Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan prakiraan terkait masuknya kemarau pada 2025. Apakah Ramadan 1446 Hijriah ini termasuk kemarau?
Puncak musim hujan di sejumlah wilayah Indonesia memang tidak berjalan serempak. Ada beberapa daerah yang masih mengalami puncak musim hujan pada Januari-Februari 2025.
Dalam dokumen 'Pemutakhiran Musim Hujan 2024/2025 yang dikeluarkan BMKG, musim hujan 2025 diprediksi masih akan berlangsung hingga akhir Maret.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, hadirnya fenomena anomali iklim La Nina lemah dan pola hujan monsunal membuat sejumlah daerah mungkin masih mengalami hujan pada April hingga awal Mei 2025.
Dengan pernyataan BMKG di atas, Ramadan 1446 H pada Maret 2025 ini sebenarnya belum masuk musim kemarau. Namun bisa dikatakan Ramadan kali ini berada di akhir musim hujan.
Musim Kemarau 2025
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa musim hujan akan berakhir pada akhir Maret 2025. April 2025 akan menjadi bulan peralihan dari musim hujan ke musim kemarau atau yang biasa kita sebut dengan musim pancaroba.
"Musim hujan diprediksi akan berakhir sampai bulan Maret, akhir Maret 2025, dan April itu transisi dari musim hujan ke musim kemarau," ujarnya dilansir dari arsip detikEdu pada Minggu (1/3).
Hingga saat ini, awan hujan terus bergeser-geser ke berbagai wilayah Indonesia. Akibatnya beberapa daerah bisa mengalami hujan lebat pada waktu tertentu dan lainnya cerah.
"Hanya tempatnya itu bergeser-geser, misalnya dari Sumatera, dari Jakarta, lalu ke Jawa Tengah, ke Jawa Timur, lalu nanti ke Sulawesi, nanti balik lagi ke Jakarta, jadi akan berpindah-pindah tempatnya," jelas Dwikorita.
Untuk musim hujan 2025, BMKG menyatakan sebagian besar wilayah di Indonesia akan mengalami curah hujan dalam kategori normal. Tetapi ada beberapa daerah yang akan mengalami curah hujan di atas normal.
Artikel ini sudah tayang di detikEdu. Baca selengkapnya di sini.
(dpe/iwd)