Penyaluran Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau bedah rumah dinilai mampu mendorong semangat kegotongroyongan serta kebersamaan masyarakat dalam membangun rumah layak huni. Dalam program tersebut, pemerintah menyalurkan dana stimulan serta meminta masyarakat untuk ikut bersawadaya meningkatkan kualitas rumahnya sehingga kesejahteraannya lebih meningkat.
Salah seorang warga Kota Pekanbaru, Riau yang menerima bantuan Program BSPS, Lambok Diana Aritonang mengaku, dirinya beserta keluarganya sebelumnya tidak pernah berfikir dapat membangun rumahnya karena keterbatasan ekonomi. Akan tetapi, setelah mendapatkan penjelasan dari Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) dan Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Program BSPS dirinya pun memiliki semangat baru untuk dapat membangun rumah yang sebelumnya hanya dibangun dari kayu menjadi lebih kokoh dan sehat untuk ditempati.
"Kami sekeluarga sangat senang bisa mendapatkan bantuan bedah rumah ini. Dulu rumah kami hanya dari kayu, atapnya sering bocor dan lantainya hanya semen seadanya, tapi sekarang semua berubah jadi lebih bagus dan nyaman untuk ditempati dan anak-anak di rumah juga nyaman,"ujarnya saat ditemui di rumahnya, Selasa (12/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lambok Bersama suaminya Adi Andin Sinaga yang sehari-sehari hanya berdagang sayur mayur di pasar menceritakan bahwa info Program BSPS diperolehnya dari RT yang menyatakan kalau pemerintah punya program bedah rumah atau BSPS ini. Akhirnya dirinya pun mendaftar dan mendapatkan sosialisasi dari petugas pendamping tentang Program BSPS ini.
Dirinya yang tinggal di Kelurahan Labuh Baru Barat, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru pun kemudian mengeluarkan tabungan yang disimpannya untuk menambah dana bantuan Program BSPS sebesar Rp 20 juta yang diterimanya. Dalam proses pembangunan rumah, dirinya juga mendapat bantuan dana dari sanak keluarganya serta dukungan dari masyarakat sekitar sehingga proses pembangunnya dapat berjalan lancar.
"Program BSPS ini benar-benar bermanfaat dan bebas pungutan dari pihak manapun serta yang pasti gratis untuk masyarakat. Saya ikut berswadaya dengan menggunakan dana tabungan dan ditambah bantuan dari keluarga besar berupa bantuan dana jadi rumahnya sekarang bisa nyaman seperti sekarang. Jadi nanti kalau ada saudara punya keperluan maka gentian kami juga bisa membantu," katanya.
Menurut Tenaga Ahli Pemberdayaan, Zulkani bersamaTenaga Fasilitator Lapangan (TFL) Program BSPS, Fitri Anisa Lubis menyatakan, salah satu target rumah yang mendapat bantuan Program BSPS adalah rumah yang tidak layak huni serta belum pernah mendapatkan bantuan perumahan dari pemerintah.
Selain itu, mereka juga berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa dalam Program BSPS setidaknya rumah yang dibangun harus memiliki struktur bangunan pondasi yang kokoh dan memenuhi kriteria rumah sehat. Selain itu, masyarakat diharapkan dapat membentuk kelompok sehingga tumbuh semangat gotong royong dalam membangun rumahnya.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto menyatakan, berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pelaksanaan Bantuan Pembangunan Perumahan dan Penyediaan Rumah Khusus, Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Sejahtera yang selanjutnya disebut BSPS Sejahtera adalah dukungan dana pemerintah bagi masyarakat berpenghasilan rendah kategori pra sejahtera untuk memenuhi hunian dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat berasaskan kegotong-royongan.
"Program BSPS adalah bantuan dan layanan rumah swadaya bagi masyarakat yang dilaksanakan untuk menggerakkan dan meningkatkan keswadayaan dalam pemenuhan rumah layak huni dan lingkungannya berupa dukungan dana pemerintah bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk peningkatan kualitas rumah swadaya berasaskan kegotong-royongan,"katanya.
Sementara itu, Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sumatera III Direktorat Jenderal Perumahan, Zubaidi menambahkan, pada tahun 2023 ini, Program BSPS di Provinsi Riau setidaknya mentargetkan sebanyak 3.021 unit rumah yang dibedah. Adapun sebaran lokasinya berada di sejumlah wilayah yakni Kota Pekanbaru (290 unit), Kabupaten Kampar (721 unit), Kabupaten Bengkalis (195 unit), Kabupaten Kepulauan Meranti (122 unit), Kabupaten Rokan Hilir (380 unit), Kabupaten Rokan Hulu (416 unit), Kabupaten Siak (215 unit), Kota Dumai (213 unit), Kabupaten Indragiri Hilir (160 unit), Kabupaten Indragiri Hulu (145 unit), Kabupaten Kuantan Singingi (100 unit), dan Kabupaten Pelalawan (100 unit).
"Kami juga berkolaborasi dengan berbagai pihak khususnya sektor swasta yang ingin berpartisipasi dalam pelaksanaan Program BSPS ini. Melalui Program BSPS ini diharapkan jumlah rumah tidak layak huni di Provinsi Riau bisa berkurang," harapnya.
(dna/dna)