ֱ

10 Amalan di Bulan Dzulhijjah Penuh Berkah, Yuk Diamalkan!

10 Amalan di Bulan Dzulhijjah Penuh Berkah, Yuk Diamalkan!

Al Khoriah Etiek Nugraha - detikSulsel
Selasa, 20 Jun 2023 05:10 WIB
Asian muslim girl worried of her father being sick in hospital, she holds her fathers hand and pray for his health, family health insurance concept
Foto: Getty Images/iStockphoto/airdone
Makassar -

Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang istimewa dalam Islam. Di dalamnya, terdapat banyak keutamaan dan pahala yang akan dilipatgandakan.

Karena itu, berbagai amalan istimewa dapat dilaksanakan umat muslim di bulan Dzulhijjah ini. Mulai dari ibadah sunnah hingga wajib.

Lantas apa saja amalan di bulan Dzulhijjah tersebut?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini amalan bulan Dzulhijjah yang telah dirangkum detikSulsel dari buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun karya Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid.

Yuk simak dan amalkan!

ADVERTISEMENT

Amalan di Bulan Dzulhijjah

1. Membaca doa akhir tahun sebanyak 3 kali

Bulan Dzulhijjah berupakan bulan terakhir dalam kalender Islam atau Hijriah. Sehingga umat muslim dianjurkan untuk membaca doa akhir tahun sebanyak tiga kali.

Adapun bacaan doanya sebagai berikut:

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِيْ عَنْهُ فَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلَمْتَ عَلَيَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِي وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْهُ بَعْدَ جُرْاءَتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ. فَإِنِّي أَسْتَغْفِرُكَ فَاغْفِرْ لِي وَمَاعَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَهُ وَوَعَدْ تَنِيْ عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَاسْأَلُكَ اللَّهُمَّ يَا كَرِيْمُ يَا ذَالجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ أَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّي وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِي مِنْكَ يَا كَرِيْمُ. وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Arab latin: Wa shallallaahu alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihii wa shahbihiiwa sallam. Allaahumma ma 'amiltu fi haadzihis sanati mimmaa nahaitani 'an-hu falam atub min-hu walam tardhahu walam tansahu wa halamta 'alayya ba'da qudratika 'ala uquubatii wa da'autanii ilattaubati min-hu ba'da jur'ati alaa ma'siyatika fa innii astaghfiruka fagfirlii wa maa 'amiltu fiihaa mimmaa tardhaahu wa wa'adtani 'alaihits-tsawaba fas'alukallahumma yaa karimu yaa dzal jalaali wal ikraam, an tataqabbalahu minnii wa la taqtha' rajai minka yaa karim, wa sallallaahu 'ala sayyidinaa muhammadin nabiyyil ummiyyi wa 'ala aalihii wa sahbihii wa sallam.

Artinya: "Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad Saw., beserta para keluarga dan sahabatnya. Ya Allah, segala yang telah aku kerjakan selama tahun ini dari apa yang menjadi larangan-Mu, sedang kami belum bertaubat, padahal Engkau tidak melupakannya dan Engkau bersabar (dengan kasih sayang-Mu), yang sesungguhnya Engkau berkuasa memberikan siksa untukku, dan Engkau telah mengajakku untuk bertaubat sesudah melakukan maksiat. Karena itu, ya Allah, saya mohon ampunan-Mu dan berilah ampunan kepada saya dengan kemurahan-Mu. Segala apa yang telah saya kerjakan, selama tahun ini, berupa amal perbuatan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan akan membalasnya dengan pahala, aku mohon kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah, wahai Dzat Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan, semoga berkenan menerima amalku dan semoga Engkau tidak memutuskan harapanku kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah. Dan, semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan kepada junjungan kami, Muhammad, serta keluarga dan sahabatnya."

2. Puasa Dzulhijjah

Amalan selanjutnya yang sangat dianjurkan adalah menunaikan puasa Dzulhijjah. Umat muslim disunnahkan untuk berpuasa selama sembilan hari pertama atau tanggal 1-9 Dzulhijjah.

Ummul Mu'minin Hafsah menuturkan, "Sesungguhnya, Rasulullah SAW berpuasa Asyura, sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, dan tiga hari pada setiap bulan." (HR. Abu Dawud).

Dengan redaksi yang berbeda, Hunaidah bin Kholid meriwayatkan dari istrinya yang memperoleh riwayat dari beberapa istri Rasulullah SAW, berkata:

"Rasulullah SAW biasa berpuasa pada sembilan hari di awal bulan Dzulhijjah, pada hari Asyura (10 Muharram), dan tiga hari di setiap bulan" (HR. Abu Dawud).

