Ilmuwan internasional yang memeriksa data genetik menemukan dugaan bahwa pandemi COVID berasal dari hewan. Bukan dari kebocoran laboratorium yang sempat mencuat di awal Pandemi.
Hal ini berdasarkan data baru yang menunjukkan bahwa virus Corona penyebab pendemi COVID-19 berkaitan dengan rakun yang ada di pasar Wuhan. Sampel dikumpulkan dari permukaan pasar makanan laut Huanan di Wuhan setelah kasus pertama COVID-19 yang ditemukan pada 2019.
"Data ini tidak memberikan jawaban pasti tentang bagaimana pandemi dimulai, tetapi setiap data penting untuk mendekatkan kita ke jawaban itu," Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip dari detikHealth yang melansir NBC News.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penemuan ini lantas membuat Tedros memberikan kritik pada China karena tidak membagikan informasi genetik lebih cepat.
"Data ini dapat dan seharusnya dibagikan tiga tahun lalu," ucapnya lagi.
Tedros mengatakan bahwa data urutan genetik itu sempat diunggah ke database virus publik terbesar di dunia pada akhir Januari oleh para ilmuwan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China. Namun, data tersebut sudah dihapus dari database.
Penemuan ini berawal dari ketidaksengajaan seorang ahli biologi Prancis yang menemukan informasi tersebut saat menjelajahi database. Setelahnya, data tersebut dibagikan pada sekelompok ilmuwan di luar China untuk mengetahui asal-usul virus corona.
Data urutan genetik yang diketahui positif virus corona menunjukkan adanya kandungan materi genetik dari anjing rakun yang menunjukkan hewan tersebut sudah pernah terinfeksi virus corona.
"Ada peluang bagus bahwa hewan yang menyimpan DNA itu juga menyimpan virusnya," kata Stephen Goldstein, ahli virologi di Universitas Utah yang terlibat dalam analisis data.
Sementara itu, ahli epidemiologi sekaligus anggota pendiri Kantor Pusat Pengendalian Penyakit AS di China Ray Yip mengatakan bahwa temuan baru itu belum pasti, namun signifikan.
"Data pengambilan sampel lingkungan pasar yang diterbitkan oleh CDC China sejauh ini merupakan bukti terkuat untuk mendukung asal-usul hewan," ucap Ray.
Penelusuran terkait asal usul CIVID-19 telah dilakukan oleh ilmuwan sejak lama. Hanya saja, pencarian tersebut mengalami kesulitan karena angka kasus infeksi pada manusia yang meningkat dalam 2 tahun pertama pandemi.
Peneliti mengatakan bahwa analisis mereka adalah indikasi kuat pertama bahwa ada satwa liar yang terinfeksi virus corona di pasar. Beberapa sampel dengan anjing rakun dikumpulkan dari sebuah kios yang dinyatakan positif COVID.
Tetapi, masih ada kemungkinan juga bahwa manusia yang pertama kali membawa virus ke pasar dan menginfeksi anjing rakun atau manusia yang terinfeksi kebetulan meninggalkan jejak virus dekat hewan.
Setelah ilmuwan menghubungi CDC China, data urutan genetik langsung ditarik dari database virus global. Para peneliti juga bingung mengapa data yang sudah dikumpulkan selama 3 tahun itu tidak segera dipublikasikan.
Temuan ini nantinya akan segera dipresentasikan kepada kelompok penasehat Organisasi Kesehatan Dunia untuk menyelidiki asal-usul COVID.
Setelah melakukan kunjungan selama satu minggu di China, pada 2021, WHO sempat merilis laporan yang menyimpulkan bahwa COVID kemungkinan besar menular dari manusia ke hewan. Hal ini menepis soal teori virus corona yang bocor dari laboratorium.
(alk/urw)