·ÉËÙÖ±²¥

Kapolres Ngada nonaktif, AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja,mendapatkan sanksi penempatan khusus (patsus) di Markas Besar (Mabes) Polri. Ia dipatsus lantaran mencabuli anak di bawah umur dan narkoba.

"Ya, telah menjalani penempatan khusus (patsus) di Mabes Polri sejak akhir Februari 2025," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTT, Kombes Patar Silalahi, Selasa (11/3/2025).

Patar menjelaskan mantan Kapolres Sumba Timur itu diperiksa oleh Bidang Propam (Bidpropam) Polda NTT pada Kamis (20/2/2025), terkait kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur di Kota Kupang. Selanjutnya, Fajar dibawa ke Mabes Polri pada Senin (24/2/2025) untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.

"Karena merupakan anggota Polda NTT, maka kami melapor ke Bapak Kapolda. Sehingga, yang bersangkutan dipanggil oleh Propam Polda NTT untuk dimintai keterangannya," jelas Patar.

Menurut Patar, dalam proses pemeriksaannya, AKBP Fajar secara terbuka memberikan keterangan dan mengakui perbuatannya. "Dia kooperatif saat kami periksa," kata Patar.

Kasus tersebut, Patar berujar, sebanyak sembilan saksi, termasuk korban pencabulan berinisial I (6), kerabat I, serta petugas hotel di Kota Kupang, juga telah diperiksa oleh Polda NTT.

Saat ini, kasus yang menjerat Fajar sudah naik ke tahap penyidikan pada Selasa (4/3/2025). Meski demikian, Fajar belum ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka. Sebab, dia belum diperiksa oleh Polda NTT sebagai tersangka.

"Perkembangan kasusnya masih proses sidik (penyidikan). Rencananya nanti pekan depan kami ke Mabes Polri baru periksa yang bersangkutan ya. Pastinya saya kasih kabar perkembangannya," janji Patar.