Deretan Komika Ikut Penggojlokan Jadi Bintang

Comic 8 Revolution jadi salah satu yang kini masih berjalan. Selain mencari bakat komika, mereka juga punya konsep yang lain dari biasanya.
Cak Lontong yang berada di balik penjurian buat ajang tersebut pun menilai, konsep kompetisi yang dihadirkan di sana gak cuma mencari bakat stand up comedy-an.
"Saya pernah mengunjungi beberapa kompetisi, ini secara konsep memang agak lain dari sebelumnya, itu karena goalsnya. Kita mendapatkan aktor untuk pemeran film Comic 8, jadi bukan cuma perform secara stand up comedy," ungkapnya kepada detikpop.
Selama kompetisi itu, ada 20 peserta yang mengikuti karantina selama tiga bulan. Selama di sana, mereka juga harus melewati berbagai games yang juga jadi salah satu penilaian buat juri.
Studio Karnos di Cibubur disulap menjadi lokasi karantina. Berbagai sudut dibangun sedemikian rupa untuk memenuhi standar yang diharapkan buat mencetak bintang baru.
Gak cuma alat-alat olahraga, mereka juga dibekali dengan materi-materi yang bisa membantu mencapai puncak kompetisi.
Dari karantina itu juga mereka bakal dilihat secara karakter, salah satu modal utama buat jadi bintang film. Cak Lontong, mengingat salah satu kontestan bernama Bayu yang membawa materi tentang kehidupannya yang sulit. Cerita lain juga soal mahasiswa yang rumah tangganya kacau hingga soal dominasi TikTokers.
"Secara kompetisi mungkin sama, tapi tujuannya dan cara penilaian yang sangat berbeda. Dulu kalau jadi juri itu 100 persen dari juri, dilihat dari perform stand up-nya. Kalau ini, stand up comedy, jadi beberapa persen dari total penilaian. Kita juga mencari aktor penerus," ungkapnya.
Cak Lontong memberi contoh Oki Rengga, komika yang juga jadi salah satu juri mendampingi dirinya. Menurutnya, kualitas seorang komika bisa dilihat dari sosok Oki.
"Dia itu jadi aktor, juri, komika, semua sukses. Tapi cuma jadi kiper aja dia yang gak bagus," katanya dengan nada komedi yang khas.
Baca juga: Industri Hiburan Dikuasai Komika |
Meski menjalani karantina dan berbagai gojlokan dari juri, para peserta gak jaminan buat bisa sukses di industri hiburan. Tapi menurutnya, itu jadi salah satu modal utama buat terus berkembang.
"Nasib saya juga gak bisa saya jamin. Tapi ini jadi modal, karena komika itu punya proses berpikir, proses bekerja yang menurut saya di industri film terutama, bisa diandalkan. Saya kira itu gabungan yang sangat bagus," tukasnya.
(nu2/ass)