Hutama Karya melakukan perbaikan jalan di Tol Terbanggi Besar Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka). Perbaikan ini sebagai persiapan menjelang arus mudik Lebaran 2025.
Perbaikan tidak dilakukan di seluruh jalan tol tersebut, melainkan hanya di sejumlah titik lokasi yang jalannya rusak. Ditarget, perbaikan jalan tol tersebut bisa selesai di awal Maret 2025.
"Hutama Karya memohon maaf jika selama masa pemeliharaan jalan tol ini akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan," ujar Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim,Kamis (20/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara teknis, kata dia, pemeliharaan akan dilakukan pada pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB dan 22.00 WIB hingga 05.00 WIB setiap harinya.
"Selama proses pemeliharaan berlangsung, Hutama Karya menerapkan pengaturan skema lalu lintas dengan memasang rambu peringatan dari 1 kilometer sebelum titik lokasi pekerjaan," ujarnya.
Menurut Adjib, pemeliharaan dilakukan di beberapa titik dengan keseluruhan target selesai di pertengahan Maret atau sekitar 15 hari sebelum mudik berlangsung.
"Karena adanya pekerjaan ini kami mengimbau kepada pengguna jalan agar dapat lebih berhati-hati selama periode ini dan menyesuaikan kecepatan saat melintas di area pemeliharaan,"imbaunya.
Adjib mengatakan pemeliharaan ini mencakup pengecatan ulang tiang rambu, pengecatan barrier, pembersihan guardrail, serta peningkatan kualitas jalan tol melalui metode scrapping, filling & overlay (SFO) dan rekonstruksi beton rigid.
"Kita masih punya waktu 1,5 bulan, karena mulai H-15 lebaran sudah tidak boleh ada pekerjaan konstruksi. Saya mengingatkan untuk dilakukan perbaikan terus secara berkala dan menangani jalan yang berlubang. Nanti Lebaran curah hujan tidak terlalu tinggi, berarti jalan aman dari air dan lubang," ujarnya.
Adjib menyebut dalam perbaikan ruas Tol Terpeka ini menggunakan metode SFO. Metode ini dipilih karena lebih efektif dalam menangani pengerasan fleksibel yang mengalami alur, retak, dan lubang akibat beban lalu lintas tinggi. Lalu dengan proses pengupasan aspal lama, pengisian kembali material, dan pelapisan ulang untuk memastikan permukaan jalan lebih rata, tahan lama, serta meningkatkan kenyamanan berkendara.
Sementara itu, rekonstruksi beton rigid diterapkan pada pengerasan yang mengalami retak atau deformasi signifikan, karena metode ini mampu mengembalikan kekuatan dan stabilitas jalan secara menyeluruh.
"Pemilihan kedua metode ini disesuaikan dengan karakteristik kerusakan jalan agar pemeliharaan lebih optimal, meminimalkan risiko perbaikan berulang, dan memastikan kondisi jalan tol tetap prima serta aman bagi pemudik selama mudik Lebaran 2025," pungkasnya.
(dai/dai)