Syaban merupakan bulan kedelapan dalam penanggalan Hijriah. Bulan ini diapit oleh dua bulan mulia, yakni Rajab dan Ramadhan. Kendati demikian, Syaban juga memiliki keutamaan yang sayang untuk dilewatkan.
Lantas, apa saja keutamaan bulan Syaban?
Berdasarkan kalender Hijriah yang telah disusun oleh Kementerian Agama RI, 1 Syaban 1445 H jatuh pada 11 Februari 2024. Adapun jumlah hari di bulan Syaban ini adalah 30 hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Umat muslim dianjurkan memperbanyak amalan-amalan saleh di bulan ini mengingat keutamaan-keutamaan yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, penting bagi seorang muslim untuk mengetahui keutamaan bulan Syaban.
Nah, berikut sejumlah keutamaan bulan Syaban yang telah dirangkum detikSulsel dari buku 32 Faidah Seputar Bulan Syaban oleh Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid dan laman resmi Nahdlatul Ulama. Disimak, ya!
1. Bulan Terangkatnya Amal Manusia
Dilansir dari buku 32 Faidah Seputar Bulan Syaban oleh Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid, keutamaan Syaban yaitu di dalamnya amalan manusia diangkat kepada Allah SWT. Amalan yang diangkat ini merupakan kumpulan amalan umat muslim selama satu tahun penuh.
Amalan manusia dalam setahun terangkat keseluruhannya pada bulan Syaban. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Di bulan ini amalan terangkat sampai ke Rabb semesta alam".
Setelahnya, barulah diangkat seluruh amalan seumur hidup ketika sudah meninggal. Pada bulan Syaban ini, Rasulullah SAW akan merasa senang jika amalannya terangkat ketika sedang berpuasa.
Sebagaimana ditunjukkan dalam sabdanya berikut ini:
"Di bulan ini amalan terangkat sampai ke Rabb semesta alam, dan saya senang apabila saat amalku terangkat saya sedang berpuasa".
Oleh karena itu, umat muslim sebaiknya meneladani Nabi SAW dengan memperbanyak puasa di bulan Syaban. Karena pada momen itu amalan lebih diterima dan derajat akan diangkat.
2. Puasa Syaban Disenangi Rasulullah
Puasa merupakan amalan yang disenangi oleh Rasulullah SAW di bulan Syaban. Hal ini diterangkan dalam sebuah hadits dari Usamah bin Zayd RA, sebagai berikut:
يَا رَسُولَ الله، لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ؟ قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ؛ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ (۱)
Artinya: "Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat Anda berpuasa di bulan-bulan lainnya seperti Anda berpuasa di bulan Sya'ban ini? Rasulullah SAW menjawab: Karena ini bulan yang banyak dilalaikan manusia diantara Rajab dan Ramadhan. Padahal di bulan ini amalan terangkat sampai ke Rabb semesta alam, dan saya senang apabila saat amalku terangkat saya sedang berpuasa."
Maka dari itu, Rasulullah SAW memperbanyak puasa di bulan Syaban. Seperti yang diceritakan Ummul Mu'minin Aisyah RA berikut:
ما رَأَيْتُ رَسُولَ الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ (٢).
Artinya: "Tidak pernah saya melihat Rasulullah menyempurnakan puasa di suatu bulan seperti di bulan Ramadhan, dan belum pernah saya melihat beliau lebih banyak berpuasa di suatu bulan seperti berpuasa di bulan Sya'ban." (HR Bukhari dan Muslim).
3. Pendahulu Bulan Ramadhan
Syaban merupakan pendahulu sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Bulan Syaban dapat diisi dengan memperbanyak ibadah puasa sebagai latihan sebelum memasuki Ramadhan.
Maka dari itu, ibadah pada bulan Ramadhan juga disyariatkan di bulan Syaban seperti puasa dan membaca Al-Qur'an. Dengan begitu, diri menjadi lebih siap dan mantap dalam menaati Allah di bulan suci.
Menyiapkan diri di bulan Syaban juga dapat menghilangkan rasa berat untuk beribadah di bulan Ramadhan karena sudah dibiasakan. Sebagaimana dijelaskan oleh Abu Bakr al-Balkhi Rahimahullah berikut:
قال أبو بكر البَلْخِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ: «شهر رَجَبشهر الزرع، وشهر شعبان شهر سقي الزرع، وشهر رمضان شهر حصاد الزرع»
Artinya: "Bulan Rajab adalan bulan untuk menanam. Bulan Sya'ban adalah bulan untuk mengairi tanaman. Sedangkan bulan Ramadhan adalah bulan untuk menuai hasil panen."
