Buaya muara yang muncul di tambak Agus di Dusun Tlocor, Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, Sidoarjo, membuatnya kebingungan. Berbagai upaya dilakukan, namun predator ini tetap tak tertangkap.
Keberadaannya membuat Agus terancam rugi puluhan juta rupiah. Sebab, tambak bandeng milik Agus sudah siap panen. Berikut fakta-fakta dari kasus ini:
1. Buaya Sudah Seminggu di Tambak
Buaya muara ini pertama kali muncul sekitar sepekan lalu dan semakin agresif. Kehadirannya membuat Agus khawatir terhadap hasil panennya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akibat belum berhasil menangkap buaya di kolam tambak, kami mengalami kerugian puluhan juta. Kurang lebih sekitar Rp 50 juta," kata Agus, Jumat (7/2).
2. BPBD Sidoarjo Angkat Tangan
Agus sudah melaporkan kejadian ini ke BPBD Sidoarjo, namun mereka tidak berani melakukan evakuasi buaya tersebut.
"Tidak berani," kata Kepala BPBD Sidoarjo, Mustain Baladan, saat dikonfirmasi detikJatim.
3. Upaya Penangkapan Buaya Berulang Kali Gagal
Tim Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Satker Surabaya bersama Lembaga Penangkaran Buaya Batu, Malang, telah mencoba menangkap buaya ini. Namun, hingga kini upaya tersebut belum membuahkan hasil.
"Ini kami belum berpengalaman, makanya dibantu tim dari penangkaran dari Batu Malang. Rencana akan koordinasi dengan 112 Sidoarjo, BKSDA, dan minta bantuan KBS Surabaya," ujar Koordinator Satker Surabaya BPSPL Denpasar, Suwardi.
4. Buaya Membuat Aktivitas Tambak Terganggu
Keberadaan buaya ini membuat Agus tak bisa memanen kepiting dan ikan di tambaknya. Banyak kepiting mati karena tak segera dipanen.
"Saat ini banyak kepiting yang mati. Yang seharusnya dipanen tapi tidak berani untuk memanen kepiting itu," jelas Agus.
5. Agus Kaget Saat Pertama Kali Melihat Buaya
Kemunculan buaya ini pertama kali disadari Agus saat dia hendak mengambil jaring kepiting. Tanpa diduga, hewan melata tersebut tiba-tiba muncul di hadapannya.
"Kemudian kami meminta bantuan ke BPSPL dan BPBD Sidoarjo untuk mengevakuasi buaya itu. Namun hingga saat ini buaya belum bisa ditangkap, alasan dari BPSPL belum memiliki peralatan yang lengkap. Kalau dari pihak BPBD Sidoarjo hanya memberikan jawaban singkat, 'tidak berani'," kata Agus.
Upaya untuk menangkap buaya ini masih terus dilakukan. Agus berharap ada solusi cepat agar tambaknya bisa kembali normal dan dia tidak mengalami kerugian lebih besar lagi.
(ihc/hil)