·ÉËÙÖ±²¥

Tips Adelio, Juara AoC Peraih Medali Emas Olimpiade Internasional Hadapi Kompetisi

ADVERTISEMENT

Tips Adelio, Juara AoC Peraih Medali Emas Olimpiade Internasional Hadapi Kompetisi

Trisna Wulandari - detikEdu
Minggu, 20 Apr 2025 09:00 WIB
Adelio Hafindika
Adelio saat mengikuti The 20th International Geography Olympiad 2024 di Irlandia. Ia membawa pulang medali emas untuk RI. Foto: Dok Adelio Hafindika
Jakarta -

Wajah Adelio Rasendriya Hafindika wara-wiri di layar gadget siswa Indonesia saat ikut kompetisi adu kecerdasan Academy of Champions (AoC) pada akhir 2024 lalu. Siswa SMA Pradita Dirgantara ini keluar sebagai juara bersama Moch Rakha Aryaputra dari SMAN 3 Semarang dan Novin Raushan dari SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta sebagai tim Distrik 4: Jawa Tengah & DIY.

Tak hanya di layar kaca, Adelio juga berlaga di olimpiade tingkat nasional dan internasional. Ia antara lain menyabet medali emas The 20th International Geography Olympiad 2024, perunggu Indonesian National Earth Science Olympiad 2024, dan perak Indonesian National Geography Olympiad 2023.

Kenali Bidang yang Disuka dan Bisa Didalami

Kelahiran Jakarta, 3 September ini menuturkan sudah mencoba ikut olimpiade sejak SD. Berkali-kali tak lolos, ia baru melaju ke Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat nasional saat SMA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengatasi kekalahannya, Adelio coba mencari bidang olimpiade yang ia suka dan ia bisa. Semakin sering ikut kompetisi, ia kelak mengenal kesukaan dan kebisaannya untuk mendalami bidang geografi dan ilmu kebumian.

"Misalnya dalam bidang OSN gini, ada tiga tingkatan pelajaran. Yang pertama itu yang paling tinggi, itu yang kita suka dan kita bisa. Yang kedua itu yang kita bisa. Dan ketiga itu yang kita suka," tuturnya.

ADVERTISEMENT

"Pas kecil itu aku enggak tahu apa yang aku suka dan apa yang aku bisa. Tapi karena setelah ikut kompetisi itu aku tahu, oh aku bisa yang di sini, aku enggak bisa yang disini, aku suka yang di sini. Dan itu tuh akhirnya kayak ngasih semacam tembok, tapi bukan tembok yang dalam artian jelek, cuma tembok pengaman untuk mengarahkanku ke jalan yang kira-kira bagus buatku ke depannya," imbuhnya.

Belajar dari Pengalaman dan Peserta Lain

Adelio HafindikaAdelio Hafindika dari SMA Pradita Dirgantara bersama Moch Rakha Aryaputra dari SMAN 3 Semarang dan Novin Raushan dari SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta sebagai tim Distrik 4: Jawa Tengah & DIY menjadi pemenang AoC pada pengujung 2024. Foto: Dok Adelio Hafindika

Adelio mengaku sempat takut kalah, membuat kecewa dan malu diri sendiri maupun orang-orang yang mendukungnya saat pertama kali ikut kompetisi. Ia perlahan belajar bahwa kompetisi penting untuk memperoleh pengalaman dan teman sesama peserta, terlepas dari menang atau kalah.

Menurutnya, peserta lain di olimpiade bukan musuh, tetapi kompetitor. Persaingan tidak didasari rasa benci, tetapi pemahaman bahwa peserta lain adalah orang yang sama-sama berjuang dan mau berjuang bersama untuk saling membangun diri sendiri.

"Jadi ada hal-hal baru yang kita dapatkan dan kita kembangkan selama berkompetisi itu. Dan itu yang menurutku yang penting. Dan jika kalah ya jadi pelajaran. Karena kebetulan aku juga beberapa kali sering mengalami kekalahan. Aku OSN juga sebenarnya dari SD, cuma enggak lolos-lolos, baru lolos di SMA. Jadi ada banyak hal baru yang kita lalui yang menjadi pelajaran untuk tidak diulang di masa depan, untuk mendukung kesuksesan kita," imbuhnya.

