Sejumlah petugas mengalami insiden saat Pilkada Serentak 2024. Satu orang tercatat meninggal dunia karena kelelahan. Sejumlah petugas lain ada yang mengalami keguguran hingga kecelakaan yang menyebabkan patah tulang.
Korban meninggal adalah seorang anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas), Muhammad Arif (65). Dia meninggal dunia seusai bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 4 Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Buleleng, Bali.
Arif ditemukan meninggal dunia, Kamis (28/11/2024). Seharinya sebelumnya, dia bertugas menjaga keamanan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 4 Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Buleleng, Bali. Diduga, Arif kelelahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendak Dibangunkan, Sudah Meninggal
Arif pertama kali ditemukan meninggal oleh anaknya sekitar pukul 07.35 Wita, Kamis. Saat itu, sang anak hendak membangunkan Arif. Namun, ayahnya ternyata sudah meninggal.
"Ditemukan dalam keadaan posisi tidur, badan dingin. Yang pertama kali menemukan anaknya. Karena sudah siang belum bangun, biasanya jam 6 sudah bangun, jadi anaknya bangunin," beber Sudarmo, salah satu anggota keluarga, sekaligus Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Kampung Bugis.
Sudarmo menjelaskan Arif sebagai anggota Linmas memang selalu ikut dalam pengamanan setiap pemilu. Meski usianya sudah tergolong lanjut, dia berujar, Arif tetap bersemangat.
Empat hari sebelum meninggal, Arif masih bertugas jaga malam di kelurahan. Dia juga ikut mempersiapkan TPS sehari sebelum pemilihan berlangsung.
"Kemarin H-1 masih sibuk membantu menyiapkan segalanya di TPS masih sehat segar bugar saat hari-H masih sempat bercanda soal baju baru karena beliau ini baru menerima seragam Linmas baru," jelas Sudarmo yang saat itu baru saja mengikuti prosesi penguburan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelurahan Kampung Bugis.
Arif diduga meninggal dunia karena mengalami kelelahan. Ia juga diketahui memiliki penyakit bawaan, yakni asam lambung. Seminggu sebelumnya, Arif sempat meminta uang kepada sang anak untuk membeli obat mag.
Sebenarnya, kondisi Arif cukup sehat sebelum menemui ajal. Bahkan, dia sempat bekerja menggali kubur.
"Beberapa hari ini kelihatan sehat segar bugar bahkan sempat menggali kubur ada warga meninggal seminggu lalu. Pekerjaan beliau buruh harian lepas serta pekerjaan sosial menggali kubur," ungkap Sudarmo.
Belum Sempat Nikmati Honor
Sudarmo mengatakan bahwa Arif belum sempat menikmati honornya sebagai Linmas saat mengamankan Pilkada 2024 karena honor baru keluar hari ini.
"(Almarhum) belum sempat menikmati honor karena hari ini baru cair. (Honor) sudah ada di PPS uang itu, tapi alhamdulilah kami dari PPS Kampung Bugis sudah menyerahkan ke pihak keluarga," katanya.
Sementara itu, komisioner KPU Kabupaten Buleleng, Putu Arya Suarnata, mengungkapkan Arif diduga kelelahan sebelum meninggal. Arya bersama Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan, sempat melayat dan memberikan santunan ke korban.
"Ya karena kelelahan, dua hari lalu sempat meminta uang untuk membeli obat ke anaknya," kata Arya.
Luh Merry Pendarahan hingga Keguguran
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Buleleng, Putu Arya Suarnata, mengungkapkan selain petugas di tempat pemungutan suara (TPS) yang meninggal, ada sederet peristiwa lain yang dialami petugas selama pemungutan suara Pilkada Serentak 2024 di Buleleng. Salah satunya, anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang keguguran.
Anggota KPPS yang keguguran itu bernama Luh Merry Sudaryani. Dia mengalami pendarahan hingga akhirnya kandungannya tak terselamatkan.
"Mengalami pendarahan dan keguguran di usia kehamilan tiga bulan," ungkap Putu Arya Suarnata, Kamis.
Pingsan hingga Patah Tulang
Kemudian, dia melanjutkan, ada pula petugas KPPS yang pingsan hingga patah tulang saat bertugas. I Gede Agus Febriana Yoga, asal Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Buleleng, mengalami kecelakaan dan patah tulang bahu saat pembuatan TPS.
Sementara, di tempat lain, petugas KPPS bernama Komang Wana Sari pingsan. "Akibat penyakit asam lambung yang dideritanya kambuh," ujar Suarnata.
"Mereka tim ad hoc ini sudah ter-cover BPJS Kesehatan. Hanya saja, Linmas ini (korban meninggal) yang belum ter-cover," katanya.
Total 1 Meninggal, 3 Kecelakaan, dan 2 Keguguran
Sebelumnya, Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM KPU Bali I Gede John Darmawan mengungkapkan ada satu petugas Linmas di TPS yang meninggal berdasarkan laporan dari seluruh Bali, yakni Muhammad Arif.
Selain itu, John juga melaporkan ada petugas lain yang mengalami luka berat seperti patah tulang karena kecelakaan saat mendistribusikan Form C Pemberitahuan kepada pemilih.
"Ini terjadi di H-2, jadi petugas KPPS bekerja sampai tanggal 24 dan 25 untuk proses pengiriman distribusi C Pemberitahuan ini dan laporannya ada kecelakaan," beber mantan Ketua KPU Denpasar itu.
Selain itu juga ada petugas KPPS yang mengalami keguguran di Karangasem. "Satu meninggal, tiga kecelakaan, dua keguguran. Itu petugas di tingkatan KPPS dan ada yang PPK dan petugas ketertiban," ucap dia.
John menyampaikan bagi petugas yang meninggal dunia diberi santunan sekitar Rp 36 juta. "Luka permanen juga ada hitungannya, kalau tidak salah di angka Rp 12-Rp 16 juta," sebut John.
(hsa/hsa)