- Pengertian La Nina
- Ciri-ciri La Nina 1. Angin Pasat yang Kuat 2. Curah Hujan yang Berubah 3. Penurunan Suhu Udara
- Dampak La Nina 1. Dampak Terhadap Curah Hujan 2. Dampak Terhadap Suhu dan Cuaca Ekstrem 3. Dampak Terhadap Sektor Pertanian 4. Dampak Terhadap Kesehatan
- Langkah-langkah Antisipasi La Nina 1. Peningkatan Sistem Peringatan Dini 2. Koordinasi Lintas Sektoral 3. Edukasi Masyarakat 4. Rehabilitasi Infrastruktur 5. Penggunaan Varietas Tahan Banjir 6. Penyediaan Alat dan Sarana Pertanian 7. Pembentukan Tim Siaga Bencana 8. Asuransi Usaha Tani
Fenomena La Nina, yang sering dikaitkan dengan cuaca ekstrem, kini kembali menjadi perhatian. Dengan munculnya La Nina, sejumlah wilayah di Indonesia diperkirakan akan menghadapi peningkatan curah hujan yang signifikan. Dilansir Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, fenomena La Nina berlangsung mulai November 2024 hingga Maret 2025.
Dikenal sebagai si pembawa hujan, La Nina memiliki dampak langsung pada musim hujan, bahkan bisa berisiko menyebabkan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Lalu, apa sebenarnya La Nina itu, bagaimana ciri-ciri, dampak, penyebab hingga langkah antisipasinya? Mari simak pembahasan lengkap berikut ini.
Pengertian La Nina
Dikutip dari buku Tanya Jawab: La Nina, El Nino, dan Musim di Indonesia yang diterbitkan BMKG, La Nina adalah fenomena iklim global yang terjadi ketika suhu permukaan laut di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur lebih dingin dari kondisi normalnya. Perubahan suhu ini mempengaruhi pola sirkulasi atmosfer yang disebut sirkulasi Walker, yaitu aliran angin timur-barat di sekitar ekuator. Fenomena La Nina ini dapat mengubah pola cuaca dan iklim di berbagai wilayah dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses terjadinya La Nina dimulai dengan penumpukan massa air dingin di bawah permukaan Samudra Pasifik. Angin pasat dari timur yang semakin kuat akan mendorong air dingin tersebut ke permukaan laut. Hal ini menyebabkan terjadinya upwelling atau naiknya air laut yang lebih dingin di sepanjang pantai barat Amerika Selatan dan daerah sekitar ekuator Pasifik.
Akibat dari proses ini, suhu permukaan laut di wilayah tersebut turun hingga di bawah normal. Penurunan suhu inilah yang menjadi penyebab terjadinya fenomena La Nina, yang kemudian mempengaruhi pola cuaca dan iklim di berbagai wilayah di dunia, termasuk Indonesia.
Ciri-ciri La Nina
La Nina dapat mempengaruhi curah hujan, suhu udara, dan angin di berbagai belahan dunia, sehingga penting untuk memahami ciri-ciri utamanya. Berikut adalah beberapa ciri khas dari fenomena La Nina.
1. Angin Pasat yang Kuat
Salah satu ciri utama La Nina adalah penguatan angin pasat. Angin ini bertiup dari arah timur ke barat dengan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan kondisi normal.
Peningkatan kekuatan angin pasat ini berperan dalam mendorong air hangat ke arah barat Samudra Pasifik, sementara air dingin dari kedalaman laut naik ke permukaan di bagian tengah dan timur Samudra. Proses ini menyebabkan perubahan suhu permukaan laut yang signifikan, yang merupakan salah satu indikator utama dari fenomena La Nina.
2. Curah Hujan yang Berubah
La Nina juga ditandai dengan perubahan pola curah hujan. Selama fenomena ini, daerah-daerah tertentu dapat mengalami peningkatan curah hujan, sementara daerah lain mungkin mengalami penurunan.
Perubahan ini terjadi karena interaksi antara suhu permukaan laut yang lebih rendah dan pola angin yang berbeda, yang mempengaruhi distribusi uap air di atmosfer. Akibatnya, beberapa wilayah dapat mengalami kondisi cuaca ekstrem, seperti banjir, sementara wilayah lain mungkin menghadapi kekeringan.
3. Penurunan Suhu Udara
Suhu udara di area yang terpengaruh oleh La Nina biasanya menunjukkan penurunan dibandingkan dengan kondisi normal. Penurunan suhu ini disebabkan oleh naiknya air dingin dari kedalaman laut ke permukaan, yang mengurangi suhu permukaan laut secara keseluruhan. Dampak dari penurunan suhu ini dapat dirasakan dalam pola cuaca global, termasuk perubahan dalam sistem cuaca dan iklim di berbagai belahan dunia.
Dampak La Nina
Memahami dampak dari La Nina sangat penting untuk mempersiapkan dan mengantisipasi perubahan cuaca yang mungkin terjadi. Berikut adalah beberapa dampak utama dari fenomena ini.
