·ÉËÙÖ±²¥

Sejumlah pedagang di beberapa pasar Surabaya mengeluhkan pedasnya harga cabai, terutama cabai rawit yang menyentuh Rp 120 ribu per kilogram. Untuk mengantisipasi kerugian, mereka pun menyiasati dengan tidak menyimpan banyak stok.

Terutama untuk cabai rawit yang harganya melonjak drastis beberapa waktu ini. Hal itu seperti yang diungkapkan Suparno (60), pedagang di Pasar Genteng, Surabaya.

"Saya lihat dulu dari tengkulak kalau ada banyak barang datang, saya berani ambil. Tapi kalau barangnya sedikit saya gak ambil karena pasti mahal. Jadi saya gak nimbun stok akhirnya," ujar Suparno kepada detikJatim, Kamis (9/1/2025).

Ia khawatir apabila nekat menyimpan banyak stok, cabai itu justru akan busuk, sebab daya beli masyarakat saat ini tidak menentu.

"Apalagi pembeli juga gak nentu kan. Kalau tau mahal biasanya mereka gak beli," kata Suparno.

Pedagang lainnya, Aisyah (50) yang sehari-hari berjualan di Pasar Soponyono, Rungkut mengungkapkan, ia juga enggan menyimpan banyak stok cabai.

"Ya kulakan untuk dijual sesuai kebutuhan aja. Gak terlalu banyak, khawatir gak laku. Tapi untuk stok sebenarnya masih cukup aman kalau di pasar ini. Karena kebanyakan yang beli kan orang-orang rumah tangga," tuturnya.

Berdasarkan pantauan detikJatim, harga cabai rawit di Pasar Soponyono, Rungkut hari ini menembus Rp 120 per kilogram. Harga ini melonjak drastis dari sebelumnya yang harganya mulai Rp 20 ribu per kilogram.

Untuk cabai merah besar harganya Rp 60 ribu per kilogram, sedangkan sebelumnya Rp 40 ribu per kilogram.

Sementara di Pasar Genteng, harga cabai rawit berkisar antara Rp 110 ribu sampai Rp 120 ribu per kilogram, dari biasanya sekitar Rp 40 ribu hingga Rp 60 ribu per kilogram.

Lalu, cabai merah besar harganya Rp 60 ribu per kilogram. Naik dari yang sebelumnya Rp 45 ribu sampai Rp 50 ribu per kilogram.