Jakarta - Setelah merdeka, muncul arsitektur jengki khas Indonesia pada 1950-1960. Rumah dengan desain ini masih ada di Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Potret Rumah Jadul Jengki Khas Indonesia di Kawasan Elite Jakarta

Arsitektur jengki identik dengan penggunaan bentuk geometri yang unik pada bangunan. Atap pelana berbentuk segitiga bersamaan dengan tembok miring pada fasad malah membentuk segi lima. Lalu, terdapat lubang ventilasi berbentuk lingkaran yang disusun vertikal. Teras rumah juga dibatasi dengan roster. Bagian atapnya menggunakan genteng spandek.
Plafon rumah ini terbilang tinggi seperti kebanyakan rumah zaman dulu. Lalu, pintu dan jendela rumah didominasi material kaca. Tak ketinggalan, jendela dilapisi dengan terali besi berbentuk belah ketupat.
Rumah 'jadul' ini sekarang disulap menjadi kafe. Pengelola kafe mengatakan setiap ruangan berukuran cukup luas sebelum direnovasi. Rumah tersebut memiliki luas bangunan sekitar 460 meter persegi, sedangkan luas tanah 700 meter persegi.
Pihaknya pun membobol sejumlah tembok untuk menyambungkan ruangan. Temboknya terbuat dari dua lapis bata merah zaman dulu, sehingga sulit untuk dihancurkan.
Ini akses masuk utama kafe. Pintunya memanfaatkan terali besi. Lalu, gagang pintu berbentuk bulat yang menambah estetika geometri rumah.
Ini meja bar kafe yang terbuat dari roster, salah satu elemen khas dari arsitektur jengki.