- Fakta Resepsi Pernikahan Sederhana di Ngawi 1. Resepsi Pernikahan Tanpa Kemewahan, Tanpa Jasa Profesional 2. Viral di TikTok, Disaksikan Ratusan Ribu Warganet 3. Semua Serba Pinjaman dan Gotong Royong Warga 4. Biaya Pernikahan Hanya Sekitar Rp 1 Juta, Mas Kawin Rp 100 Ribu 5. Pasangan Bekerja sebagai Buruh Proyek dan Buruh Tani
Kisah romantis yang amat mengharukan berlangsung di Ngawi, Jawa Timur. Sepasang mempelai pengantin memilih merayakan hari bahagianya sangat berbeda dari mayoritas masyarakat. Jauh dari kata mewah bahkan bisa dikatakan amat sederhana.
Tidak ada keterlibatan Perias profesional, terlihat dari wajah dan busana kedua pengantin yang amat sederhana. Dokumentasinya juga biasa-biasa saja tanpa sorotan lampu maupun fotografer. Bahkan tidak ada dekorasi yang terlihat di lokasi tempat berlangsungnya pernikahan.
Sontak video pernikahan keduanya viral dan menjadi buah bibir setelah diunggah akun TikTok @_hardy_shop. Pernikahan mereka menjadi sorotan karena berbeda dari tren pesta mewah, menunjukkan bahwa cinta dan kebahagiaan tidak harus dibalut dengan kemewahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut fakta-fakta dibalik resepsi sederhana pengantin di Ngawi:
Fakta Resepsi Pernikahan Sederhana di Ngawi
1. Resepsi Pernikahan Tanpa Kemewahan, Tanpa Jasa Profesional
Siti Fatonah (29) dan Ribut Ariyanto (40), pasangan asal Desa Sumberejo, Kecamatan Sine, Ngawi, menggelar resepsi pernikahan mereka pada 21 April 2025 dengan sangat sederhana. Tidak ada dekorasi, makeup artist, maupun fotografer profesional.
"Betul itu kerabat saya, tepatnya adik keponakan. Ya sesuai dalam video itu kondisinya sangat sederhana," ujar Herdi, kerabat mempelai.
2. Viral di TikTok, Disaksikan Ratusan Ribu Warganet
Video berdurasi 25 detik yang diunggah oleh akun TikTok @_hardy_shop memperlihatkan kedua mempelai keluar dari rumah kayu sederhana dan duduk di kursi plastik.
Video ini telah ditonton lebih dari 500 ribu kali di TikTok dan menuai lebih dari 1.300 komentar. Mayoritas komentar netizen mengungkapkan kekaguman dan rasa haru atas ketulusan pasangan yang menjalani pernikahan apa adanya.
3. Semua Serba Pinjaman dan Gotong Royong Warga
Rias pengantin dilakukan sukarela oleh ibu-ibu tetangga, menggunakan bedak seadanya. Jas dan pakaian pun dipinjam dari warga sekitar.
"Itu yang rias ibu-ibu tetangga pakai bedak mereka sukarela. Jas kemeja pengantin pria juga pinjam," ungkap Hardi.
Kebersamaan dan kepedulian warga desa menjadi kunci sukses terselenggaranya acara tersebut, mencerminkan semangat gotong royong khas masyarakat terutama di wilayah pedesaaan.
4. Biaya Pernikahan Hanya Sekitar Rp 1 Juta, Mas Kawin Rp 100 Ribu
Semua kebutuhan konsumsi dimasak sendiri oleh kerabat. Total biaya yang dihabikan mempelai sekitar Rp 1 juta. Alokasi ini digunakan untuk kebutuhan konsumsi dan pengurusan KUA.
*"Mas kawin hanya Rp 100 ribu, itu pun kemarin dari utang,"* tambahnya.
Meski digelar dengan sederhan dan biaya yang terbatas, hal tersebut tidak mengurangi makna sakral pernikahan.
5. Pasangan Bekerja sebagai Buruh Proyek dan Buruh Tani
Profesi kedua mempelai mencerminkan latar belakang ekonomi mereka yang sederhana.
*"Mempelai pria buruh kuli proyek bangunan dan yang wanita buruh tani ya tandur (tanam padi) di sawah," jelas Hardi.
Meski hidup dalam keterbatasan, kisah mereka menginspirasi banyak orang akan kekuatan cinta dan kesederhanaan.
(ihc/abq)