·ÉËÙÖ±²¥

Detik-detik Tewasnya Ketua Sioux Ular Indonesia Dipatuk King Kobra

Kabar Kesehatan

Detik-detik Tewasnya Ketua Sioux Ular Indonesia Dipatuk King Kobra

Khadijah Nur Azizah - detikJatim
Rabu, 15 Feb 2023 12:55 WIB
Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia, Aji Rachmat (Dok pribadi)
Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia, Aji Rachmat (Dok pribadi)
Surabaya -

Meninggalnya Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia Aji Rachmat Purwanto yang dipatuk ular king kobra sempat menghebohkan masyarakat. Begini detik-detik tewasnya Aji.

Diketahui, Aji dipatuk ular king kobra saat mengisi pelatihan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Perwakilan narahubung sementara Sioux Indonesia, Rizky Akbar membeberkan kronologi meninggalnya Aji.

Dilansir dari detikHealth, Rizky mengatakan, Aji dipatuk king kobra pada 12 Februari 2023 saat mengisi acara Basic Training Muscle (BTM). Setelah dipatuk ular, Aji segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setibanya di rumah sakit, Aji langsung dirawat di ICU untuk mendapat penanganan akibat tergigit king kobra. Namun sayang, dua hari setelah dirawat, Aji dinyatakan meninggal dunia.

"Beliau ditakdirkan oleh Allah meninggalkan kita semua pada tanggal 14 Februari 2023, dini hari waktu setempat. Setelah beberapa hari dirawat di ruang ICU di rumah sakit setempat didampingi oleh keluarga dan teman-teman organisasi," ucap Rizky.

ADVERTISEMENT

Menurut National Graphic, bisa king kobra tidak mengandung racun yang paling kuat di antara ular berbisa lainnya. Namun, jumlah neurotoksin yang dikeluarkan dalam satu gigitan bisa mencapai dua per sepuluh ons cairan, cukup untuk membunuh 20 orang atau seekor gajah.

"King kobra adalah spesies ular berbisa terpanjang di dunia. Meskipun mereka dapat mencapai panjang hingga 18 kaki, kata Viernum, panjang rata-rata mereka adalah 10 hingga 13 kaki," kata Sara Viernum, seorang ahli herpetologi yang berbasis di Madison, Wisconsin.

Sementara itu, pakar toksikologi ular, dr Tri Maharani mengatakan, imobilisasi adalah cara termudah untuk menahan bisa ular di kaki agar tidak meluas. Imobilisasi merupakan keadaan di mana seseorang berbaring dengan pergerakan yang terbatas.

Imobilisasi dilakukan agar otot tubuh tak berkontraksi dengan tujuan untuk menunda racun menjalar ke seluruh tubuh dan merusak organ-organ tubuh. Pasalnya, bisa ular menyebar melalui kelenjar getah bening sehingga jika otot bergerak, maka kelenjar getah bening akan mengalirkan bisa ular.

"King kobra dan kobra itu lebih berat karena dia gagal ginjal, gagal napas, gagal jantung, jadi dia harus ditekan di tempat gigitan tadi, dipresser ototnya, dan dimobilisasi dengan spalk. Jadi ada tiga ini, imobilisasi yang tadi. Tapi kalau kita tidak tahu jenis ularnya, ya pakai imobilisasi atau spalk biasa," beber dr Maha saat dijumpai detikcom beberapa waktu lalu.




(hil/iwd)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
Wolipop
detikFinance
detikTravel
detikInet
detikNews
detikHot
detikHealth
detikFood

Hide Ads