Pelaksanaan salat tarawih di sejumlah masjid dan musala di Tabanan, Bali, terpantau lengang saat Hari Raya Nyepi. Para jemaah mengikuti salat tarawih dengan cahaya penerangan yang terbatas. Meski begitu, salat tarawih terakhir di bulan Ramadan 1446 Hijriah berlangsung khidmat.
Misalkan di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Jalan Pulau Nias, Desa Dauh Peken, Tabanan. Hanya ada tujuh orang yang melaksanakan salat tarawih di lokasi tersebut pada Sabtu (29/3/2025).
"Itu pun cuma jemaah yang ada di sini. Ada satu orang yang agak jauh karena sekalian iktikaf, datangnya juga sehari sebelum Nyepi," ungkap Muhammad Dava Mosyad, Minggu (30/3/2025).
Baca juga: Gelap Gulita Tarawih Terakhir di Bali |
Suasana serupa terjadi di Musala Nurul Falah Terminal Pesiapan Tabanan. Takmir musala, Nurkolis, mengatakan kegiatan tarawih hanya diikuti pengurus dan warga setempat.
"Jumat malam masih ada tarawih terakhir di musola. Tapi Sabtu malam saat Nyepi jemaah kami himbau untuk tarawih di rumah masing-masing," jelas Nurkolis.
Sebelumnya, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Bali mengimbau umat muslim di Pulau Dewata untuk salat tarawih dan iktikaf di rumah masing-masing saat Nyepi. Kepala Bidang Masyarakat Islam Kanwil Kemenag Bali Abusiri menuturkan hal itu sebagai bentuk saling menghormati antarumat beragama di Bali.
Baca juga: Nyepi, Idul Fitri, dan Sebuah Kerisauan |
Abusiri mengatakan sesuai kesepakatan bagi umat muslim yang rumahnya berdekatan dengan musala atau masjid bisa tarawih saat Nyepi. Syaratnya, tidak menggunakan pengeras suara dan meminimalkan penerangan.
Selain itu, salat tarawih saat Nyepi di Bali juga menerapkan aturan khusus. Umat Islam diminta berjalan kaki ke masjid terdekat tanpa kendaraan serta menyelesaikan salat sesuai waktu yang telah ditentukan.
Simak Video "Video Motif Penusukan di Denpasar: Pelaku Tersinggung Ditatap Korban"
(iws/iws)
