·ÉËÙÖ±²¥

Teriakan Dramatis Ibu-Anak Sebelum Hilang Diterjang Banjir di Sukabumi

Teriakan Dramatis Ibu-Anak Sebelum Hilang Diterjang Banjir di Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Jumat, 07 Mar 2025 14:04 WIB
Banjir di Palabuhanratu, Sukabumi.
Banjir di Palabuhanratu, Sukabumi. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar
Sukabumi -

Tangisan Nurul (3) dan teriakan minta tolong dari Santi Alias Zahra (40) menjadi momen memilukan sebelum keduanya hilang sesaat setelah rumah kontrakan yang mereka tempati hancur diterjang banjir di RT 02 RW 22 Kampung Gumelar, Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi pada Kamis (6/3/2025).

Saksi mata Dina (59), yang merupakan tetangga korban, mengaku mendengar jelas suara teriakan minta tolong dari Santi dan tangisan Nurul beberapa saat sebelum rumah mereka roboh.

"Pas banjir datang, air sudah tinggi, seperti ombak di laut. Saya sudah naik ke lantai dua rumah. Tiba-tiba terdengar suara teriakan 'tolong-tolong', saya tahu itu suara Santi. Saya juga dengar suara anaknya nangis. Tapi mau gimana, air sudah tinggi," kata Dina menceritakan momen memilukan itu kepada detikJabar, Jumat (7/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dina menuturkan bahwa sebelum banjir besar datang, dia dan keluarganya sudah membujuk korban untuk mengungsi, tetapi Santi menolak. Hingga akhirnya, air naik begitu cepat dan menyapu rumah-rumah di sekitar sungai.

"Warga ada yang sempat ambil tali tambang buat nolongin. Tapi waktu kembali, rumah kontrakan Santi sudah hancur. Saya dengar suara 'brugg' (dentuman keras), terus keponakan saya teriak-teriak memanggil 'Teteh, Teteh!' Tapi sudah enggak ada suara apa-apa lagi," tutur Dina.

ADVERTISEMENT

Saksi lain, Andi Andriansyah, yang juga sempat berusaha mengevakuasi korban, mengatakan Santi sempat menolak ajakan untuk keluar dari rumah meskipun air mulai naik.

"Awalnya air cuma selutut, sudah dibilangin buat keluar, tapi dia tetap bertahan di dalam dan pintu kontrakannya dikunci," ujar Andi.

Namun, dalam hitungan detik, air tiba-tiba naik hingga setinggi dada. Saat itu, korban mulai berteriak meminta pertolongan, tapi situasi sudah semakin kacau.

"Saat air naik, dia mulai minta tolong. Tapi mau gimana? Kita juga lagi sibuk nyelamatin keluarga masing-masing. Enggak lama, rumahnya hancur dan hilang terbawa arus," ungkap Andi.

Sementara itu sisa-sisa kehancuran yang ditinggalkan banjir bandang masih terlihat jelas di lokasi kuatnya arus Sungai Cipalabuhan yang meluap hebat menerjang rumah-rumah di sekitarnya, menghancurkan bangunan dan menyeret puing-puing hingga berserakan di sepanjang bantaran sungai.

Tampak jelas tumpukan reruntuhan rumah kontrakan korban yang luluh lantak, bercampur dengan kayu, sampah, dan lumpur. Sebuah kasur tergeletak di tanah berlumpur, basah akibat banjir yang menyapu kawasan ini. Di latar belakang, rumah-rumah lain juga mengalami kerusakan, dengan genting yang ambrol dan dinding yang retak akibat derasnya arus.

Sisa bangunan rumah kontrakan korban yang masih berdiri terlihat ringkih, dengan hanya separuh tembok bata merah yang tersisa. Batang pohon besar yang tercerabut dari akarnya tergeletak di antara reruntuhan, menambah bukti betapa kuatnya arus yang melanda kawasan ini. Sementara Sungai Cipalabuhan di sebelahnya masih tampak berarus deras, membawa ranting dan sampah yang tersangkut di tepian.

Diberitakan sebelumnya, banjir bandang akibat meluapnya Sungai Cipalabuhan menghancurkan satu rumah kontrakan di RT 02 RW 22, Kampung Gumelar, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.

Dua penghuni rumah, seorang ibu bernama Santi alias Zahra (40) dan anaknya yang masih berusia 3 tahun, Nurul, dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan.

Koordinator Pos SAR Basarnas Sukabumi, Suryo Adianto, mengungkapkan bahwa informasi awal diperoleh dari pemilik kontrakan yang melaporkan rumahnya hancur diterjang arus deras Sungai Cipalabuhan.

"Di kontrakan tersebut terdapat dua orang, yaitu Ibu Santi dan anaknya Nurul. Informasi dari saksi terakhir, mereka sempat bertahan dengan memegangi jendela kontrakan sebelum akhirnya terseret arus," kata Suryo kepada detikJabar, Jumat (7/3/2025).




(sya/sud)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikInet
detikFinance
detikFood
detikHealth
Sepakbola
detikNews
Sepakbola
detikTravel

Hide Ads