Ketahui Motivasi, Baru Belajar

Di samping berkompetisi, Adelio sendiri juga sempat aktif mengajar siswa yang hendak bertarung di olimpiade. Salah satunya sebagai tutor di Alumni Association of Indonesia Geography Olympiad Team, tempat ia mengembangkan sejumlah written response test topics dan fieldwork test, mengevaluasi hasil belajar siswa, dan membimbing siswa untuk berprestasi di olimpiade. Sekitar 45 persen siswanya meraih medali, salah satunya memperoleh medali emas.

Ia mengingatkan agar siswa-siswa yang hendak ikut kompetisi mengetahui motivasinya masing-masing untuk belajar. Langkah ini menurutnya penting agar keinginan belajar bisa berkelanjutan.

"Start belajar itu pertama jelas nemuin apa yang kita suka dan kita bisa dulu. Setelah itu, barulah karena kita suka dan kita bisa, itu ada motivasi dari diri sendiri. Dan agar motivasi itu terus tetap ada, cari tahu apa yang membuat motivasi itu muncul. Tanpa motivasi yang kuat, belajar itu nggak bakal sustain. Nggak bakal bertahan lama. Dan setelah itu, baru mulai belajar," tuturnya.

"Aku sendiri, pertama kali belajar OSN dari latihan-latihan soal dulu. Setelah latihan soal, baru baca materi-materi. Latihan soal lagi, baca materi. Kayak diulang-ulang terus. Soal, materi. Soal, materi. Istirahat," imbuhnya.

Jaga Diri, Jangan Capek!

Ia juga mengingatkan agar siswa yang hendak berkompetisi menjaga fisik dan suasana hati (mood). Hindari burnout atau kelelahan dan kejenuhan dengan meluangkan waktu khusus untuk menjaga diri, misalnya dengan main, tidur, atau bentuk istirahat lainnya.

"Yang pertama, itu tuh jangan capek. Yang kedua, tetap bahagia. Karena banyak orang yang berpikir kalau misalnya semakin banyak belajar itu semakin baik. Which is true, cuma semakin intensif. Tapi gimana, ya. Berlebihan dalam belajar itu nggak baik menurutku. Jadi kalau misalnya capek dalam belajar, yaudah tidur, coba main yang lain," ucapnya.

"Dan sama itu tuh juga sekalian untuk membangun motivasi lagi untuk belajar. Sehingga pas belajar berikutnya juga mood kita tuh enak. Dan tetap bahagia aja. Kadang-kadang ada orang yang benar-benar sampai membatasi semuanya, nggak boleh main ini, nggak boleh main itu. Mungkin buat dia berhasil, cuma buat orang lain tuh nggak. Jadi intinya tuh adalah gimana cara kita nyaman dalam belajar sehingga semua materi yang harus kita pelajari bisa dipahami," sambung Adelio.

Antisipasi Konflik dalam Kompetisi Beregu

Tak seperti di olimpiade yang berkompetisi perseorangan, Adelio juga berkompetisi dalam tim seperti di AoC. Untuk itu, ia pasang pendekatan berbeda untuk menang.

Ia mengingatkan, penting bagi semua anggota tim untuk saling kenal satu sama lain. Langkah ini menurutnya membantu agar konflik yang terjadi bisa diselesaikan dengan cepat, mengingat durasi kompetisi juga singkat.

"Ibaratnya dengan tugas sebanyak itu, game-nya itu bentar banget. Sehingga jangan sampai konflik itu memakan semua waktu kita," tuturnya.

Selamat belajar dan berkompetisi, detikers!




(twu/nwy)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikHot
Sepakbola
detikNews
Wolipop
detikOto
detikFinance
detikHealth
detikInet

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads