Guru besar Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian UGM, Prof Witjaksono, menyebut burung hantu belum terbukti efektif membasmi hama tikus di sawah. Dia menyarankan mengendalikan hama tikus lewat teknologi trap barrier system (TBS).
Sistem ini dilakukan dengan menanam padi di sawah itu mendahului tanaman padi yang lainnya. Hal itu dilakukan sekitar tiga minggu sebelum masa tanam dan dilakukan di salah satu lahan.
"Kemudian kita kita bentengi dengan plastik keliling itu, kemudian ada beberapa titik yang kita lubangi, kemudian di bagian dalam lubang itu kita pasang perangkap dengan demikian tikus itu akan masuk karena dia mencium bau tanaman padi dan dia masuk perangkap kita," jelas Witjaksono saat dihubungi wartawan, Selasa (8/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Witjaksono menjelaskan teknologi TBS itu sudah diterapkan di kapanewon Moyudan dan Minggir, Sleman. Dua lokasi ini disebut sebagai endemik tikus.
"Saya sudah berapa hampir 10 tahun di Jogja ini di satu Kapanewon di Sleman Barat Minggir, Moyudan itu mencoba menggunakan TBS ini satu musim itu di sana Minggir itu merupakan daerah endemik tikus, itu bisa dapat sekitar 180, meskipun itu kami masih terus menyempurnakan. Karena dibanding dengan ada laporan di Pantura dengan TBS dia bisa dapat ribuan ekor satu musim itu bisa dapat," urai dia.
Di sisi lain, Witjaksono menjelaskan alasan burung hantu dinilai belum terbukti efektif membasmi hama tikus. Sebab, menurutnya, burung hantu lebih efektif membasmi hama tikus di kebun sawit daripada di persawahan.
"Penggunaan burung hantu itu efektif untuk di kelapa sawit tapi kalau untuk di sawah padi, mungkin saya agak berbeda dengan teman-teman yang men-support penggunaan burung hantu untuk di sawah padi. Karena sepanjang survei saya penelitian saya, burung hantu kalau untuk mengendalikan sawah itu kurang begitu efektif," jelas dia.
Alasannya, tikus memiliki kebiasaan berjalan di pinggir-pinggir pematang sawah. Hal itu bisa dilihat dari bekas serangan tikus di sawah yang menyisakan bagian pinggir dekat pematang sawah.
"Itu memang perilaku tikus itu seperti itu jadi melipir. Nah, itu bisa kita lihat juga kalau di sawah, padi Itu kalau tikus itu menyerang padi tanaman padi itu dia selalu menyisakan bagian pinggir-pinggir padi itu. Padi-padi yang di bagian pinggir itu tidak dimakan," katanya.
Hal itu disebut sebagai naluri tikus untuk menghindari predator. Oleh karenanya, tikus memiliki kebiasaan menyisakan padi yang di pinggir untuk menghindari serangan musuh. Hal inilah yang juga menjadi pertimbangan burung hantu belum terbukti efektif membasmi hama tikus.
"Nah, kalau ini kemudian menggunakan burung hantu untuk mengendalikan tikus sawah dengan perilaku yang seperti itu bahwa dia bisa sembunyi di bawah batang-batang padi, kan kurang efektif karena burung hantu tidak akan mungkin, burung hantu tidak mungkin nyasak-nyasak ke batang padi itu, masuk-masuk itu tidak mungkin," jelas dia.
Tak hanya itu, burung hantu juga tidak memakan habis tikus buruannya. Meski begitu, hal tersebut memungkinkan untuk menghitung jumlah tikus yang diburu.
"Kita bisa melakukan evaluasi apakah burung hantu itu banyak memakan tikus atau tidak dari bekas-bekas tikus yang dimakan itu. Sepanjang penelitian kami, saya tidak melihat hubungan yang terlalu erat antara jumlah tikus di sawah dengan jumlah tikus yang berhasil dimakan oleh burung hantu yang dilihat dari sisa-sisa tikusnya, kurang signifikan. Tikusnya banyak, tapi yang dimakan tidak banyak," jelas dia.
Meski begitu, Witjaksono menyebut kehadiran burung hantu bisa membuat takut hama tikus. Namun, dia memastikan masih butuh penelitian lebih lanjut terkait hal ini.
"Sedikit lagi informasi, tapi ini juga saya masih perlu penelitian untuk klarifikasi. Jadi, ada dugaan bahwa burung hantu itu hanya membuat tikus itu takut. Jadi, dia, tikusnya menyingkir," katanya.
"Ini, ini memang hasil penelitian kami sebelumnya, tapi memang kami, saya masih harus mengklarifikasi, ya, ada penelitian berikutnya lagi, karena memang dari hasil penelitian, kami sebelum dan setelah dimasukkan burung hantu itu, tikusnya menyingkir," tutup dia.
(ams/apu)
Komentar Terbanyak
Respons Roy Suryo Dilaporkan Jokowi hingga Relawan
Klarifikasi Bibit Terlapor Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon Bantul
Duduk Perkara Mbah Tupon Jadi Korban Mafia Tanah Versi BPN