Petugas SPBU Wasuponda bernama Rudi mengaku jadi korban penganiayaan Wakil Ketua DPRD Luwu Timur (Lutim) Sulawesi Selatan (Sulsel) Usman Sadik akibat Usman kesal diberi tahu jika pertalite sudah habis. Korban Rudi tidak terima dan melaporkan insiden ini ke polisi.
"Iya. Laporan pengaduannya (LP) sudah masuk," ucap Kasi Humas Polres Luwu Timur AKP Wira kepada detikSulsel, Jumat (6/5/2022).
Peristiwa penganiayaan terjadi pada Kamis (5/5) sekitar pukul 18.07 wita. Wakil Ketua DPRD Lutim Usman Sadik akan mengisi BBM kendaraannya di SPBU Wasuponda. Usman meminta kendaraannya diisi pertalite.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Operator SPBU bernama Maria kemudian menjelaskan jenis BBM yang diminta Usman kosong. Namun Usman tidak yakin. Usman jengkel dan memarahi operator SPBU tersebut. Bahkan Usman mengancam menutup SPBU tersebut.
"Mendengar keributan, saya langsung berkata ke Usman bahwa Pertamina (SPBU) ini masih baru, belum ada pasokan bhan bakar pertalite masuk ke SPBU ini," ucap Rudi, petugas SPBU yang jadi korban penganiayaan saat dikonfirmasi detikSulsel, Jumat (6/5).
Usman yang kian jengkel mendatangi Rudi dan melayangkan tamparan. Namun Rudi berusaha menghindari tamparan tersebut.
"Dia (Usman) tidak terima dengan ucapan saya lalu kemudian menampar saya namun saya hindari beberapa kali," ungkap Rudi.
Sopir Usman yang ikut melihat insiden tersebut tiba-tiba datang membantu Usman. Sopir tersebut memukul dan menendang Rudi.
"Turun sopirnya langsung dia hampiri ka dan memukul dengan cara menendang kaki saya satu kali kemudian meninju lengan saya," tukasnya.
Wakil Ketua DPRD Luwu Timur Mengklarifikasi Tidak Melakukan Penganiayaan
Wakil Ketua II DPRD Luwu Timur, Usman Sadik mengklarifikasi dugaan penganiayaan yang melibatkan dia dan sopirnya. Dia membantah ada penganiayaan terhadap petugas SPBU di Wasuponda.
"Memang sopir saya sempat menghampiri Rudi (petugas SPBU), tapi saya melerai untuk tidak melakukan pemukulan. Sopir saya juga tidak mengenal Rudi karena tidak ada identitas yang digunakan sebagai karyawan SPBU," ungkap Usman dikonfirmasi terpisah.
Usman menjelaskan justru dia berupaya agar tidak terjadi penganiayaan. Dia mengaku saat itu malah yang mencegah sopirnya agar tidak melakukan penganiayaan ke petugas SPBU.
"Tidak benar adanya yang mengatakan terjadi pemukulan, karena saya yang menahan sopir saya untuk tidak melakukan pemukulan," tukas Usman,
(tau/sar)