·ÉËÙÖ±²¥

Tradisi Memasang Seselat di Rumah Warga Bali Menjelang Tumpek Wayang

Tradisi Memasang Seselat di Rumah Warga Bali Menjelang Tumpek Wayang

Ni Komang Nartini - detikBali
Minggu, 12 Jan 2025 04:30 WIB
Ilustrasi - Seselat saat Tumpek Wayang di Bali. (Foto: disbud.bulelengkab.go.id)
Ilustrasi - Seselat saat Tumpek Wayang di Bali. (Foto: disbud.bulelengkab.go.id)
Denpasar -

Tumpek Wayang dilaksanakan setiap 210 hari atau pada Saniscara Kliwon Wuku Wayang berdasarkan perhitungan kalender Bali. Salah satu tradisi yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali menjelang Tumpek Wayang adalah memasang seselat.

Seselat atau sasuwek biasanya dipasang di sejumlah sudut rumah warga Bali, termasuk pagar dan pelinggih. Tradisi ini dipercaya berkaitan dengan perlindungan spiritual dan penyucian energi negatif.

Untuk diketahui, Tumpek Wayang erat kaitannya dengan kisah Dewa Kumara. Konon, Dewa Kumara hendak dimangsa oleh Batara Kala karena lahir bertepatan dengan Wuku Wayang. Itulah sebabnya, orang yang lahir saat Wuku Wayang biasanya disarankan untuk melaksanakan prosesi mebayuh oton hingga sapuh leger saat Tumpek Wayang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upacara Sapuh Leger diikuti oleh anak-anak yang lahir bertepatan pada Wuku Wayang. Upacara ruwatan biasanya digelar di griya maupun tempat suci lainnya agar anak bersih dari unsur negatif dan mendapatkan keselamatan.

Tradisi Memasang Seselat

Dilansir dari laman resmi Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, sehari sebelum Tumpek Wayang yaitu Jumat atau Sukra Wayang disebut hari ala paksa atau pemagpag pala. Hari itu dianggap sebagai hari paling angker atau cemer alias kotor karena kekuatan negatif turun dan hadir dalam kehidupan manusia.

ADVERTISEMENT

Pada hari ini, umat Hindu memasang seselat yang terbuat dari potongan pandan berduri atau tumbuhan lain yang berduri. Seselat ini diolesi dengan kapur sirih dan diletakkan di berbagai titik, seperti sanggah kemulan, pelinggih, sumur, hingga pagar rumah.

Pemasangan seselat ini bertujuan untuk menangkal serangan dari kekuatan negatif, termasuk roh-roh jahat dan energi buruk lainnya. Orang Bali meyakini penempatan seselat di tempat-tempat tersebut dapat menjadi perisai spiritual yang melindungi rumah dan penghuninya dari segala bentuk ancaman.

Proses Meseselat

Prosesi memasang seselat atau meseselat secara umum terbagi menjadi empat tahap, yakni:

  • Persiapan: Sebelum memasang seselat, umat Hindu akan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan, seperti pandan berduri dan kapur sirih.
  • Pemasangan: Seselat dipasang di berbagai lokasi di sekitar rumah. Setiap potongan pandan berduri diikat dengan benang tridatu sebagai simbol perlindungan.
  • Pengambilan: Pada hari Sabtu (Tumpek Wayang), seselat yang telah dipasang sebelumnya akan dikumpulkan dan disatukan kembali.
  • Penempatan: Setelah dikumpulkan, seselat tersebut diletakkan di lebuh (pintu masuk rumah) atau dalam sidi/niru (tempat dengan lubang) untuk menandakan bahwa umat telah berhasil menyaring energi negatif.

Artikel ini ditulis oleh Ni Komang Nartini peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(iws/iws)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikOto
detikTravel
detikNews
detikHealth
Wolipop
Sepakbola
detikFinance
Sepakbola
Hide Ads