·ÉËÙÖ±²¥

Fosil Emas Ungkap Cara Hewan Purba Bisa Jadi Fosil Utuh

ADVERTISEMENT

Fosil Emas Ungkap Cara Hewan Purba Bisa Jadi Fosil Utuh

Trisna Wulandari - detikEdu
Senin, 08 Mei 2023 20:00 WIB
Fosil berwarna emas di Posidonia Shale, Jerman
Foto: Rowan Martindale, repri via IFL Science
Jakarta -

Fosil-fosil berwarna emas sering kali ditemukan ilmuwan di Posidonia Shale,Jerman. Studi baru-baru ini mendapati, warna emas itu tidak berasal dari pirit atau besi 'emas palsu'.

Alih-alih, rona emas itu berasal dari campuran mineral yang mensinyalir bagaimana fosil terbentuk. Posidonia Shale adalah formasi geologis berupa lempengan serpih di Jerman, Swiss, Luksemburg, Austria, dan Belanda.

Kawasan ini kaya akan temuan fosil utuh ikan hingga reptil laut yang terawetkan dengan baik, mulai dari ichtyosaur hingga crocodylomorph, seperti dikutip dari laman Pteros.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Posidonienscheifer, begitu namanya di Jerman, menyimpan fosil-fosil dari Tahap Toarcian, zaman Jurassic Awal. Fosil-fosil di sana berusia 183 juta tahun yang lalu.

Posidonia ShalePosidonia Shale Foto: (Wikipedia)

Di kawasan ini, fosil berasal dari Laut Tethys yang hangat dan dangkal. yang menutupi sebagian Eropa, atau pulau-pulau yang saat itu membentuk daratan Eropa. Laut ini bertahan di Zaman Dinosaurus dan awal Zaman Mamalia.

ADVERTISEMENT

Peneliti Rowan Martindale dari Jackson School of Geosciences, University of Texas mengatakan, temuan timnya terkait rona emas pada fosil ini penting untuk memahami bagaimana fosil hewan laut dari zaman Jurassic yang terawetkan utuh bisa terbentuk dan pengaruh oksigen dalam prosesnya.

"Ketika pergi ke area penggalian itu, amon emas mengintip dari balik lempengan serpih hitam. Tapi yang mengejutkan, kami tidak menemukan pirit di sana. Bahkan fosil yang tampak keemasan, terawetkan sebagai mineral fosfat dengan kalsit kuning. Ini secara dramatis mengubah pandangan kami tentang endapan fosil yang terkenal ini," kata Martindale, dikutip dari laman Phys.

Penelitian Fosil Emas di Posidonia Shale

Studi Drew Muscente dkk yang dipublikasi di Earth Science Review itu meneliti puluhan sampel hewan purba.

Dengan mikroskop elektron, mereka mencoba mempelajari komposisi kimianya untuk memahami fosilisasi yang menyebabkan pengawetan fosil terjadi dengan sangat baik.

Para peneliti mendapati, tiap sampel fosil itu sebagian besar terdiri dari mineral fosfat. Sementara itu, di batuan serpih hitam di sekitarnya terdapat kelompok kristal pirit mikroskopis, yang disebut framboid.

Pirit, mineral pirit, atau pirit besi, adalah sulfida besi yang berkilau dengan warna pucat keemasan.

Mereka mengaskan, temuan bahwa pirit dan fosfat berada di tempat berbeda pada spesimen merupakan kunci lingkungan fosilisasi.

Muscente dkk menjelaskan, pirit terbentuk di lingkungan anoksik atau tanpa oksigen. Mineral fosfat sebaliknya.

Terbentuknya Fosil Emas

Dari temuan di atas, tim peneliti memperkirakan, anoksia atau kondisi tanpa oksigen menciptakan lingkungan kondusif untuk proses fosilisasi yang lebih cepat. Namun, oksigenasi setelahnya mendorong terjadinya pengawetan terjadi.

Studi Muscente menunjukkan, dasar laut yang anoksik dapat menjadi tempat terjadinya fosilisasi. Sebab, kondisinya mencegah pembusukan bangkai hewan purba dan aman dari pemangsa. Namun, tetap perlu ada sedikit oksigen untuk mendorong reaksi kimia sehingga terjadi fosilisasi.

Kondisi itulah yang mendorong hewan purba dapat menjadi fosil utuh. Sementara itu, oksigenasi, fosfat, dan mineral lainnya kemudian
mendorong terbentuknya kilau emas di fosil.




(nwk/nwk)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikOto
detikHot
detikFinance
detikFood
detikTravel
detikNews
detikInet
Sepakbola

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads