Hujan deras dengan intensitas tinggi berdampak buruk bagi tanaman cabai di Kabupaten Lumajang. Salah satu wilayah yang terdampak adalah Desa Kunir Lor, Kecamatan Kunir.
Tanaman cabai di desa tersebut mengalami kerusakan parah. Sebagian tanaman terlihat keriting, layu, dan membusuk setelah diguyur hujan deras selama beberapa minggu terakhir.
Para petani hanya bisa pasrah melihat tanaman mereka rusak di tengah tingginya harga cabai yang seharusnya memberikan keuntungan besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumilah (47), salah satu petani di Desa Kunir Lor mengungkapkan, biasanya satu petak sawah yang ia tanami cabai rawit mampu menghasilkan 2 kuintal cabai setiap kali panen. Namun, kini hasil panennya turun drastis hanya menjadi 30 kilogram per panen.
"Cabainya rusak setelah terkena hujan sehingga kondisinya keriting, ada juga yang layu dan membusuk. Padahal sekarang harga cabai mahal, namun cabainya tidak bagus," ujar Sumilah kepada detikJatim, Selasa (14/1/2025).
Hal serupa dialami Suud (50), petani lainnya di desa tersebut. Menurutnya, curah hujan tinggi menyebabkan banyak petani cabai gagal panen meski harga cabai sedang mahal.
"Kalau musim sekarang cabainya rusak karena curah hujan tinggi, sehingga petani cabai banyak yang gagal panen meskipun harga cabai mahal," terang Suud.
Saat ini, harga cabai di tingkat petani masih cukup tinggi, mencapai Rp 50.000 per kilogram. Namun, tingginya harga tersebut tidak memberikan keuntungan yang diharapkan karena hasil panen petani jauh di bawah normal.
(irb/hil)