Ahmad bin Hanbal adalah salah satu tokoh imam besar dalam Islam. Menjelang wafatnya, pendiri Mazhab Hanbali ini diketahui menderita penyakit keras. Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, ia sempat diganggu setan kala menghadapi sakaratul mautnya.
Saat itu bertepatan dengan Rabiul Awal 241 Hijriah atau 855 M. Imam Ahmad sudah menderita sakit yang amat parah yang membuat suhu tubuhnya memanas, napasnya tersengal-sengal, hingga tubuhnya terus melemah.
Shalih bin Ahmad, putranya memberikan kesaksian kondisi ayahnya yang saat itu kurang dari lima puluh hari menjelang ajal. Dikutip dari Rab Man Maata Wahua Yushalli oleh Mahmud bin Abul Malik Al-Zugbi terjemahan Yusni Amru dan Fuad Nawawi. Imam Ahmad bahkan tidak mengeluh kesakitan sekali pun. Raut wajahnya tetap tenang meski berada di puncak kesakitan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, Shalih bin Ahmad bercerita, Imam Ahmad tiba-tiba mengeluarkan beberapa keping uang di selembar sapu tangan yang disimpannya. Sang imam pun berwasiat kepada putranya untuk menginfakkan uang tersebut atas nama dirinya.
Beberapa hari setelahnya, sakaratul maut pun menghampiri Imam Ahmad. Shalih bin Ahmad turut menceritakan kesaksiannya saat sang ayah melalui detik-detik sebelum kematiannya.
Shalih bin Ahmad mengatakan, ayahnya kerap kali mengucapkan, "Tidak akan!" pada saat sakaratul maut. Shalih bin Ahmad maupun Abdullah bin Ahmad--putra kedua Imam Ahmad--heran dan bertanya kepada ayahnya.
"Wahai Ayah, apa maksud dari perkataan yang selalu engkau ucapkan ini?"
Imam Ahmad menjawab, "Wahai anakku, sesungguhnya iblis berdiri di pojok rumah ini. Dia sedang menggigit jarinya seraya berkata, 'Apakah engkau akan terkecoh olehku, wahai Ahmad?' maka, aku berkata demikian."
Setelahnya, Imam Ahmad memberi isyarat pada para ahli warisnya untuk mewudhukan dan membersihkan sela-sela jemarinya. Tak lama seusai Imam Ahmad sempurna diwudhukan oleh kedua putranya, ia pun mengembuskan napas terakhirnya tepat pada Jumat pagi.
Kabar duka itu pun tak lama tersiar cepat. Umat Islam berbondong-bondong melayatnya, bahkan seketika jalanan pun menjadi sempit karena dijejali oleh iring-iringan para pelayat dari berbagai penjuru untuk mengantarkan sang imam besar tersebut.
Berdasarkan cerita wafatnya Imam Ahmad, saat ajal manusia sudah dekat atau saat sakaratul maut pun, manusia tidak lepas dari gangguan setan. Keterangan ini juga ternyata pernah disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya. Setan menggoda manusia pada saat sekarat karena saat itu adalah waktu hajat.
Ibnu Taimiyah dalam Majmu Al Fatawa menyebutkan gangguan setan menjelang ajal tidak berlaku sama bagi tiap orang. Menurutnya bahkan ada yang ditawarkan lebih dari dua agama oleh setan di saat-saat menjelang ajalnya.
Keadaan tersebut termasuk dengan fitnah kehidupan dan kematian. Sebab itu, muslim dianjurkan untuk senantiasa memohon perlindungan Allah SWT dari gangguan setan.
(rah/lus)
Komentar Terbanyak
Sertifikat Halal Akan Ada Masa Berlaku, BPJPH Lakukan Perbaikan Regulasi
Ada Jeda di Ijab Kabul Maxime Bouttier dan Luna Maya, Sah atau Tidak?
30 Jemaah Calon Haji Ilegal Lolos Masuk Arab Saudi