·ÉËÙÖ±²¥

Pakar UGM Kecam Ahmad Dhani soal Ide Naturalisasi yang Dinilai Seksis

Pakar UGM Kecam Ahmad Dhani soal Ide Naturalisasi yang Dinilai Seksis

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Jumat, 07 Mar 2025 12:00 WIB
Anggota Komisi X DPR RI, Ahmad Dhani saat rapat bareng PSSI.
Anggota Komisi X DPR RI, Ahmad Dhani saat rapat bareng PSSI. (Foto: Youtube TV Parlemen)
Sleman -

Gagasan nyeleneh Ahmad Dhani saat rapat Komisi X DPR RI beberapa waktu lalu menuai pro dan kontra. Dhani yang juga anggota DPR itu mengusulkan agar Indonesia menaturalisai pemain sepakbola tua bukan untuk bermain, tapi untuk dinikahkan dengan wanita Indonesia.

Pernyataan kontroversial Dhani itu menuai sorotan dosen Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Dr. Hastanti Widy Nugroho. Wanita yang concern dalam bidang feminisme itu menyoroti berbagai aspek problematis dalam pernyataan Dhani, mulai dari kesalahpahaman konsep naturalisasi hingga pemikiran patriarkis yang diskriminatif terhadap perempuan.

"Urusan pernikahan dia bisa memberikan statement seperti itu. Ini kalau dalam feminisme disebut sebagai misoginis, yaitu kebencian, penghinaan, dan prasangka terhadap perempuan. Perempuan di sini dipahami hanya sebatas urusan dapur, sumur, dan kasur, atau dalam bahasa biologinya, memahami perempuan sebatas urusan reproduksi. Urusan poligami juga tahu-tahu dibawa ke urusan sepakbola, kan aneh itu," jelas Widy dalam keterangan tertulis yang diterima detikJogja, Jumat (7/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai akademisi, yang saat ini mengampu mata kuliah Feminisme, Widy menyampaikan keprihatinannya atas mentalitas dan kualitas anggota dewan yang menunjukkan pemahaman yang minim terhadap hak perempuan.

"Kalau disebut out of the box, yang jadi pertanyaan ini box yang mana? Bisa dibayangkan betapa parahnya masyarakat patriarki berkuasa dengan model seperti ini. Jika orang seperti ini menjadi anggota dewan lalu dia memiliki pengikut dan kesempatan untuk mengampanyekan terus menerus nilai patriarkis ini, maka nasib perempuan Indonesia tidak bisa diharapkan lagi," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Widy menilai pernyataan terkait warna kulit pemain sepakbola yang dinaturalisasi cenderung rasis. Dhani menurutnya gagal memahami konsep nasionalisme.

Proses naturalisasi bukan sebuah proyek reproduksi, yaitu mendatangkan orang asing untuk menghasilkan keturunan. Ia mencontohkan alasan Maarten Paes memilih untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

"Itu bukan hanya karena neneknya tinggal di Kediri dan dia memiliki romantisme masa lalu dengan kota tersebut. Bukan hanya itu, tapi momen itu menunjukkan rasa cintanya pada tanah air yang sampai sekarang tentu dicintainya dengan sepenuh hati. Nah konsep itu yang Ahmad Dhani lupa atau tidak mengerti," terangnya.

Dikutip dari detikSport, Ahmad Dhani yang merupakan anggota Komisi X DPR RI sekaligus anggota Fraksi Gerindra menyampaikan usulannya tersebut dalam rapat Komisi X terkait persetujuan pemberian status warga negara Indonesia (WNI) terhadap tiga pesepakbola keturunan Indonesia. Ketiga atlet tersebut adalah Emil Audero Mulyadi, Dean Ruben James, dan Joey Mathijs Pelupessy.

"Saya hanya menambahi saja, Pak Erick, saya itu orang yang termasuk setuju, sangat setuju naturalisasi, bahkan sampai 50-50 pun saya nggak ada masalah separuh-separuh. Karena menurut saya, ini adalah bagian daripada revolusi dalam dunia persepakbolaan, jadi kalau namanya revolusi itu ya semuanya memang harus ekstrem," kata Ahmad Dhani mengawali pendapatnya di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (5/3).

Dhani juga mengusulkan untuk mengurangi pemain dengan ras Eropa. Ia berharap ketika pemain naturalisasi menikah dengan perempuan WNI, maka anaknya bisa dibina oleh pemerintah.

"Lalu naturalisasi, tidak harus itu pemain. Bisa juga, misalnya, pemain-pemain bola yang sudah di atas usia 40, itu bisa juga kita naturalisasi pemain bola yang hebat, lalu kita jodohkan dengan perempuan Indonesia. Nah, anaknya itu yang kita harapkan menjadi pemain bola yang bagus juga," ujar Dhani.

"Ini pemikirannya agak out of the box, Pak Erick, tapi bisa dianggarkan untuk 2026 programnya. Jadi pemain bola di atas 40 tahun yang mau dinaturalisasi dan mungkin yang duda, kita carikan jodoh di Indonesia, Pak," sambungnya.

Ia menyinggung pemain dari Arab hingga Aljazair untuk dinaturalisasi juga. Dhani pun meminta agar pendapatnya itu dipertimbangkan.




(ams/ams)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikSport
detikInet
detikHealth
Sepakbola
detikOto
Wolipop
detikFood
detikHot
Hide Ads