Di antara para sahabat yang mempraktikkan puasa selama sembilan hari di awal Dzulhijjah adalah Ibnu Umar. Ulama lain seperti Hasan Bashri, Ibnu Sirin, dan Qatadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Dan, inilah yang menjadi pendapat mayoritas.

3. Bertakbir

Memperbanyak takbir tahlil, tasbih, istighfar, dan doa merupakan amalan shalih yang dianjurkan pada bulan Dzulhijjah. Dzikir sangat dianjurkan pada seluruh waktu dan setiap keadaan, kecuali keadaan yang dilarang. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَوَةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَما وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأَنَنتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَوةَ إِنَّ الصَّلَوٰةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَبًا مَّوْقُوتًا

Artinya: "Maka, apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian, apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya, shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. an Nisaa'[4]: 103).

Dalam hal ini, Imam Bukhari menyebutkan dalam kitabnya:

وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسِ وَاذْكُرُوا اللهَ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ أَيَّامُ الْعَشْرِ، وَالْأَيَّامُ الْمَعْدُودَاتُ أَيَّامُ التَّشْرِيْقِ. وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ وَأَبُو هُرَيْرَةَ يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِي أَيَّامِ الْعَشْرِ يُكَتِرَانِ، وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيْرِهِمَا. وَكَبَّرَ مُحَمَّدُ بْنُ عَلى خَلْفَ النَّافِلَةِ.

Artinya: "Ibnu Abbas berkata, 'Berdzikirlah kalian kepada Allah dihari-hari yang ditentukan, yaitu sepuluh hari pertama Dzulhijjah dan juga pada hari-hari Tasyriq.' Ibnu Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah."

4. Melaksanakan Ibadah Haji

Haji merupakan rukun Islam kelima. Amalan ini wajib ditunaikan oleh umat Islam yang diberi kecukupan rezeki oleh Allah SWT.

Barang siapa menunaikan ibadah haji menurut cara dan tuntunan yang disyariatkan, maka atas izin Allah akan memperoleh balasan yang sangat agung, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

"Umrah ke umrah adalah penghapus dosa di antara keduanya. Dan, haji mabrur tidak ada balasan baginya, kecuali surga." (HR. Bukhari dan Muslim).

5. Beramal Shalih

Memperbanyak amalan shalih bukan hanya ditujuan pada satu titik amalan saja. Diantaranya bagi yang tidak mampu berhaji, banyak amal shalih pada bulan Dzulhijjah yang dapat dilakukan.

Adapun amalan yang dimakaksud antara lain shalat sunnah, dzikir, sedekah, dan berbagai macam amalan lainnya. Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa shalat Shubuh berjamaah kemudian duduk berdzikir hingga terbit matahari, setelah itu ia shalat dua rakaat, maka baginya pahala seperti pahala haji dan umrah." Rawi berkata: Rasulullah berkata, "Sempurna...sempurna...sempurna." (HR. Tirmidzi).

6. Berpuasa Hari Arafah

Hari Arafah jatuh pada 9 Dzulhijjah. Hari ini penuh dengan keutamaan, diantaranya merupakan hari pengampunan dosa serta hari bagi para jamaah haji untuk wukuf.

Bagi yang tidak haji, maka dianjurkan untuk berpuasa pada hari tersebut. Aisyah mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada suatu hari yang Allah lebih banyak membebaskan seorang hamba dari api neraka, melainkan hari Arafah. Sesungguhnya, Allah mendekat dan berbangga di hadapan para malaikat-Nya seraya berkata, 'Apa yang mereka inginkan?" (HR. Muslim).

Oleh sebab itu, Rasulullah SAW menganjurkan kepada orang-orang yang tidak melakukan ibadah haji untuk berpuasa di hari Arafah, sebagaimana hadits dari Abu Qatadah yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW ditanya tentang puasa Arafah, kemudian Rasulullah SAW menjawab, "Puasa Arafah menghapus dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang." (HR. Muslim).

7. Sholat Idul Adha

Di bulan Dzulhijjah terdapat satu Hari Raya besar bagi umat Islam, yakni Idul Adha. Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah.

Hari raya adalah hari ketika umat Islam bersenang-senang dan bergembira sesuai dengan tuntunan syariat. Pada Hari Raya Idul Adha, umat Islam juga disunnahkan melaksanakan sholat pada pagi hari, yakni shalat Idul Adha.

