Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat 37 bencana akibat cuaca ekstrem dalam sepekan terakhir, tepatnya pada 6-12 Januari 2025. Total kerugian materiel akibat puluhan bencana tersebut mencapai Rp 320 juta.
Kalaksa BPBD Bali, I Made Rentin, mengungkapkan bencana sepekan terakhir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan angin kencang. Ia memastikan tak ada korban luka maupun jiwa akibat berbagai bencana tersebut.
"Bali sudah memasuki musim hujan. Warga diimbau untuk mewaspadai curah hujan tinggi yang dapat menyebabkan banjir dan longsor," ujar Rentin dalam keterangan tertulis yang diterima detikBali, Senin (13/1/2025).
Rentin menjelaskan laporan kejadian yang diterima BPBD dalam sepekan terakhir didominasi oleh pohon tumbang, yakni sebanyak 21 titik. Selanjutnya, ada pula banjir di wilayah Kota Denpasar sebanyak 4 titik dan Klungkung 1 titik.
Tak hanya itu, curah hujan yang tinggi juga membuat satu titik jalan di Buleleng jebol dan satu jalan di Karangasem terputus. Kemudian, tanah longsor dilaporkan terjadi di empat titik, yaitu di Kabupaten Badung, Buleleng, Jembrana, dan Klungkung.
"Kejadian pelinggih roboh di satu titik di Kabupaten Buleleng. Nihil korban jiwa atau luka," imbuh Rentin.
Sebelumnya, arus lalu lintas di jalur utama penghubung Kabupaten Klungkung dengan Kabupaten Gianyar lumpuh akibat longsor, Minggu (12/1/2025). Material longsor menutupi seluruh badan jalan di Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung.
Pantauan detikBali, longsor terjadi setelah satu rumpun bambu tergerus saat daerah itu diguyur hujan deras. Rumpun bambu di sisi timur jalan itu lalu longsor dari ketinggian sekitar 30 meter dan menutup seluruh akses jalan.
Walhasil, kendaraan dari arah Klungkung menuju Gianyar terpaksa harus putar balik dan melalui Jalan Bypass Ida Bagus Mantra. Demikian sebaliknya, pengendara dari Gianyar harus putar balik melewati Tulikup jika hendak ke Klungkung.
Sementara itu, BMKG Bali juga mengeluarkan peringatan dini tinggi gelombang pada 13-16 Januari 2025. Adapun, tinggi gelombang di perairan di Selat Badung, dan Selat Lombok bagian selatan, dan perairan selatan Bali berpotensi mencapai 1,25-2,5 meter.
Sedangkan, tinggi gelombang di perairan Selat Bali bagian selatan bisa mencapai 2,5-4 meter. BMKG mengingatkan gelombang tinggi hingga tiga hari ke depan berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Masyarakat yang beraktivitas di sektor bahari diminta untuk selalu mengutamakan keselamatan.
Simak Video "Video Motif Penusukan di Denpasar: Pelaku Tersinggung Ditatap Korban"
(iws/iws)