Mamalia langka, echidna paruh panjang Attenborough, dinyatakan hilang selama 62 tahun. Tak dinyana, hewan berduri seperti landak ini masih ada di Papua, terekam kamera di Pegunungan Cyclops.
Echidna ditemukan dalam kegiatan training biodiversity yang melibatkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), Universitas Cendrawasih, Universitas Oxford, dan kelompok konservasi Yappenda.
![]() |
BRIN dalam rilisnya menyebut Echidna terekam kamera. Dua ahli mamalia Australia, Kris Helgen dan Tim Flannery, sepakat penampakan tersebut merupakan echidna paruh panjang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut peneliti, echidna tercatat secara ilmiah oleh ahli botani Belanda pada tahun 1961, Sir David Attenborough. Setelah itu hilang, tak pernah ditemui lagi siapa pun.
Tentang Echidna Paruh Panjang Attenborough
Echidna sejatinya tak hanya ada di Indonesia. Hewan ini juga hidup di Australia dan Papua Nugini. Namun echidna paruh panjang Attenborough berbeda.
"Alasan mengapa mamalia ini tampak berbeda dari mamalia lain adalah mereka merupakan anggota monotremata-kelompok bertelur yang terpisah dari mamalia lain sekitar 200 juta tahun yang lalu," kata ahli biologi, James Kempton, Sabtu (11/11/2023), dilansir detikTravel.
Echidna yang terekam kamera di Pegunungan Cyclops berukuran panjang 48-64 cm dan berat 4-9 kilogram.
Echidna termasuk satwa paling aneh. Mamalia tapi bertelur. Menyusui tapi tak punya puting. Berparuh tapi bukan burung. Bentuknya mirip platipus, tapi kulitnya berduri.
(trw/trw)