Menunaikan sholat Idul Adha bertujuan agar umat muslim benar-benar menyadari bahwa segala kenikmatan dan kesenangan yang mereka rasakan adalah karunia Allah SWT. Selain itu, agar tidak lupa atas kewajibannya untuk senantiasa bersyukur serta memuji kebesaran Allah SWT.

Mengenai sholat Idul Adha, Ibnu Abbas meriwayatkan sebuah hadits, "Rasulullah SAW pernah keluar pada Hari Raya Idul Adha atau Idul Fitri, lalu beliau mengerjakan shalat Id dua rakaat, namun beliau tidak mengerjakan shalat qabliyah maupun ba'diyah." (HR. Bukhari dan Muslim).

8. Berkurban

Idul Adha juga kerap disebut Idul Kurban atau Hari Raya Kurban. Hal ini lantaran Hari Raya Idul Adha identik dengan ibadah berkurban.

Berkurban dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah dan hari Tasyriq. Amalan ini disunnahkan sebagaimana ajaran Nabi Ibrahim AS. Berkurban termasuk ibadah yang disyariatkan oleh Allah SWT berdasarkan al-Qur'an dan hadits.

Sebuah ayat yang menjadi pertanda disyariatkannya ibadah kurban adalah firman Allah SWT dalam ayat berikut:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ

"Maka, dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah." (QS. al-Kautsar [108]: 02).

Maksud kata "berkurban" dalam ayat tersebut ialah menyembelih hewan kurban. Penyembelihan hewan kurban ketika Hari Raya Idul Adha disebut al-udhhiyah, sesuai dengan waktu pelaksanaan ibadah tersebut. Sedangkan, makna al udhhiyyah menurut istilah adalah hewan yang disembelih dalam rangka mendekatkan diri pada Allah.

Abdullah bin Umar berkata, "Rasulullah SAW tinggal di Madinah selama sepuluh tahun, dan beliau selalu berkurban".

Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa menyembelih hewan kurban setelah shalat, maka sungguh telah sempurna penyembelihannya. Ia telah cocok dengan sunnah kaum muslimin." (HR. Bukhari dan Muslim).

9. Taubat

Pada bulan Dzulhijjah umat muslim juga ditekankan untuk bertaubat dari berbagai dosa serta meninggalkan segala kemaksiatan. Secara sederhana, pengertian taubat adalah kembali kepada Allah SWT dari perkara yang Dia benci secara lahir dan batin menuju perkara yang Dia senangi.

Bertaubat dilakukan dengan menyesali dosa yang telah lalu, meninggalkan perbuatan dosa seketika itu juga, dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali. Pada hakikatnya, tidak ada manusia yang terlepas dari dosa dan maksiat.

Amalan ini merupakan sunnatullah. Serta di antara hal-hal yang dapat menghapuskan dosa serta maksiat adalah taubat dan istighfar.

Rasulullah SAW bersabda, "Seandainya kamu tidak pernah berbuat dosa, pastilah Allah membinasakan kamu dan akan didatangkan suatu kaum yang melakukan dosa, lalu mereka beristighfar dan Allah pun mengampuni mereka." (HR. Abu Ayyub al-Anshari).

10. Berpuasa Ayyamul Bidh

Amalan lain yang dianjurkan untuk dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah adalah puasa Ayyamul Bidh. Puasa ini dilaksanakan pada pertengahan bulan dalam kalender Hijriah, yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15 Dzulhijjah.

Namun, yang perlu menjadi perhatian adalah umat Islam dilarang untuk berpuasa di hari tasyrik atau 3 hari setelah Idul Adha, yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Mengutip buku Buka Puasa Bersama Rasulullah SAW oleh Muhammad Ridho al-Thurisinai ditegaskan bahwa menurut kebanyakan pendapat ulama tidak boleh berpuasa di hari Tasyrik.

Alasannya merujuk pada sabda Nabi SAW: "Hari-hari Tasyrik adalah hari makan dan minum." (HR Muslim).

An Nawawi memasukkan hadits ini di Shahih Muslim dalam bab "Haramnya Berpuasa pada Hari Tasyriq".

Demikian ulasan lengkap tentang amalan di bulan Dzulhijjah. Yuk diamalkan detikers!




(alk/edr)

Berita ֱLainnya
Wolipop
detikHot
Sepakbola
detikHealth
detikFood
detikNews
Sepakbola
detikOto
Hide Ads