Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Selatan, mencatat demam berdarah dengue (DBD) mencapai 5.728 kasus dengan 37 orang meninggal. Data itu berdasarkan dari Januari hingga 20 Desember 2024, dan angka itu melonjak drastis dibandingkan beberapa tahun terakhir.
Diketahui, pada 2021, kasus DBD hanya 1.135 kasus dengan 3 kematian, kemudian 2022 kasusnya naik menjadi 2.854 kasus dengan angka kematian melonjak 31 kematian, dan tahun 2024 ada 2.804 kasus dengan 22 kematian.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sumsel Ira Primadesa mengatakan kasus terbanyak 2024 ini terjadi di Palembang yang mencapai 1.225 kasus dengan 14 kematian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian terendah ada di Pagar Alam dengan 67 kasus, hanya saja kasusnya disertai kematian 1 orang. Hanya ada delapan daerah yang nol kematian. Upaya antisipasi kasus DBD akan terus dilakukan.
Selain penerapan 3M Plus, kata dia, larvasiding dan ikanisasi, juga telah dibuat surat edaran antisipasi DBD ke seluruh daerah di Sumsel.
Pihaknya juga memprediksi peningkatan kasus DBD akan terjadi pada Januari 2025 mendatang. Desember ini diestimasikan sebagai puncak penularan DBD.
Berikut rincian jumlah kasus DBD di Sumsel pada 2024 (hingga 20 Desember):
1. Palembang: 1.225 kasus
2. Banyuasin: 541 kasus
3. Muba: 446 kasus
4. OKU Timur: 422 kasus
5. OKU: 414 kasus
6. Prabumulih: 410 kasus
7. Ogan Ilir: 367 kasus
8. Muara Enim: 324 kasus
9. Lahat: 298 kasus
10. OKI: 264 kasus
11. Lubuklinggau: 251 kasus
12. Mura: 160 kasus
13. PALI: 151kasus
14. OKU Selatan: 138 kasus
15. Empat Lawang: 138 kasus
16. Muratara: 112 kasus
17. Pagar Alam: 67 kasus
Angka kematian akibat DBD di Sumsel:
1. Palembang: 14 kematian
2. OKU: 8 kematian
3. Banyuasin: 4 kematian
4. Muba: 3 kematian
5. Ogan Ilir: 3 kematian
6. OKU Selatan: 2 kematian
7. Lahat: 1 kematian
8. Pagar Alam: 1 kematian
9. Muratara: 1 kematian
10. Daerah lain: 0 kematian
Baca juga: Waspada DBD di Musim Hujan! |
(csb/csb)