1. Dampak Terhadap Curah Hujan
La Nina sering kali menyebabkan peningkatan curah hujan di banyak wilayah, terutama di daerah tropis. Curah hujan dapat meningkat antara 20-40% dibandingkan dengan kondisi normal, dan dalam beberapa kasus, bahkan lebih dari 40%.
Hal ini dapat mengakibatkan banjir dan tanah longsor, terutama di daerah yang sudah rentan terhadap bencana hidrometeorologi. Peningkatan curah hujan ini juga berdampak pada pertanian, yang dapat mengalami hasil panen yang lebih baik di beberapa daerah, tetapi juga risiko gagal panen akibat cuaca ekstrem.
2. Dampak Terhadap Suhu dan Cuaca Ekstrem
Selama La Nina, suhu udara cenderung lebih rendah dari biasanya di beberapa wilayah. Penurunan suhu ini dapat mempengaruhi pola cuaca global, seperti meningkatkan frekuensi badai dan angin topan di beberapa kawasan.
Selain itu, daerah yang biasanya kering mungkin mengalami curah hujan yang lebih tinggi, sementara wilayah lain bisa menjadi lebih lembap. Perubahan ini dapat menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-hari dan mempengaruhi sektor-sektor seperti transportasi dan logistik.
3. Dampak Terhadap Sektor Pertanian
La Nina memiliki dampak signifikan pada sektor pertanian. Meskipun peningkatan curah hujan dapat bermanfaat bagi tanaman tertentu, kondisi ekstrem seperti banjir dapat merusak lahan pertanian dan mengganggu proses pembungaan tanaman. Hal ini berpotensi menyebabkan kerugian ekonomi bagi petani dan mengganggu pasokan pangan. Selain itu, peningkatan kelembapan juga dapat meningkatkan risiko penyakit tanaman.
4. Dampak Terhadap Kesehatan
Peningkatan curah hujan dan kelembapan selama La Nina dapat berkontribusi pada penyebaran penyakit menular. Banjir dan genangan air sering kali menjadi tempat berkembangbiaknya vektor penyakit seperti nyamuk, yang dapat meningkatkan risiko penyakit seperti demam berdarah atau malaria. Oleh karena itu, dampak La Nina tidak hanya terbatas pada aspek fisik lingkungan tetapi juga memiliki implikasi kesehatan masyarakat yang penting.
Langkah-langkah Antisipasi La Nina
Langkah-langkah antisipasi terhadap fenomena La Nina sangat penting untuk meminimalkan dampak negatif yang dapat ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, dan kerusakan infrastruktur. Berikut adalah beberapa langkah antisipasi yang dapat dilakukan:
1. Peningkatan Sistem Peringatan Dini
Mengembangkan dan meningkatkan sistem peringatan dini untuk memantau kondisi cuaca dan potensi bencana. Ini termasuk pemantauan curah hujan, suhu, dan kondisi atmosfer lainnya yang dapat membantu dalam memberikan informasi yang tepat waktu kepada masyarakat.
2. Koordinasi Lintas Sektoral
Melakukan koordinasi antara berbagai sektor, seperti pertanian, infrastruktur, dan penanggulangan bencana. Hal ini penting untuk mengelola sumber daya air dan mengurangi risiko bencana hidrometeorologi secara efektif.
3. Edukasi Masyarakat
Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya La Nina dan langkah-langkah yang harus diambil saat terjadi bencana. Ini termasuk informasi tentang evakuasi, cara menghindari risiko, dan tindakan yang perlu dilakukan saat hujan deras atau banjir.
4. Rehabilitasi Infrastruktur
Melakukan rehabilitasi dan peningkatan infrastruktur drainase untuk memastikan sistem saluran air berfungsi dengan baik. Hal ini bertujuan untuk mengurangi genangan air dan mencegah banjir di daerah rawan.
5. Penggunaan Varietas Tahan Banjir
Dalam sektor pertanian, mendorong penggunaan varietas tanaman yang tahan terhadap genangan air atau banjir. Ini membantu petani tetap produktif meskipun kondisi cuaca tidak mendukung.
6. Penyediaan Alat dan Sarana Pertanian
Menyiapkan alat dan sarana pertanian yang diperlukan untuk menghadapi dampak La Nina, seperti pompa air, traktor, dan alat pengering pascapanen. Ini penting untuk meminimalkan kerugian akibat banjir.
7. Pembentukan Tim Siaga Bencana
Membentuk tim siaga bencana di tingkat lokal yang bertugas untuk memantau kondisi cuaca dan melakukan tindakan cepat saat terjadi bencana. Tim ini juga dapat berfungsi sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat.
8. Asuransi Usaha Tani
Mendorong petani untuk menggunakan asuransi usaha tani sebagai langkah mitigasi risiko finansial akibat kerugian yang disebabkan oleh fenomena La Nina.
Dengan melaksanakan langkah-langkah antisipasi ini secara efektif, diharapkan dampak negatif dari La Nina dapat diminimalkan, sehingga masyarakat dapat lebih siap menghadapi perubahan cuaca ekstrem yang mungkin terjadi.
Artikel ini ditulis oleh Sri Rahayu, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ihc/irb)