ֱ

Ayat Terpanjang dalam Al-Quran: Mengatur Utang Piutang dengan Adil

Ayat Terpanjang dalam Al-Quran: Mengatur Utang Piutang dengan Adil

Hanif Hawari - detikHikmah
Senin, 23 Des 2024 14:45 WIB
Ilustrasi orang sedang membaca Al-Quran
Ilustrasi membaca Al-Qur'an (Foto: Unsplash/Rachid Oucharia)
Jakarta -

Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang berperan sebagai pedoman utama dalam mengarahkan kehidupan dan perilaku manusia. Diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, Al-Qur'an menggunakan bahasa Arab yang sarat makna dan telah dibukukan dalam bentuk mushaf yang bisa dibaca hingga kini.

Berbicara mengenai isi Al-Quran, terdapat ayat yang disebut sebagai ayat terpanjang dalam Al-Quran, yaitu surat Al-Baqarah ayat 282. Ayat ini dikenal sebagai ayat utang piutang yang memberikan panduan rinci tentang tata cara transaksi dan pentingnya keadilan dalam bermuamalah.

Bacaan Ayat Terpanjang dalam Al-Quran

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ayat yang paling panjang dalam Al-Quran adalah surat Al-Baqarah ayat 282. Berikut ini adalah bacaan lengkapnya, mulai dari tulisan Arab, Latin, hingga artinya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوْهُۗ وَلْيَكْتُبْ بَّيْنَكُمْ كَاتِبٌۢ بِالْعَدْلِۖ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ اَنْ يَّكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللّٰهُ فَلْيَكْتُبْۚ وَلْيُمْلِلِ الَّذِيْ عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللّٰهَ رَبَّهٗ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْـًٔاۗ فَاِنْ كَانَ الَّذِيْ عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيْهًا اَوْ ضَعِيْفًا اَوْ لَا يَسْتَطِيْعُ اَنْ يُّمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهٗ بِالْعَدْلِۗ وَاسْتَشْهِدُوْا شَهِيْدَيْنِ مِنْ رِّجَالِكُمْۚ فَاِنْ لَّمْ يَكُوْنَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَّامْرَاَتٰنِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَۤاءِ اَنْ تَضِلَّ اِحْدٰىهُمَا فَتُذَكِّرَ اِحْدٰىهُمَا الْاُخْرٰىۗ وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَۤاءُ اِذَا مَا دُعُوْاۗ وَلَا تَسْـَٔمُوْٓا اَنْ تَكْتُبُوْهُ صَغِيْرًا اَوْ كَبِيْرًا اِلٰٓى اَجَلِهٖۗ ذٰلِكُمْ اَقْسَطُ عِنْدَ اللّٰهِ وَاَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَاَدْنٰىٓ اَلَّا تَرْتَابُوْٓا اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيْرُوْنَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَلَّا تَكْتُبُوْهَاۗ وَاَشْهِدُوْٓا اِذَا تَبَايَعْتُمْۖ وَلَا يُضَاۤرَّ كَاتِبٌ وَّلَا شَهِيْدٌ ەۗ وَاِنْ تَفْعَلُوْا فَاِنَّهٗ فُسُوْقٌۢ بِكُمْۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ وَيُعَلِّمُكُمُ اللّٰهُۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ۝٢٨٢

yâ ayyuhalladzîna âmanû idzâ tadâyantum bidainin ilâ ajalim musamman faktubûh, walyaktub bainakum kâtibum bil-'adli wa lâ ya'ba kâtibun ay yaktuba kamâ 'allamahullâhu falyaktub, walyumlililladzî 'alaihil-ḫaqqu walyattaqillâha rabbahû wa lâ yabkhas min-hu syai'â, fa ing kânalladzî 'alaihil-ḫaqqu safîhan au dla'îfan au lâ yastathî'u ay yumilla huwa falyumlil waliyyuhû bil-'adl, wastasy-hidû syahîdaini mir rijâlikum, fa il lam yakûnâ rajulaini fa rajuluw wamra'atâni mim man tardlauna minasy-syuhadâ'i an tadlilla iḫdâhumâ fa tudzakkira iḫdâhumal-ukhrâ, wa lâ ya'basy-syuhadâ'u idzâ mâ du'û, wa lâ tas'amû an taktubûhu shaghîran au kabîran ilâ ajalih, dzâlikum aqsathu 'indallâhi wa aqwamu lisy-syahâdati wa adnâ allâ tartâbû illâ an takûna tijâratan ḫâdliratan tudîrûnahâ bainakum fa laisa 'alaikum junâḫun allâ taktubûhâ, wa asy-hidû idzâ tabâya'tum wa lâ yudlârra kâtibuw wa lâ syahîd, wa in taf'alû fa innahû fusûqum bikum, wattaqullâh, wa yu'allimukumullâh, wallâhu bikulli syai'in 'alîm

ADVERTISEMENT

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berutang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu mencatatnya. Hendaklah seorang pencatat di antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah pencatat menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajar-kan kepadanya. Hendaklah dia mencatat(-nya) dan orang yang berutang itu mendiktekan(-nya). Hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia menguranginya sedikit pun. Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya, lemah (keadaannya), atau tidak mampu mendiktekan sendiri, hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar. Mintalah kesaksian dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, (boleh) seorang laki-laki dan dua orang perempuan di antara orang-orang yang kamu sukai dari para saksi (yang ada) sehingga jika salah seorang (saksi perempuan) lupa, yang lain mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu menolak apabila dipanggil. Janganlah kamu bosan mencatatnya sampai batas waktunya, baik (utang itu) kecil maupun besar. Yang demikian itu lebih adil di sisi Allah, lebih dapat menguatkan kesaksian, dan lebih mendekatkan kamu pada ketidakraguan, kecuali jika hal itu merupakan perniagaan tunai yang kamu jalankan di antara kamu. Maka, tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak mencatatnya. Ambillah saksi apabila kamu berjual beli dan janganlah pencatat mempersulit (atau dipersulit), begitu juga saksi. Jika kamu melakukan (yang demikian), sesungguhnya hal itu suatu kefasikan padamu. Bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Kandungan Surat Al-Baqarah Ayat 282

Menurut tafsir ringkas Kemenag, Surat Al-Baqarah ayat 282 membahas tentang tata cara utang piutang dalam Islam dan pentingnya menulis perjanjian utang untuk melindungi hak kedua belah pihak. Ayat ini mengatur bagaimana seorang penulis harus mencatat transaksi utang piutang secara jujur dan adil, serta memastikan bahwa utang dan persyaratannya tidak dikurangi atau diubah tanpa persetujuan semua pihak.

Selain itu, ayat ini juga mengatur tentang wali yang bisa menjadi saksi yang diperlukan dalam transaksi utang piutang ketika penghutang kurang akalnya, yaitu dengan menghadirkan dua saksi laki-laki atau seorang laki-laki dan dua perempuan yang dapat mengingatkan jika ada kekeliruan. Hal ini bertujuan untuk menghindari perselisihan dan memastikan keadilan dalam setiap transaksi, serta mendorong semua pihak untuk bertakwa kepada Allah dalam menjalankan muamalah.




(hnh/kri)

Berita ֱLainnya
detikFinance
detikTravel
detikHot
detikHealth
detikNews
Wolipop
Sepakbola
detikFood
Hide Ads