troso untuk mencari kain tenun. Rencananya kain itu akan dijahit menjadi pakaian untuk lebaran nanti.

"Ke sini karena kualitasnya bagus dan khas Jepara. Rencananya kain tenun ini akan dijahit menjadi pakaian Lebaran nanti," jelasnya ditemui di lokasi.




(aku/aku)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikTravel
detikOto
detikNews
detikFood
Sepakbola
detikHealth
Wolipop
detikInet

Hide Ads