ֱ

Niat Puasa Qadha Ramadhan untuk Ganti Utang Puasa

Niat Puasa Qadha Ramadhan untuk Ganti Utang Puasa

Aisyah Luthfi - detikSumut
Minggu, 01 Des 2024 06:00 WIB
Ilustrasi Puasa
Foto: Ilustrasi. (Shutterstock)
Medan -

Puasa di bulan Ramadan merupakan kewajiban bagi umat Muslim. Namun, ada kondisi tertentu yang membuat seseorang tidak dapat menjalankan puasa Ramadan secara penuh.

Untuk menggantinya, umat Muslim diwajibkan melaksanakan puasa qadha, yaitu puasa yang dilakukan di luar bulan Ramadan sebagai pengganti hari-hari puasa yang terlewat.

Dilansir dari laman NU Online, puasa qadha adalah kewajiban bagi mereka yang memiliki utang puasa Ramadan. Jika seseorang tidak melaksanakan puasa qadha, hal itu dapat dianggap sebagai dosa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, penting untuk segera menunaikan puasa qadha setelah Ramadan berakhir, agar kewajiban tersebut tidak terlupakan.

Niat Puasa Qadha

Niat menjadi syarat sah puasa qadha, seperti yang dijelaskan oleh Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam kitab Hasyiyatul Iqna':

ADVERTISEMENT

ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر

Artinya: "Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah saw., 'Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.' Oleh karena itu, niat harus dilakukan setiap malam sesuai redaksi zahir hadits." (Hasyiyatul Iqna', Juz II, Darul Fikr, 2007)

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an qadaa'i fardhi syahri Ramadhaana lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Saya berniat mengganti (mengqadha) puasa bulan Ramadan karena Allah Ta'ala."

Hukum dan Dalil Puasa Qadha

Kewajiban mengganti utang puasa Ramadan ditegaskan dalam Al-Quran, tepatnya dalam surat Al-Baqarah ayat 184:

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Artinya: "(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain..." (QS Al-Baqarah: 184)

Siapa yang Wajib Mengqadha Puasa?

Mengutip buku Panduan Muslim Kaffah Sehari-Hari oleh Muh Hambali, berikut adalah golongan yang wajib mengganti puasa Ramadan:

  • Orang sakit yang tidak mampu berpuasa
  • Wanita yang sedang haid atau nifas.
  • Musafir yang melakukan perjalanan jauh.
  • Orang yang muntah disengaja.
  • Mereka yang sengaja makan dan minum saat puasa.

Tata Cara Mengqadha Puasa

Menurut buku Ringkasan Fikih Sunnah karya Sayyid Sabiq, puasa qadha tidak harus dilakukan secara berturut-turut dan dapat dilaksanakan kapan saja sebelum Ramadan berikutnya. Namun, jika ditunda hingga melewati Ramadan berikutnya, seseorang harus:

  • Melaksanakan puasa Ramadan terlebih dahulu.
  • Membayar utang puasa yang ditinggalkan pada waktu setelah Ramadan berikutnya.
  • Membayar fidyah satu mud makanan per hari untuk utang yang belum diganti.

Itulah informasi seputar Puasa Qadha, dengan niat yang benar dan pemahaman tata cara yang tepat, kita dapat menunaikan kewajiban ini dengan baik. Semoga bermanfaat, ya!




(mjy/mjy)

Berita ֱLainnya
detikInet
Sepakbola
detikHealth
detikOto
detikFinance
Sepakbola
detikFood
Wolipop

Hide Ads