Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Dedy Rochimat mengungkapkan alasan produk mebel Indonesia masih kalah saing dibandingkan dengan Vietnam. Salah satunya karena Vietnam banyak membangun pabrik furniture di sana.
"Vietnam sudah mulai duluan. Mereka tuh ngundang para industri ke sana, untuk bikin pabrik ke sana. 20 tahun yang lalu mereka nggak ada apa-apa, kita lebih hebat," katanya kepada wartawan di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (23/1/2024).
Saat ini, produk mebel Indonesia berada di peringkat ke-4 Asia, di bawah China, Vietnam, dan Malaysia. Sementara untuk ranking dunia, Indonesia berada di peringkat ke-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belakangan ini, produk furniture impor juga membanjiri Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada Januari-Oktober 2024, furniture impor meningkat 16% dibandingkan pada periode yang sama 2023.
Banjirnya produk furniture impor di Indonesia karena negara-negara seperti China, Vietnam, maupun Thailand banyak menghasilkan produk massal atau mass product. Hal itu menjadikan harga furniture menjadi lebih murah dan banyak ditemukan.
"Kalau China, Vietnam, itu kan banyak mass product yang sudah murah-murah. Kalau kita belum nih," tuturnya.
Menurutnya, Indonesia bisa belajar dari negara-negara tersebut untuk memproduksi massal dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
"Nah ini makanya tadi saya katakan bahwa kita harus belajar. Kita nggak usah alergi bawa mereka datang. Tapi bikin pabrik, jangan hanya jualan sehingga efeknya banyak kan, kita bisa belajar," ungkapnya.
"Nanti 20 tahun yang akan datang, wah orang Indonesia sudah 75 persen kali yang usaha ini. Kalau kita tidak ada tahap belajar ya nggak bisa," tambahnya.
Ia berharap, pemerintah mau memiliki visi yang sama dengan asosiasi mebel di industri ini. Sebab, asosiasi tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan pemerintah.
"Asosiasi juga tidak bisa berdiri sendiri tanpa didukung pemerintah. Kami sangat mengharapkan duduk bersama pemerintah, kemudian punya visi yang sama. Mau nggak sebagai industri mebel ini bisa mensejahterakan bangsa dan negara Indonesia? Kalau mau kita harus mulai," tutupnya.
(abr/das)