Surat Al-Kahfi adalah surat ke-18 dan berada di juz 15 dalam Al-Qur'an. Surat ini tergolong surat Makkiyah dan terdiri dari 110 ayat.
Dinamakan Al-Kahfi (penghuni gua) karena di dalamnya terdapat kisah tentang sekelompok pemuda yang tertidur dalam gua selama bertahun-tahun.
Menurut buku Misteri Ashabul Kahfi karya Yanuar Arifin, bagian awal surat ini mengisahkan tentang Ashabul Kahfi, yakni sekelompok pemuda yang bersembunyi di dalam gua. Kemudian, ada pula kisah seorang pemilik kebun, kisah Nabi Adam dan Iblis, serta kisah Nabi Musa yang bertemu dengan Nabi Khidir. Di akhir surat, terdapat hikayat tentang Dzulqarnain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menariknya, sebanyak 71 dari 110 ayat dalam surat Al-Kahfi berisi kisah-kisah tersebut, sementara sisanya memberikan komentar atau ulasan terkait cerita-cerita tersebut.
Turunnya Surat Al-Kahfi
Dalam sumber buku yang sama, Yanuar Arifin mengutip riwayat tentang turunnya Surat Al-Kahfi menurut Imam Jalaluddin as-Suyuti. Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa kaum kafir Quraisy mengutus An-Nadhr ibn al-Harits dan Uqbah ibn Abi Mu'aith untuk menemui para pendeta Yahudi di Madinah.
Kaum kafir Quraisy berpesan kepada dua pemuda itu, "Tanyakan kepada mereka tentang Muhammad. Berikan gambaran tentang dirinya. Beri tahu mereka tentang perkataannya, sebab mereka adalah pemeluk al-Kitab, dan mereka memiliki pengetahuan tentang para nabi yang tidak kita miliki."
Kedua utusan ini pun berangkat. Sesampainya di Madinah, mereka menyampaikan pesan penting yang dititipkan oleh para pembesar kafir Quraisy Makkah. Mendengar pesan itu, para pendeta Yahudi berkata,
"Ajukan kepada Muhammad tiga pertanyaan. Bila ia memberi jawaban semuanya, berarti ia memang nabi yang diutus. Kalau tidak, berarti ia hanya mengada-ada. Tanyakan kepadanya tentang sekelompok pemuda di zaman dahulu dengan kisah yang menakjubkan. Tanyai ia tentang seorang lelaki yang melakukan perjalanan mengelilingi bumi, dari ujung timur sampai ujung barat. Dan, tanyakan kepadanya tentang ruh."
Kemudian, An-Nadhr ibn al-Harits dan Uqbah ibn Abi Mu'aith segera kembali ke Makkah untuk bertemu dengan kaum kafir Quraisy. Kedua utusan itu berkata,
"Wahai penduduk Quraisy, kami datang membawa keputusan antara kita dan Muhammad."
Setelah itu, keduanya mendatangi Nabi Muhammad SAW, dan menyampaikan tiga pertanyaan tersebut. Lantas, Nabi Muhammad SAW menjawab,
"Aku akan memberikan jawaban atas pertanyaan kalian besok."
Beliau menangguhkan jawaban tersebut tanpa mengucapkan insya Allah.
Ternyata, hingga besoknya, wahyu dari Allah SWT tidak kunjung turun. Nabi Muhammad SAW terus menunggu kedatangan Malaikat Jibril.
Namun, hingga lima belas hari, Allah SWT tidak menurunkan wahyu. Malaikat Jibril pun tidak menemui beliau. Akibatnya, penduduk Makkah mulai gempar.
Mereka menyebarkan gosip dan fitnah yang mengejek dan menyudutkan Nabi Muhammad SAW.
Tentu saja, hal itu membuat beliau semakin sedih. Nabi Muhammad SAW semakin gelisah, lantaran gosip penduduk Makkah semakin mengganas.
Di tengah kegelisahan itulah, Malaikat Jibril datang dengan membawa (mewahyukan) surat Al-Kahfi. Isinya bukan sekadar jawaban atas pertanyaan kaum kafir Quraisy, tetapi juga teguran Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.
Bagaimana pun juga, wahyu ini sedikit mengobati kesedihan Nabi Muhammad SAW. Sebab, beliau berhasil menjawab dua pertanyaan dari tiga pertanyaan yang diajukan kepadanya.
Dua pertanyaan yang berhasil dijawab adalah tentang Ashabul Kahfi dan Dzulqarnain.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Membaca Surat Al-Kahfi?
Menurut buku Aktivasi Mukjizat Hari Jumat yang disusun oleh Rizem Aizid, waktu yang tepat untuk membaca Surat Al-Kahfi adalah pada malam Jumat, yaitu mulai dari setelah Maghrib pada hari Kamis hingga menjelang waktu Ashar pada hari Jumat.
Dengan kata lain, waktu yang dianjurkan untuk membaca Surat Al-Kahfi dimulai saat matahari terbenam pada Kamis malam dan berakhir pada saat matahari terbenam pada hari Jumat.
Dari Abu Sa'id Al-Khudri RA, bahwa Nabi SAW bersabda,
"Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, maka Allah akan menyinarinya dengan cahaya di antara dua Jumat." (HR. Hakim)
Dalam riwayat lain, Nabi SAW bersabda,
"Barang siapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jumat, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul 'atiq." (Sunan Ad-Darimi. Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani)
Selain tubuh seorang muslim akan diliputi cahaya di hari Kiamat dan di antara dua Jumat, keutamaan ini juga sejalan dengan salah satu keutamaan dalam memuliakan hari Jumat. Dengan mengamalkan amalan ini, seorang muslim akan memperoleh dua keutamaan sekaligus, yaitu keutamaan membaca Surat Al-Kahfi dan keutamaan hari Jumat.
Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk membaca Surat Al-Kahfi setiap malam Jumat atau pada hari Jumat. Meskipun hanya 10 ayat yang dibaca, keutamaan yang diberikan sangatlah istimewa.
Dari Abu Darda' RA, bahwa Nabi SAW bersabda,
"Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari permulaan surat Al-Kahfı, maka ia dilindungi dari Dajjal." (HR. Muslim)
(inf/inf)
Komentar Terbanyak
Vasektomi Ingin Dijadikan Syarat Bansos, MUI: Haram
Israel Bak 'Neraka' Imbas Dilanda Kebakaran Hutan
Pandangan Ulama soal Vasektomi untuk Syarat Bansos