·ÉËÙÖ±²¥

Kisah Perempuan 28 Tahun Divonis Idap Kanker Serviks, Ini Kebiasaannya

Kabar Health

Kisah Perempuan 28 Tahun Divonis Idap Kanker Serviks, Ini Kebiasaannya

Suci Risanti Rahmadania - detikJatim
Senin, 24 Feb 2025 09:30 WIB
Wanita di Purwakarta kena kanker serviks
Wanita di Purwakarta kena kanker serviks (Foto: @prisdasucialaras/TikTok)
Surabaya -

Di usia 28 tahun, Prisda Sucialaras harus menghadapi kenyataan pahit, ia divonis mengidap kanker serviks. Tanpa pernah membayangkan sebelumnya, gejala awal yang semula dianggap sepele, justru menjadi pertanda penyakit mematikan yang mengubah hidupnya.

Wanita asal Purwakarta ini membagikan kisahnya yang didiagnosis kanker serviks pada usia muda. Gejala awal muncul pada 2023 ketika ia sering mengalami keputihan.

Pada awalnya, ia mengabaikan kondisi ini karena mengira hanya efek kelelahan. Namun, gejala lain muncul, seperti pendarahan setiap kali berhubungan intim dengan suaminya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada waktu itu pas lagi berhubungan badan dengan suami, daerah intim saya mengeluarkan darah segar, tapi lagi-lagi saya abaikan karena setelah berhubungan badan mengeluarkan darah itu besoknya saya mens. Dua kali berhubungan dengan suami masih seperti itu," ujarnya dilansir dari detikHealth, Senin (18/2/2025).

Menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan tubuhnya, Prisda akhirnya memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan pada awal Agustus 2023. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya tumor di area mulut rahimnya.

ADVERTISEMENT

Namun, dokter belum dapat memastikan apakah tumor tersebut bersifat ganas atau jinak. Tak lama setelah itu, keputihannya semakin parah dan berbau tidak sedap seperti telur busuk.

Ia kemudian menjalani biopsi yang mengonfirmasi bahwa ia mengidap kanker serviks. Untuk mengetahui stadiumnya, ia dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) di Bandung, dan hasil pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan kanker serviks stadium 2B.

Dari November hingga Desember 2023, Prisda menjalani serangkaian terapi radioterapi dan kemoterapi di RSHS. Namun, karena keterbatasan biaya transportasi dari Purwakarta ke Bandung, ia memutuskan untuk menghentikan pengobatan sementara waktu.

Pada Januari hingga April 2024, Prisda juga merasa kondisi tubuhnya membaik dan kembali menjalani aktivitas sehari-hari. Namun, pada Mei 2024, gejala kanker serviks kembali muncul. Berat badannya turun drastis, ia kesulitan buang air besar, mengalami keputihan berlebih, dan kehilangan nafsu makan.

"Akhirnya, dengan modal tekad saja tanpa memikirkan biaya, awal Juni 2024 saya mulai periksa lagi. Tapi saya memutuskan untuk pindah rumah sakit. Rumah sakit yang saya pilih pada saat itu di Santosa Kebon Jati," imbuhnya.

"Di sana saya divonis kalo kanker serviks saya masih ada. Dan dokter memutuskan untuk melakukan kemoterapi terlebih dahulu. Awalnya saya pikir pengobatan kemonya sama dengan RSHS, ternyata beda. Di Santosa kemoterapinya sangat dahsyat," tuturnya.

"Efek kemoterapi membuat badan saya makin kecil, rambut menjadi botak, kulit kusam, dan selalu drop," katanya.

Dokter menyarankan Prisda untuk menjalani enam sesi kemoterapi dengan jeda tiga minggu per sesi. Namun, kondisi ekonomi keluarga semakin sulit. Suaminya pun terpaksa keluar dari pekerjaannya agar bisa mencairkan dana BPJS Ketenagakerjaan untuk biaya pengobatan.

"Alhamdulillah, rezeki sudah Allah atur. Mungkin tahun ini waktunya saya berobat dan sembuh," imbuhnya.

Setelah menyelesaikan kemoterapi kelima di RS Santosa, dokter merujuknya kembali ke RSHS untuk melanjutkan radioterapi. Hingga kini, Prisda masih menjalani terapi di rumah sakit tersebut.

Prisda ungkap kebiasaan buruk yang diduga membuatnya divonis kanker serviks, di halaman selanjutnya!

Punya Kebiasaan Buruk, Sering Makan Junk Food-Jarang Olahraga

Menurut Prisda, dokter menjelaskan bahwa ada dua faktor yang bisa memicu kanker serviks, yakni sering bergonta-ganti pasangan atau pola hidup yang tidak sehat.

Prisda mengakui bahwa setelah menikah, kebiasaan hidupnya menjadi kurang baik. Ia sering mengonsumsi makanan 'kotor' seperti junk food dan jarang berolahraga.

"Maklum, Kak, karena sewaktu gadis hidup susah sekali. Jadi, pas menikah dapat suami yang baik, jadinya kebablasan," katanya.

Faktor Risiko Kanker Serviks

Kanker serviks adalah penyakit yang terjadi ketika sel-sel abnormal tumbuh di leher rahim dan membentuk tumor ganas. Dikutip dari American Cancer Society, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang terkena kanker serviks, di antaranya:

1. Infeksi human papillomavirus (HPV)

Infeksi HPV merupakan faktor risiko utama untuk kanker serviks. HPV terdiri dari lebih dari 150 jenis virus, beberapa di antaranya berisiko tinggi dan dapat menyebabkan kanker serviks, vulva, vagina, penis, anus, serta kanker mulut dan tenggorokan.

2. Riwayat seksual

Menjadi aktif secara seksual di usia muda, memiliki banyak pasangan seksual, atau memiliki pasangan yang berisiko tinggi dapat meningkatkan risiko kanker serviks.

3. Merokok

Wanita yang merokok memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk terkena kanker serviks dibandingkan mereka yang tidak merokok. Zat dalam rokok dapat merusak DNA sel serviks dan menurunkan kekebalan tubuh dalam melawan HPV.

4. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah

Penderita HIV/AIDS atau mereka yang mengonsumsi obat penekan sistem imun lebih rentan terkena kanker serviks.

5. Infeksi klamidia

Infeksi klamidia dapat meningkatkan risiko kanker serviks karena bakteri ini dapat membantu HPV bertahan lebih lama di serviks.

6. Pola makan rendah buah dan sayur

Asupan nutrisi yang buruk dapat meningkatkan risiko kanker serviks.

7. Usia muda saat kehamilan pertama

Wanita yang hamil di usia kurang dari 20 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks dibandingkan mereka yang hamil di usia 25 tahun ke atas.

8. Riwayat keluarga

Jika ibu atau saudara perempuan pernah mengidap kanker serviks, risiko seseorang untuk terkena penyakit ini akan lebih tinggi.

Beberapa faktor risiko ini dapat dicegah dengan gaya hidup sehat, vaksinasi HPV, serta pemeriksaan rutin seperti pap smear untuk deteksi dini kanker serviks.

Berita ini sudah tayang di detikHealth, baca berita selengkapnya !



Simak Video "Video: Kasus Kanker Serviks di RI Capai 36 Ribu per Tahun "


Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikFinance
detikTravel
detikHealth
Sepakbola
detikNews
Wolipop
detikHot
detikOto

Hide Ads