Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) Irjen Nana Sudjana menegaskan pihaknya sudah membentuk tim khusus untuk mengusut pelemparan bom molotov di pos polisi lalu lintas (Polantas) di Kota Makassar. Pelaku diketahui mengirim pesan tulisan terkait Tragedi Kanjuruhan yang tewaskan 125 orang.
"Kami sudah membentuk tim untuk melakukan penyelidikan," kata Kapolda Sulsel Irjen Nana Sudjana saat diwawancara usai melakukan kegiatan salat gaib dan doa bersama dengan suporter PSM di halaman Mapolrestabes Makassar, Senin malam (3/10/22).
Peristiwa pelemparan bom molotov pada di Pos Polantas di Jalan Sultan Alauddin, Makassar itu terjadi pada Minggu malam (2/10). Selain itu pelaku juga melakukan aksi vandalisme dengan mencoret dinding pos menggunakan cat semprot hitam bertuliskan 'Polisi Pembunuh Suporter Arema'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nana menilai tulisan yang menuding pihak kepolisian sebagai pemicu tragedi Kanjuruhan itu tak pantas. Apalagi kejadiannya bukan di Sulawesi Selatan.
"Sementara kami selidiki, untuk mengungkap kasus ini. Karena di situ juga ada tulisan yang memang kurang pantas. Karena kejadian juga bukan di Sulawesi Selatan. Kami akan lakukan penyelidikan," tegas Nana.
Polantas di Jalan Sultan Alauddin, Kota Makassar diketahui dilempar bom molotov hingga sempat terbakar. Pelaku juga mengirim pesan tulisan soal tragedi Kanjuruhan.
Sejumlah foto-foto Pos Polantas yang dibakar turut beredar. Salah satunya memperlihatkan pesan kecaman terkait tragedi Kanjuruhan.
Kasubag Humas Polrestabes Makassar AKP Lando membenarkan pelemparan bom molotov tersebut. Namun Lando peristiwa tersebut bukan bagian dari aksi terorisme.
"Tidak ada aksi terorisme lah, enggak ada," tegas Lando AKP Lando kepada detikSulsel, Senin (3/10).
Lando menjelaskan, saat kejadian Pos Polantas tersebut sedang tidak dijaga polisi pada saat dilempar molotov, namun ada saksi yang melihat insiden pelemparan.
"Tiba-tiba saksi melihat ada kobaran api. Jam 22.45 saksi melihat ada orang melempar," ujarnya.
(sar/tau)