Masturbasi adalah hal yang masih sering dianggap hal yang tabu di masyarakat. Walaupun begitu sebenarnya banyak pria ataupun wanita yang cukup sering melakukan masturbasi.
Dikutip dari buku Metode Pendidikan Seks, Perkawinan dan Keluarga, masturbasi atau juga disebut onani adalah pemenuhan dan pemuasan kebutuhan seksual; dengan merangsang alat kelamin sendiri. Perlakuan tersebut dilakukan dengan tujuan memuaskan diri sendiri.
Tahukah detikers kalau melakukan masturbasi ternyata juga memiliki manfaat dan risikonya sendiri? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan yang telah dirangkum oleh detikSumbagsel berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Maturbasi
Dikutip dari tulisan berjudul Masturbasi, masturbasi berasal dari bahasa latin masturbare yang terdiri dari kata manus dan stuprate. Manus berarti tangan dan sturare adalah penyalahgunaan.
Jadi secara etimologi, masturbasi diartikan sebagai penyalahgunaan tangan atau tangan yang disalahgunakan. Dalam buku karya Tukan dijelaskan bahwa perangsangan alat genitalia menggunakan tangan dan atau alat lainnya.
Dilansir dari Kemenkes, masturbasi digunakan untuk mendapatkan rangsangan seksual dengan cara menyentuh area sensitif sendiri. Biasanya ini dilakukan sampai seseorang mencapai puncak kenikmatan atau orgasme yang ditandai dengan ejakulasi.
Umumnya, aktivitas masturbasi dilakukan seorang diri. Jika dilakukan bersamaan dengan pasangan berarti keduanya merangsang area sensitifnya sendiri namun dilakukan berbarengan. Ini akan meningkatkan rangsangan satu sama lain.
Tidak ada cara pasti untuk melakukan aktivitas ini karena setiap orang memiliki rangsangan seksual yang berbeda. Pada wanita, umumnya rangsangan seksual berada di payudara, klitoris, vagina ataupun bagian tertentu.
Alasan Masturbasi
Ada berbagai alasan mengapa seseorang melakukan masturbasi. Alasan yang paling sering adalah untuk mendapatkan kepuasan seksual dari aktivitas tersebut. Dilansir dari buku Masturbasi Ditinjau dari Perspektif Kristen, berikut beberapa alasan seseorang melakukan masturbasi:
1. Rasa puas dan nikmat yang dirasakan saat melakukan masturbasi.
2. Bagi yang masih lajang dan belum menikah, masturbasi dilakukan untuk meluapkan gairah seksual karena tidak bisa membebaskan sperma dengan pasangan. Sedangkan bagi pasangan yang telah menikah, masturbasi dilakukan untuk meluapkan gairah seksual apabila sedang tidak dapat bercinta dengan pasangan.
3. Masturbasi juga dipercaya menjadi cara menyalurkan dorongan seksual yang paling aman dan minim risiko, baik risiko kehamilan ataupun risiko terkena Penyakit Menular Seksual (PMS).
Selain ketiga alasan tersebut, masturbasi juga dapat dilakukan untuk mengenali tubuh. Biasanya dilakukan oleh anak-anak yang hendak membangun kesadaran tentang sensasi yang dihasilkan tiap bagian tubuh.
Manfaat Masturbasi
Dilansir dari Kemenkes, terdapat beberapa manfaat melakukan masturbasi, yaitu:
1. Melepaskan hormon endorfin dan oksitosin yang membantu memperbaiki suasana hati.
2. Mencegah ejakulasi dini dan mengurangi risiko kanker prostat pada pria.
3. Mengurangi nyeri haid saat menstruasi pada wanita.
3. Menurunkan tekanan darah dan hormon stres (kartisol) dalam tubuh sehingga bisa menghilangkan stres, depresi, dan kecemasan.
4. Membantu untuk lebih mudah terlelap dan tidur lebih nyenyak. Hal ini karena setelah orgasme, tubuh akan menjadi lebih rileks sehingga membantu seseorang mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik.
Risiko dan Dampak Negatif Masturbasi
Masturbasi dapat berisiko dan berdampak negatif apabila tidak dilakukan dengan cara yang baik dan benar. Misalnya apabila masturbasi dilakukan dengan kasar, maka bisa saja dapat memicu iritasi atau infeksi kulit.
Selain itu, aktivitas masturbasi berlebihan dan tidak bisa dikendalikan juga dapat mengakibatkan dampak buruk. Dampak ini dapat mengubah perilaku individu.
Dikutip dari laman Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, berikut beberapa risiko dan dampak negatif Masturbasi.
1. Dampak Fisik
- Masturbasi yang tidak bisa dikontrol dengan baik dapat merusak selaput darah atau keperawanan pada wanita.
- Memberikan alat bantu yang berlebihan bisa menyebabkan infeksi atau luka pada alat kelamin.
- Memberikan rasa lelah pada tubuh jika dilakukan dengan terburu-buru untuk segera mencapai ejakulasi.
- Ejakulasi dini
2. Dampak Psikis
- Kecanduan masturbasi.
- Munculnya khayalan atau bayangan tidak sehat di dalam kepala.
- Self control menurun.
- Menjadi sebuah obsesif natural dalam diri seseorang.
- Orang yang kecanduan masturbasi juga cenderung kurang percaya diri.
- Beberapa orang merasa masturbasi lebih nikmat dibanding berhubungan intim dan menyebabkan kompulsif masturbasi
Pada wanita ataupun pria, masturbasi tidak dapat menyebabkan impoten atau disfungsi ereksi. Impoten terjadi karena faktor lain, seperti diabetes, kegemukan, penyakit jantung, dan lainnya. Pada wanita bisa saja terjadi karena perubahan hormon dan stimulus mental.
Nah, itulah pengertian, alasan, dan manfaat serta risiko melakukan masturbasi. Semoga bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Putri Fadyla, peserta Program Magang Merdeka Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(csb/csb)