·ÉËÙÖ±²¥

Menhub Klaim Transportasi di Indonesia Layak Bersanding dengan Negara Maju

Menhub Klaim Transportasi di Indonesia Layak Bersanding dengan Negara Maju

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Selasa, 17 Sep 2024 19:09 WIB
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat dijumpai seusai peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2024 di Bali Maritim Tourism Hub (BMTH), Selasa (17/9/2024). (Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat dijumpai seusai peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2024 di Bali Maritim Tourism Hub (BMTH), Selasa (17/9/2024). (Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengeklaim sektor transportasi Indonesia layak bersanding dengan negara-negara maju lainnya di dunia. Ia menyinggung kereta cepat Jakarta-Bandung atau yang dikenal dengan nama Whoosh.

"Kereta cepat yang mampu melaju hingga 350 km/jam dan memangkas waktu tempuh Jakarta-Bandung hanya 45 menit menjadikan kita sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang menerapkan teknologi ini," kata Budi Karya saat peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) di Bali Maritim Tourism Hub (BMTH), Denpasar, Selasa (17/9/2024) sore.

Budi Karya lantas menyinggung kereta tanpa masinis atau lintas raya terpadu (LRT) sebagai buatan anak bangsa. Selain di Jakarta, dia berujar, LRT juga telah hadir di Palembang dan Ibu Kota Nusantara (IKN). Ia menyebut transportasi modern di Indonesia sejalan dengan gerakan global untuk mengurangi emisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahkan kita dapat merasakan hadirnya kereta otonom atau autonomous rail rapid transit (ART). Berbagai angkutan perkotaan modern ini tidak hanya nyaman, namun juga ramah lingkungan," ujarnya.

Menurut Budi Karya, pembangunan sektor transportasi saat ini menggunakan paradigma Indonesia sentris dan tak lagi berfokus di Pulau Jawa. Ia mencontohkan Sulawesi yang telah memiliki infrastruktur perkeretaapian.

ADVERTISEMENT

Ia membeberkan ada pembangunan 27 bandar udara baru di Indonesia. Dari jumlah tersebut, dia melanjutkan, sebanyak 23 bandara di antaranya berada di luar Pulau Jawa.

Selain bandara, ratusan pelabuhan juga dibangun di wilayah terpencil. "Penyediaan infrastruktur tersebut juga dibarengi dengan dukungan subsidi operasional sehingga dapat memberikan layanan yang terjangkau, merata, dan berkeadilan," pungkasnya.




(iws/iws)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikFood
detikHot
detikFinance
detikInet
Wolipop
detikHealth
Sepakbola
detikTravel
Hide Ads