ֱ

3 Bocah Prank Siram Air Panas ke Wajah Temannya, Korban Luka Parah-Dioperasi

3 Bocah Prank Siram Air Panas ke Wajah Temannya, Korban Luka Parah-Dioperasi

Tim detikInet - detikSulsel
Jumat, 10 Jan 2025 19:00 WIB
Bercanda boleh, tapi tetap ada batasannya. Sebuah kasus prank mengakibatkan luka bakar tingkat dua pada wajah korbannya menjadi pelajaran nyata.
Kasus prank mengakibatkan luka bakar tingkat dua pada wajah korbannya. Foto: WALB News 10 via Bored Panda
Jakarta -

Bocah laki-laki 12 tahun di Georgia mendapat luka bakar tingkat dua hingga harus menjalani operasi wajah karena temannya menumpahkan air panas di wajahnya. Sementara 3 orang temannya mengaku hal itu hanya sebuah lelucon atau prank.

Mengutip detikINET yang melansir Bored Panda, Jumat (10/1/2025), ibu korban, Tiffany West mengatakan sangat syok saat insiden tersebut terjadi. Saat itu ia langsung memberikan pertolongan pertama untuk anaknya.

"Saya benar-benar tidak bisa menggambarkannya sekarang. Pada saat itu saya hanya marah, terluka, dan terkejut. Saya hanya berusaha untuk bergegas dan memberinya pertolongan," kata Tiffany kepada WALB 10.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korban yang terkena air panas langsung dibawa ke rumah sakit dan menjalani operasi. Ibu korban, Tiffany West mengatakan saat ini anaknya menjalani pemulihan di rumahnya di Tifton, Georgia.

"Dia dibawa ke pusat perawatan luka bakar di Augusta. Dia harus menjalani operasi. Tentu saja, dia sudah keluar dari operasi dan kini sedang memulihkan diri di rumah. Namun, dia akan membutuhkan waktu 12-14 hari untuk pulih," kata Tiffany.

ADVERTISEMENT

Diketahui jarak antara rumah sakit Augusta dengan rumah keluarga tersebut adalah 200 mil atau sekitar 320 km. Nachelle, saudara perempuan Tiffany mengatakan karena jarak yang jauh, orang tua korban akhirnya berhenti bekerja.

"Kakak laki-laki saya dan Tiffany sudah tidak bekerja sejak kejadian ini karena harus bepergian jauh. Dia masih akan tidak bekerja untuk merawatnya selama dia dalam masa pemulihan," ujar Nachelle.

Keputusan ini diambil orang tua anak itu, kata Nachelle, agar bisa merawat anaknya yang terluka. Menurutnya, hal ini baik untuk memulihkan kesehatan mental anak tersebut.

"Ia harus ada di sini untuknya. Secara mental, ia harus mendapatkan konseling agar bisa mempercayai orang lain lagi," imbuhnya.

Selain itu, keluarga ini harus membayar tagihan medis yang besar karena luka parah yang dialami korban. Mereka akhirnya menempuh jalur hukum untuk mendapatkan keadilan.

Sementara itu, ketiga pelaku (kisaran 12-15 tahun), telah diserahkan kepada keluarga mereka dan masih menunggu sidang atas perlakuan mereka. Sidang dijadwalkan berlangsung sebulan setelah insiden itu.

Untuk diketahui, sudah banyak kasus 'prank gone wrong'. Pada tahun 2016, seorang anak laki-laki berusia 15 tahun bernama Jamie Cox menjalani operasi darurat setelah mengalami fraktur tengkorak di sekolah menengah atas.

Kasus lain terjadi di Australia. Siswa dari Palm Beach dilaporkan telah dicekik di kepala sehingga menyebabkan kehilangan kesadaran dan jatuh ke tanah.

Insiden tersebut diduga merupakan bagian dari 'choking game' atau permainan mencekik yang disebut 'tap out'. Satu orang menyebabkan orang lain kehilangan kesadaran untuk jangka waktu yang singkat.




(asm/sar)

Berita ֱLainnya
Wolipop
detikTravel
detikFood
detikOto
Sepakbola
detikHot
detikHealth
detikNews
Hide Ads