Pembangunan gedung DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di lapangan Kenari, Umbulharjo, Kota Jogja, dimulai dengan acara peletakan batu pertama atau groundbreaking. Proyek ini menelan anggaran sebesar Rp 293,8 miliar yang diambil dari APBD DIY.
Sekretaris DPRD DIY, Yudi Ismono, menjelaskan proses pembangunan ini telah melalui tahapan panjang. Dimulai dari perencanaan yang telah dimulai sejak 2020 melalui kajian kawasan oleh Dinas PUP-ESDM DIY.
Namun datangnya Pandemi COVID-19 sempat menunda prosesnya. Kemudian kembali dilanjutkan pada 2022 dengan penyusunan Detail Engineering Design (DED), serta dokumen Amdal dan Andalalin pada 2023.
"Pada tanggal 3 November 2023, ditandatangani nota kesepahaman atau MoU antara Pemda DIY dan DPRD DIY mengenai pelaksanaan sub kegiatan tahun jamak pembangunan gedung DPRD DIY," jelas Yadi dalam paparannya, Jumat (25/4/2025).
"Kemudian, tahun 2024 dilakukan proses pemilihan manajemen konstruksi atau MK, dan penandatanganan kontraknya dilakukan pada tanggal 13 April. MK ini bertugas mereview DED dan menyiapkan dokumen-dokumen tender," sambungnya.
Setelah melalui proses pemilihan MK dan penyedia barang/jasa yang diawasi ketat oleh KPK melalui Monitoring Center for Prevention (MCP), PT Waskita Karya ditetapkan sebagai pelaksana konstruksi.
"Penandatanganan kontrak dilakukan pada 12 Maret 2025, disusul dengan serah terima lokasi proyek dan penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) pada 18 Maret 2025," paparnya.
"Pada hari yang sama, diterbitkan pula Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) untuk lokasi proyek yang beralamat di Jalan Kenari, Muja Muju, Umbulharjo, Yogyakarta," sambung Yadi.
Ketua DPRD DIY Nuryadi menambahkan, pembangunan gedung baru DPRD DIY ini dianggarkan sebesar Rp 293,8 miliar yang diambil dari APBD DIY.
"Tinggal nanti bagaimana pemenang tender, kalau pelaksanaan kita lihat baik seperti tata kalanya, pasti kita (lanjut) seperti kesepakatan kita," terang Nuryadi.
Sementara, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan gedung DPRD DIY di Malioboro memiliki sejarah panjang tentang proses berdemokrasi di DIY. Namun seiring berkembangnya zaman, diperlukan ruang demokrasi yang lebih representatif.
"Jadi gedung itu memang memiliki sejarah panjang, tapi zaman sudah berubah, fasilitas (yang diperlukan) juga berubah, jadi pencerminannya demokratisasi juga berubah. Jadi memerlukan gedung yang lebih representatif itu aja," ungkap Sultan.
Simak Video "Video: Rekaman CCTV Innova Seruduk Brio dan 4 Motor di Timoho Jogja"
(apl/rih)
