Gubernur Riau Abdul Wahid memimpin apel kesiapsiagaan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau. Wahid mengapresiasi Polda Riau atas penyelenggaraan apel hari ini.
"Kerja sama yang solid antara berbagai pihak sangat diperlukan untuk menangani masalah ini," kata Gubernur Abdul Wahid di Dumai, Kamis (27/3/2025).
Wahid menekankan pentingnya koordinasi dan kolaborasi antar instansi. Melalui apel ini, ia mengingatkan bahwa kesiapsiagaan dalam menghadapi musim kemarau sangat penting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Patroli rutin, sosialisasi kepada masyarakat, dan pemadaman yang cepat harus selalu diutamakan," katanya.
Wahid menyoroti pentingnya penggunaan anggaran yang sudah disiapkan untuk penanggulangan karhutla. Ia memastikan pemadaman dapat dilakukan sejak dini sebelum kebakaran meluas.
"Kita harus memastikan bahwa pemadaman kebakaran dapat dilakukan dengan segera untuk mencegah meluasnya kebakaran," katanya.
Provinsi Riau sendiri menghadapi tantangan besar dalam penanggulangan karhutla. Hal ini mengingat luasnya sebaran lahan gambut yang mencapai sekitar 5,095 juta hektar atau sekitar 52 persen dari total lahan gambut di Pulau Sumatera.
Selain itu, akses yang terbatas juga menjadi tantangan tersendiri. Termasuk sumber air yang akan digunakan untuk memadamkan lahan terbakar.
"Kita menghadapi tantangan yang cukup besar, apalagi dengan luasnya lahan gambut yang rawan terbakar. Akses ke lokasi kebakaran dan kekurangan sumber air menjadi kendala utama kita," katanya.
Menurutnya mencegah lebih baik daripada menangani. Tentunya proses ini menjadi pedoman dalam penanggulangan karhutla.
"Penanganannya memerlukan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dunia usaha, dan masyarakat," tegas Gubernur.
Data terbaru dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBDPK Provinsi Riau, mulai 1 Januari hingga hari ini tercatat ada 168 hotspot dan 18 firespot di wilayah Provinsi Riau. Total luas lahan yang terbakar mencapai 76,81 hektar, dengan rincian Kota Dumai (16,03 hektar), Kabupaten Bengkalis (31,20 hektar), Kabupaten Kepulauan Meranti (2 hektar), dan Kabupaten Siak (7,90 hektar).
"Data ini menunjukkan bahwa kita harus lebih waspada dan meningkatkan upaya pencegahan serta penanggulangan karhutla," kata Gubernur.
(ras/mjy)