����ֱ��

Abu Hurairah dikenal sebagai salah satu sahabat Rasulullah yang paling banyak meriwayatkan hadits, sosok yang hidupnya penuh dengan ketekunan dalam ilmu dan ibadah.

Namun, di balik kemuliaan dan kedekatannya dengan Nabi, tersimpan kisah perjuangan hidup yang tak banyak diketahui. Sebuah kisah yang menggambarkan betapa beratnya ujian yang pernah ia alami, terutama pada masa-masa awal penyebaran Islam.

Kisah ini bukan sekadar tentang fisik yang diuji, tetapi juga tentang hati yang tetap teguh dalam keimanan. Berikut kisahnya yang dikutip dari buku Kumpulan Kisah Teladan karya Prof. Dr. HM Hasballah Thaib, MA & H. Zamakhsyari Hasballah, Lc, MA, Ph.D.

Dikisahkan, Abu Hurairah pernah mengalami masa-masa yang sangat sulit. Suatu ketika, ia terlihat sedang membersihkan hidungnya dengan sapu tangan yang bersih dan halus. Saat itu, ia terdiam sejenak, lalu mengingat masa lalunya yang penuh penderitaan.

Dahulu, ia pernah terbaring lemah di antara mimbar dan rumah Rasulullah karena menahan lapar yang berkepanjangan. Tubuhnya yang sering tiba-tiba pingsan membuat orang menyangka ia menderita sawan, padahal sebenarnya ia hanya sangat kelaparan hingga tak sanggup lagi berdiri.

Kondisi ini terjadi saat dakwah Islam masih baru tumbuh di Tanah Arab. Sebagai sahabat Rasul, Abu Hurairah menjalani hidup yang jauh dari kemewahan.

Namun, seiring waktu, ketika Islam mulai tersebar luas dan kondisi umat membaik, kehidupan Abu Hurairah pun ikut berubah. Meskipun keadaannya lebih layak dibanding sebelumnya, ia tetap menjaga kesederhanaan dan tidak tergoda oleh kemewahan dunia.

Dalam kesehariannya, Abu Hurairah dikenal sangat tekun beribadah. Ia rajin melaksanakan shalat sunnah dan memperbanyak dzikir dengan bantuan biji-biji kurma yang disimpannya dalam sebuah kantong kecil. Rumahnya pun tak pernah sepi dari suara ibadah.

Kisah hidupnya menjadi cerminan keteguhan iman, bahwa di balik kesusahan yang mendalam, tetap tersimpan ketenangan dan kedekatan kepada Allah yang tidak pernah surut.