Kegiatan Kemah Religi Wali 5 yang diikuti 50 pelajar MTsN 1 Kediri berujung petaka. Sebanyak 6 pelajar tergencet di antara bodi mobil dan bus yang terparkir di parkiran kompleks Makam Sunan Giri Gresik. Seorang di antara pelajar tersebut meninggal dunia.
Petaka nahas itu terjadi pada pukul 06.30 WIB, Senin (26/12) pagi. Kanit Laka Lantas Sat Lantas Polres Gresik Ipda Wiki Mulyono menjelaskan, awalnya ada mobil Toyota Innova bernopol D 1140 AIH hendak parkir. Celakanya, sopir mobil atas nama Bambang Suteja salah menginjak pedal gas.
Alhasil, mobil Innova itu menyeruduk Daihatsu Ayla L 1481 JQ yang parkir di depannya. Di depan mobil Ayla itu keenam pelajar MTsN 1 Kediri berdiri menunggu teman-temannya yang lain. Mereka kemudian tertabrak hingga tergencet di antara mobil Ayla dan sebuah bus yang juga dalam posisi parkir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga ke enam pelajar itu tergencet antara Ayla dan Bus tersebut. Kerasnya benturan mengakibatkan satu orang meninggal dunia," jelas Wiji.
Bambang sang sopir Innova mengakui kesalahannya. Bambang yang berasal dari Bandung sebenarnya sudah mau keluar dari mobil tersebut. Saat itu mesin mobilnya masih menyala.
"Saya sudah buka pintu dan kaki saya sudah keluar, tapi mobil tiba-tiba melaju. Saya mau injak rem malah injak gas," aku Bambang.
Enam pelajar MTsN 1 Kediri yang tergencet itu antara lain Kaeylia Dinda Prameswari (13) warga Darungan, Pare, Kediri; Elsa Yosephin (13) warga Sambirejo Pare, Kediri; Mega Aura Lestari (12) warga Sisadani, Pare, Kediri; Putro Silvi Lambangsari (13) warga Turus, Pare, Kediri; Neifa Vizzella (13) warga, Pare, Kediri; dan Zahra Amira Syifa Sanjaya (13). Nama terakhir merupakan korban meninggal dunia pada peristiwa ini.
Neifa salah satu korban luka menceritakan, saat itu ia dan 5 temannya sedang menunggu teman-temannya yang lain. Mereka berdiri di antara bus dan mobil Ayla yang terparkir.
"Tiba-tiba itu mobil hitam (Innova) dari belakang itu menabrak mobil silver (Ayla). Akhirnya kami terjepit, cepat sekali kejadiannya," kata Neifa.
Setelah terjepit, Neifa hanya bisa melihat teman-temannya merintih kesakitan hingga pingsan. Setelah itu ia tak mengingat apapun hingga akhirnya terbangun di Rumah Sakit.
"Kaki saya terjepit, tahu-tahu sudah di rumah sakit. Pas kejadian itu sempat lihat temen-temen menangis kesakitan hingga pingsan," kata Neifa.
Salah satu guru pendamping yang tak mau menyebutkan namanya mengatakan bahwa kegiatan Kemah Religi Wali 5 itu merupakan acara ekstrakurikuler pramuka. Hal itu bertujuan mengenalkan sejarah wali lima atau perjalanan agama islam kepada para pelajar.
"Ini ziarah ketiga setelah Sunan Bonang dan Sunan Derajat. Rencananya terakhir ke Sunan Ampel. Tapi karena ada musibah ini, kami antar pulang yang 43 siswa," kata guru pembina yang menunggu perawatan lima pelajar yang terluka di Rumah Sakit Semen Gresik.
Dikonfirmasi terpisah, Humas Kantor Kementerian Agam (Kemenag) Kabupaten Kediri Jose Paulo Ximenes menjelaskan, kegiatan Kemah Religi Wali 5 itu berangkat dari Kediri pada Minggu (25/12) sore. Kegiatan tersebut juga diikuti oleh guru pendamping.
"Itu merupakan rombongan Kemah Religi oleh tim pramuka MTsN 1 Kediri di bawah pembina AK Zamzami. Mereka berangkat pada Minggu," kata Paulo, Senin (26/12).
(fat/dte)