ֱ

Perintah Berbakti kepada Orang Tua dan Larangan Durhaka kepada Mereka

Perintah Berbakti kepada Orang Tua dan Larangan Durhaka kepada Mereka

Indah Fitrah - detikHikmah
Minggu, 03 Nov 2024 12:00 WIB
Ikustrasi berbakti kepada orang tua.
Ilustrasi berbakti kepada orang tua. Foto: Freepik
Jakarta -

Birrul walidain adalah kewajiban seorang anak untuk berbuat baik, menghormati, dan menaati kedua orang tua. Hal ini merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT, yang disebutkan secara tegas dalam kitab suci dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW.

Ajaran Islam sangat menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua, dan keutamaan ini dapat membawa kebaikan di dunia dan akhirat.

Berikut ini landasan dalil dan keutamaan berbakti kepada orang tua dalam ajaran Islam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Birrul Walidain Menurut Al-Qur'an dan Hadits

Birrul walidain berasal dari kata "birr" yang berarti kebaikan, kebajikan, atau kesalehan. Sementara "walidain" berarti kedua orang tua, yaitu ayah dan ibu. Maka, secara harfiah, birrul walidain dapat diartikan sebagai berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua.

Perintah Birrul Walidain dalam Al-Qur'an

Al-Qur'an banyak sekali menekankan pentingnya berbuat baik kepada orang tua, bahkan seringkali disebutkan bersamaan dengan perintah untuk beribadah kepada Allah. Misalnya, dalam surah Al-Isra ayat 23, Allah SWT berfirman:

ADVERTISEMENT

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al-Isra: 23)

Ayat ini menunjukkan betapa besar kedudukan orang tua dalam Islam. Berbuat baik kepada orang tua disebutkan langsung setelah perintah menyembah Allah, yang menegaskan pentingnya sikap hormat dan berbakti kepada mereka.

Dalil Birrul Walidain dalam Hadits Rasulullah

Hadits-hadits Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam juga memperkuat ajaran tentang birrul walidain. Salah satu hadits yang cukup terkenal adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, di mana Rasulullah SAW ditanya oleh seseorang:

"Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak saya pergauli dengan baik?" Rasulullah menjawab, "Ibumu." Orang itu bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Ibumu." Orang itu bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Ibumu." Orang itu bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Bapakmu." (Muttafaqun 'Alaih)

Hadits ini menegaskan betapa besar peran seorang ibu yang mendapatkan tiga kali lebih banyak penghormatan dibandingkan ayah. Hal ini karena ibu telah melalui berbagai pengorbanan seperti mengandung, melahirkan, menyusui, dan merawat anak.

Imam Nawawi mengatakan: "Hadits tersebut memerintahkan agar senantiasa berbuat baik kepada kaum kerabat, dan yang paling berhak mendapatkannya di antara mereka adalah ibu, lalu bapak, dan selanjutnya orang-orang terdekat."

"Didahulukannya ibu dari mereka itu karena banyaknya pengorbanan, pengabdian, dan kasih sayang yang telah diberikannya. Selain itu, seorang ibu juga telah mengandung, menyusui, mendidik, dan tugas lainnya," tutur para ulama.

Selain itu, dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah dia bersilaturahmi." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa birrul walidain juga dapat mendatangkan berkah, seperti kelapangan rezeki dan panjang umur.

Larangan Berbuat Durhaka kepada Kedua Orang Tua

Dari Abdurrahman bin Abu Bakar, dari ayahnya, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam "Maukah kalian aku beritahukan tentang dosa yang paling besar di antara dosa-dosa besar?" Kami menjawab "Mau, ya Rasulullah!" Beliau berkata "Syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua." Pada saat itu beliau sedang bersandar, lalu duduk seraya mengucapkan "Yaitu, kesaksian palsu." Beliau terus mengulang-ulang itu, sehingga kami mengucapkan "Seandainya saja beliau diam." (Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi)

Dalam hadits di atas dapat disimpulkan bahwa perbuatan durhaka kepada kedua orang tua itu adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh Allah, yang disebut oleh Rasulullah setelah menyebut syirik kepada Allah SWT. Yang mana kita ketahui bahwa perbuatan syirik adalah perbuatan dosa paling besar dalam Islam.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa durhaka kepada kedua orang tua merupakan dosa besar setelah syirik kepada Allah SWT.




(inf/dvs)

Berita ֱLainnya
detikNews
detikHot
detikHealth
detikInet
detikTravel
detikFood
Sepakbola
Sepakbola
Hide Ads