4. Bulan Para Pembaca Al-Qur'an
Keutamaan selanjutnya yaitu bulan Syaban merupakan bulannya para pembaca Al-Qur'an. Para salaf terdahulu mendedikasikan waktu di bulan Syaban untuk membaca Al-Qur'an.
Dengan begitu, mereka mengatakan:
شَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ القُرَّاء
Artinya: "Bulan Sya'ban adalah bulannya para pembaca Al-Qur'an."
5. Bulan untuk Membantu Fakir Miskin
Bulan Syaban merupakan waktu yang tepat untuk membantu fakir miskin. Dengan cara bersedekah kepada mereka agar bisa lebih kuat dalam melaksanakan puasa di bulan selanjutnya yaitu Ramadhan.
Selain itu, bulan Syaban menjadi tempat untuk menunaikan zakat. Sebab banyak yang menunda pembayaran zakat karena ingin membayarnya di bulan Ramadhan dengan anggapan pahalanya lebih besar.
Padahal, menunda-nunda zakat tidak diperbolehkan apabila telah sempurna selama satu tahun penuh. Menunda zakat ini mengandung kezaliman dan bentuk maksiat kepada Allah SWT.
Namun, zakat ini boleh disegerakan untuk di bayar sebelum waktunya. Hal tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan fakir miskin.
6. Diapit Dua Bulan Mulia
Bulan Syaban merupakan bulan kedelapan dalam kalender Hijriah. Syaban terletak diantara dua bulan mulia yaitu Rajab dan Ramadhan.
Bulan rajab sendiri disebut bulan mulia karena termasuk bulan al-Haram yang di dalamnya dianjurkan untuk berpuasa. Oleh karena itu, Syaban biasanya dilalaikan orang-orang karena letaknya.
Padahal, di dalam bulan ini terdapat banyak keberkahan. Selain bulan terangkatnya amal, Syaban menjadi tempat berlatih sebelum memasuki Ramadhan seperti yang diibaratkan dalam pernyataan Abu Bakr al-Balkhi Rahimahullahu berikut:
وقال: «مثل شهر رجب كالريح، ومثل شعبان مثل الغيم، ومثل رمضان مثل المطر» (1)
"Perumpamaan bulan Rajab itu seperti angin, bulan Sya'ban itu seperti mendung dan bulan Ramadhan itu seperti hujan.
7. Arah Kiblat Dialihkan
Melansir NU Online, keutamaan berikutnya yang dimiliki bulan Syaban yakni di dalamnya terdapat peristiwa bersejarah dalam Islam. Peristiwa itu yakni Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk mengalihkan arah kiblat dari Masjidil Aqsha di Palestina ke Ka'bah di Makkah.
Sebagaimana yang dijelaskan Allah SWT dalam firmannya:
قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ
Artinya: "Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Baqarah: 144).
8. Diturunkan Ayat Perintah Bershalawat
Pada bulan Syaban, terjadi peristiwa bersejarah lainnya dalam Islam. Yaitu Allah SWT memerintahkan hambanya untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Ayat tersebut terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 56. Berikut bacaan serta terjemahannya:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS Al-Ahzab Ayat 56)
9. Kemuliaan Malam Nisfu Syaban
Keistimewaan pada bulan Syaban selanjutnya terletak di pertengahan bulan yang disebut dengan Nisfu Syaban. Nisfu Syaban berarti hari atau malam pertengahan bulan Syaban yaitu pada tanggal 15 Syaban.
Pada bulan ini umat muslim dapat memperbanyak amalan dengan berpuasa dan menunaikan salat malam. Seperti yang telah diriwayatkan dalam hadits berikut ini:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا. رواه أبو دود
Artinya: "Jika tiba malam Nisfu Syaban, maka sholatlah (sunnah) pada malam harinya (malam lima belas) dan berpuasalah (sunnah) pada siang harinya (hari kelima belas)" (HR. Ibnu Majah)
Selain itu, dalam hadits riwayat Ibnu Hibban dijelaskan bahwa Nisfu Syaban menjadi momen Allah SWT mengampuni seluruh penduduk Bumi. Kecuali orang-orang yang berlaku syirik atau menduakan Allah SWT dan menyimpan rasa dengki seperti yang dijelaskan dalam hadits berikut:
يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ (رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ والطَّبَرَانِيُّ وَالْبَيْهَقِيُّ)
Artinya: "Allah merahmati para hamba-Nya di malam Nisfu Syaban, maka Ia mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik dan seorang muslim yang ada permusuhan, kedengkian dan kebencian terhadap muslim lain karena urusan duniawi." (HR Ibnu Hibban, ath-Thabarani dan al-Baihaqi).
Demikianlah ulasan terkait keutamaan bulan Syaban yang perlu diketahui. Semoga menambah wawasan ya!
(alk/alk)