Harga semen kini naik hingga Rp 74.000 per sak sudah hampir satu bulan belakangan ini. Kenaikan harga semen ini terjadi bertepatan dengan menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah senilai Rp 16.375 per Selasa (25/6/2024).
Menurut pemilik Toko Bangunan Cahaya Abadi Teddy menyebutkan merek semen yang banyak dibeli di tokonya adalah Semen Tiga Roda yang harganya kini menjadi Rp 74.000 per sak atau karung.
"Tiga roda Rp 74 (ribu), sebelumnya Rp 72 (ribu)," kata Teddy saat ditemui di Kukusan, Depok pada Selasa (25/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain semen, beberapa bahan bangunan dan perlengkapan lainnya ada yang mengalami kenaikan sekitar 3%, tetapi Teddy tidak menyebutkan rinciannya.
"Pokoknya semua bahan yang ada naik. Bahannya dikit pada naik, nggak ada yang turun. Anggaplah rata-rata 3 persen," ujarnya.
Sementara itu, beberapa bahan bangunan yang biasa dipakai untuk pembangunan rumah rata-rata masih stabil diantaranya pipa, seng, besi, hingga batu bata.
"Kalau pipa mah stabil, besi mah stabil aja, bata nggak, sama (stabil)," sebut Teddy.
Sementara itu, terkait kenaikan dolar yang terjadi belakangan ini, menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Kontraktor Indonesia Basuki Muchlis MT dapat berpengaruh pada harga bahan bangunan yang menjadi tidak terduga.
"Secara umum, dolar secara konstruksi pengaruhnya banyak. Kenaikan harga itu bermacam-macam. Dari eskalasi tergantung daripada proyek yang berjalan. Mungkin lagi membutuhkan bahan, atau (pertambahan) lokasi sehingga harga tidak terkontrol," ungkap Basuki kepada detikProperti pada Jumat (21/6/2024) lalu.
Namun, dolar naik bukan satu-satunya alasan yang mungkin mendorong harga bahan bangunan naik, melainkan ada persaingan pasar antara produk lokal dan impor.
"Misalnya besi dan bahan baku dari Korea atau Cina. Kemudian Korea Selatan harga material dan non material masih tinggi sehingga saingan kita menjadi (ketat). Bahan bangunan kan ada sipil dan arsitektur. Arsitektur dari luar juga cukup banyak mempengaruhi kita. Engineering kita banyak sekali (menggunakan) produk-produk baru yang masuk ke Indonesia (impor)," bebernya.
(aqi/aqi)