·ÉËÙÖ±²¥

Kisah Mantan Napi Jadi Taipan Hotel, Berawal dari Beli Tanah Terbengkalai

Kisah Mantan Napi Jadi Taipan Hotel, Berawal dari Beli Tanah Terbengkalai

Danica Adhitiawarman - detikProperti
Minggu, 26 Jan 2025 11:59 WIB
Founder Banyan Tree Ho Kwon Ping
Founder Banyan Tree Ho Kwon Ping. Foto: Aik Chen via CNA Luxury
Jakarta -

Taipan Hotel Ho Kwon Ping (72) berbagi kisah awal mula membangun sebuah bisnis perhotelan dari membeli sebuah tanah terbengkalai di Thailand. Dulunya seorang napi, Ho sukses menjadi Founder dan Ketua Eksekutif Banyan Group.

Dikutip dari CNBC Make it, Banyan Group memiliki 12 merek global, lebih dari 80 hotel dan resor, beserta spa, galeri, dan tempat tinggal yang tersebar di lebih dari 20 negara. Perusahaan itu tercatat dalam Bursa Efek Singapura dengan pendapatan sebesar 328 juta dolar Singapura atau sekitar Rp 3,95 triliun (kurs 12.065) pada 2023. Banyan Group memiliki kapitalisasi pasar sebesar 300 juta dolar Singapura atau setara Rp 3,6 triliun menurut data London Stock Exchange Group (LSEG).

Sebelum menjadi seperti sekarang ini, masa muda Ho diisi dengan kegiatan sebagai aktivis dan jurnalis, bahkan pernah sampai dijebloskan ke penjara. Saat menempuh pendidikan sarjana di Universitas Stanford pada awal 1970-an, ia adalah seorang aktivis mahasiswa yang vokal menentang Perang Vietnam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia bergabung dengan aksi protes di kampus khususnya, protes terhadap penemu dan fisikawan Amerika William Shockley yang akhirnya membuatnya diskors dari institusi tersebut. Ho memutuskan untuk kembali ke Singapura untuk wajib militer dan mengulang kembali kuliah di sana.

Merasa bosan, ia mulai menjadi jurnalis lepas untuk sebuah majalah. Nasibnya pun kurang baik karena dimasukkan ke dalam sel isolasi untuk menjalani hukuman penjara selama dua bulan pada 1977.

ADVERTISEMENT

"Saya mulai menulis tentang politik Singapura yang tidak disukai pemerintah. Jadi, saya dipenjara berdasarkan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri karena pro-Komunis," kata Ho dikutip dari CNBC Make It, Minggu (26/1/2025).

Setelah bebas, Ho kembali bergabung dengan majalah yang sama sebagai jurnalis dan pindah dengan istrinya ke Hong Kong. Pengantin baru itu pindah ke sebuah desa nelayan kecil di Pulau Lamma yang disebut Yung Shue Wan, yang berarti 'Banyan Tree Bay' atau teluk pohon beringin.

Ho lahir di Hong Kong tapi besar di Thailand sebelum pindah ke Singapura. Ayahnya, Ho Rih Hwa adalah pengusaha yang ikut mendirikan Thai Wah Public Company dan memimpin Wah Chang Group, konglomerat yang beroperasi di seluruh Asia.

"Meskipun orang tuaku cukup kaya, aku selalu sedikit memberontak dan ingin mandiri," ungkapnya.

Pada 1981, ayah Ho jatuh sakit dan sebagai anak sulung, ia mengambil alih bisnis keluarganya. Setelah menghadapi banyak kegagalan, Ho mendapat pencerahan untuk membangun mereknya sendiri daripada menjalankan campuran berbagai bisnis.

Suatu hari pada 1984, Ho menemukan sebidang tanah pesisir yang luas di Teluk Bang Tao di Phuket, Thailand. Ia memutuskan untuk membeli lahan seluas lebih dari 550 hektare. Tanah tersebut merupakan bekas tambang timah yang terbengkalai menurut pernyataan resmi perusahaan.

Setelah beberapa tahun melakukan restorasi, Ho bersama istri dan saudaranya yang seorang arsitek merancang dan mengembangkan beberapa hotel dan resort di lahan tersebut. Laguna Phuket, resor terpadu pertama di Asia, pun dibuka pada 1987.

"Kami merancang hotel pertama dan kami berhasil mendapatkan perusahaan Thailand untuk mengelolanya. Hotel kedua - Sheraton mengelolanya, lalu ketiga dan keempat, dan seterusnya," kata Ho.

"Dan kemudian lahan terakhir tidak memiliki pantai (jadi) tidak ada yang ingin mengelolanya. Saat itulah saya mendapat ide dan berkata: Baiklah, karena tidak ada yang ingin mengelolanya ... mengapa kita tidak memulai merek kita sendiri?" tambahnya.

Ia pun membangun sejumlah vila pribadi yang masing-masing dilengkapi kolam renang lantaran tidak ada pantai. Saat itu belum ada konsep vila dengan kolam renang. Kemudian, ia membuka resor mewah beserta spa pada 1994.

Pada tahun 2006, Banyan Tree Holdings Limited memulai debutnya di Bursa Efek Singapura. Lalu,Banyan Group diluncurkan sebagai merek umum untuk portofolio multi-merek pada 2024.

Ketika ditanya soal masanya sebagai aktivis, ia mengaku telah bertumbuh. Ia ingin membuat perubahan sosial melalui perusahaannya.

"Hal-hal yang pernah saya lakukan tidak bisa dilakukan terus-menerus. Anda akan masuk penjara secara permanen, dan juga tidak efektif. Namun, apa yang ingin kami lakukan dalam hal perubahan sosial, saya rasa kami benar-benar melakukannya melalui Banyan Tree," tuturnya.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini




(dhw/abr)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
Sepakbola
detikFood
detikHealth
detikInet
detikHot
detikNews
detikTravel
Sepakbola
Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads